06. My Addict [03/01/21]

168K 11K 381
                                    

EDITED | 03/01/21

mohon tandai typo dalam penulisan :"

÷÷÷

Calista tidak bisa fokus pada pekerjaannya. Steven terus saja memerhatikannya. Pria itu membuat konsentrasinya benar-benar hilang. Yang benar saja, sudah sekitar dua puluh menit dia di ruangan Calista dan terus menatapnya dengan intens.

"Apa kau tidak ada pekerjaan lain sampai-sampai memerhatikanku terus-menerus?"

Steven malah tersenyum.

"Wajah cantikmu sayang untuk tidak kuperhatikan."

"Mulai lagi si mesum ini."

Calista segera menutupi wajahnya dengan tangan kirinya. Membuat Steven berdecak kesal. Apakan Steven salah jika ingin menikmati indahnya ciptaan Tuhan di depannya ini?

Steven segera bangkit dari duduknya dan berjalan menuju kursi tempat Calista bekerja. Disingkirkannya tangan Calista yang menutupi wajah cantiknya, kemudian Steven mencium pipi putih gadis itu.

Calista tersentak kaget mengetahui kelakuan Steven yang tiba-tiba menciumnya. Mungkin untuk Steven ciuman itu hal yang wajar, tapi untuk Calista itu adalah hal yang sedikit sakral.

Calista ingin sekali marah, tapi ini di kantor. Dia harus tetap menjaga sikapnya terhadap bos yang kini telah menjadi kekasihnya ini.

Kekasih? Entahlah. Calista terpaksa mengakuinya sebagai kekasih. Meskipun dia benar-benar membenci pria di sampingnya ini.

"Tolong jaga sikapmu, Sir," ucap Calista menahan kekesalannya.

Steven menaikkan sebelah alisnya bingung.

"Sir? Kenapa kau masih memanggilku seperti itu?"

"Ini di kantor, dan kau sekarang adalah atasanku. Jadi aku harus tetap memanggilmu seperti itu agar tetap sopan."

Steven berdecak.

"Aku tidak suka kau memanggilku seperti itu di mana pun dan kapan pun."

Calista segera menoleh ke arah Steven dengan kening bertaut.

"Panggil namaku saja, atau panggil aku dengan sebutan sayang, babe, cinta, atau apa pun panggilan romantis lainnya."

Nada bicara Steven terdengar memaksa. Tapi Calista tetap tak menghiraukannya, dia akan tetap memanggil Steven dengan sebutan sir atau boss. Bagaimana kalau pegawai lain mendengar? Bisa-bisa dia dibenci oleh seluruh pegawai perusahaan ini karena kecentilan terhadap bosnya sendiri.

Tak lama setelah itu, terdengar ketukan pintu dari luar. Calista gugup, dia khawatir karena Steven masih disini. Bisa-bisa ada yang mencurigai apa hubungan mereka berdua setelah melihat Steven terus bersamanya.

"Kenapa?" tanya Steven ketika melihat wajah cemas Calista.

"Kau takut kalau ada yang mengetahui hubungan kita?"

Calista mengangguk. "Hm."

Steven tersenyum, "Kenapa takut? Justru aku akan segera mengumumkannya."

Mata Calista membulat sempurna setelah mendengar ucapan Steven. Dia gila?

Calista hendak protes, tapi laki-laki itu keburu berjalan menuju pintu dan melihat siapa orang yang barusan mengetuk.

Steven segera membuka pintu. Kemudian dia mengernyitkan dahinya setelah tahu ternyata Nathan yang berada di hadapannya. "Ada apa?"

Nathan masih menatapnya datar. "Kau lupa?"

"Lupa apa?" Steven masih belum mengerti maksud sahabatnya itu.

𝐂𝐫𝐚𝐳𝐲 𝐋𝐨𝐯𝐞 𝐰𝐢𝐭𝐡 𝐂𝐫𝐚𝐳𝐲 𝐁𝐎𝐒𝐒Where stories live. Discover now