65. I Don't Want This Bad Ending

65.5K 4.3K 540
                                    

[Republish; 10/06/21]

Song recommendation; Let Her Go - Passenger

▶▶▶

ᴇᴠᴇʀʏᴛʜɪɴɢ ʜᴀꜱ ᴀ ʜᴀᴘᴘʏ ᴇɴᴅɪɴɢ. ɪꜰ ɪᴛ'ꜱ ɴᴏᴛ, ᴛʜᴇɴ ɪᴛ ʜᴀꜱɴ'ᴛ ᴇɴᴅ ʏᴇᴛ

▶▶▶

mohon tandai segala typo dan kekhilafan dalam penulisan :"

÷÷÷

"Steve! Awas!" teriak William.

Calista yang juga mengetahui itu segera menyingkirkan tubuh Steven ke samping. Berikutnya, bunyi tembakan terdengar. Peluru itu melesat mengenai tubuh Calista.

"Calista ...," lirih Steven dengan bibir bergetar dan tubuh yang lemas seraya menatap Calista.

Detik berikutnya, tubuh Calista ambruk ke depan. Dengan sigap Steven menangkapnya, membawa tubuh lemas Calista ke pelukannya. Masih dalam keterkejutan, Steven mengangkat sebelah tangannya, ia melihat banyak darah di telapak tangannya itu, darah Calista.

Ini tidak mungkin, kan?

Steven masih syok.

Sedangkan William dengan ekspresi yang kini berubah marah menghampiri Steven dengan langkah lebar. Sorot matanya tajam. Ketika sudah berada di dekat Steven, ia segera mengambil pistol Steven dari pinggang pria itu dan langsung menembakkannya pada Sonya.

Bunyi tembakan terdengar lagi, setelah itu, badan Sonya tersungkur di lantai.

Steven tidak memedulikan apa pun lagi selain keadaan Calista saat ini. Matanya memanas. Badannya bergetar hebat. Selanjutnya, badan Steven menjadi duduk ketika tubuh Calista merosot ke bawah. Masih memeluknya, Steven dengan lirih berucap, "Calista ...." Steven kehabisan kata-kata.

Pelan-pelan, Calista membuka kedua matanya yang mulanya tertutup. Jelaga bening Calista menatap lurus pada Steven yang menunduk kepadanya. Pendar mata Steven tidak seterang biasanya, ada kabut duka di sana---berkaca-kaca.

Satu tangan Steven menahan kepala Calista, tangan satunya lagi menekan pelan pinggang kiri Calista yang terus mengeluarkan darah.

Tangan Calista terulur untuk menyentuh pipi Steven. Tersenyum. "Untung saja bukan dirimu yang tertembak," kata Calista pelan.

Mendengar itu, Steven geleng-geleng cepat. Ia membuka mulut hendak berbicara, namun Calista lebih dulu menambahkan,

"Aku punya permintaan terakhir kepadamu."

"Tidak, Calista. Bukan permintaan terakhir. Kau bebas meminta banyak hal kepadaku setelah ini."

Calista menggelengkan kepalanya lemah. "Aku hanya punya satu permintaan," ucapnya dengan bibir yang memucat.

"Bawa aku ke rumah sakit, Steve," pintanya.

Steven mengangguk cepat, "Pasti. Kau harus segera ditangani---" Steven yang akan menggendong Calista itu terhenti saat perempuan itu geleng-geleng dan menahannya.

𝐂𝐫𝐚𝐳𝐲 𝐋𝐨𝐯𝐞 𝐰𝐢𝐭𝐡 𝐂𝐫𝐚𝐳𝐲 𝐁𝐎𝐒𝐒Where stories live. Discover now