40. Let's Make Love Tonight

88.1K 5.1K 101
                                    

"Cantik sekali."

Calista melihat pantulan dirinya sendiri di cermin setelah mendengar pujian dari Sonya—orang yang meriasnya atas perintah Steven. Wajah Calista datar, sama sekali tidak peduli atau senang dengan penampilannya yang kini memang jauh lebih cantik dari biasanya.

Untuk sentuhan terakhir, Sonya menyingkap rambut gelombang Calista ke kiri semua dan ia julurkan ke depan, membuat sisi kanan leher jenjang Calista terekspos.

"Selesai."

Calista terlihat sempurna dengan balutan gaun satin ketat berwarna navy yang memperjelas lekuk tubuh seksinya. Dress ala siluet klasik Hollywood itu tampak seduktif berkat belahan dada rendah serta aksen high-slit (belahan paha tinggi) yang memamerkan kaki jenjangnya.

"Apa aku boleh memakai jaket sebagai luaran?"

Sonya tertawa, lalu menjawab, "Kau akan mendampingi Bos dalam pelantikan ketua baru sindikat mafia, bukan akan mengikuti balap liar. Jadi, tidak boleh. Bos memerintahkan untuk memakai gaun pilihannya ini agar kau tampil menawan pada pertemuan. Kalau memakai jaket sebagai luaran, kau justru akan mempermalukan Bos nantinya."

Jelmaan iblis itu benar-benar sudah gila. Bisa-bisanya Calista dibuat berpenampilan seperti ini, dengan gaun gembel kurang bahan seperti ini.

"Oke," singkat Calista.

Untuk sementara, Calista harus menurut. Dia harus mengikuti permainan Steven dan ikut menghadiri pelantikan tersebut. Hanya itu satu-satunya cara agar dia bisa keluar dari mansion ini. Lalu setelahnya, Calista akan mencari kesempatan untuk bisa lepas dari Steven dan para anak buahnya. Ia akan kabur. Lalu pulang.

÷÷÷

Dengan high heels berwarna navy seperti warna gaunnya, Calista melangkah keluar dari kamar. Matanya langsung menangkap siluet Steven yang tengah menunduk memainkan ponselnya di tengah ruangan.

Semakin mendekat. Calista bisa melihat penampilan Steven dengan lebih jelas. Pria itu mengenakan tuxedo warna hitam dengan dalaman berwarna gelap pula. Tuxedo itu sepaket dengan setelan berupa celana dengan bahan satin yang sama elegannya.

Steven tampak menawan sekaligus misterius dalam waktu yang bersamaan.

"Kenapa harus aku?" tanya Calista saat hanya berjarak dua meter dari tempat Steven berdiri.

Pria itu mendongak, menyimpan ponselnya dan memerhatikan penampilan Calista. Matanya melirik paha Calista yang terekspos sebentar, lalu beralih ke bagian dada gadis itu. Dia tersenyum tipis.

"Pilihanku memang tidak pernah mengecewakan," katanya.

"Kenapa harus aku yang menemanimu?" ulang Calista.

"Karena kau masih kekasihku," jelas Steven.

"Kekasih? Aku tidak ingat pernah menjadi kekasih iblis sepertimu."

"Terserah kau mau berbicara apa. Tapi yang jelas, semua argumenmu tidak berarti bagiku. Yang berhak memutuskan adalah aku, dan kau harus menurut."

Mulut Calista berkedut, sudah gatal ingin meludah tepat di wajah rupawan milik Steven. Namun ia tahan. Untuk saat ini Calista harus patuh.

Steven mendekat dan berdiri di samping Calista, membuka sebelah lengannya, memberi isyarat agar Calista memeluk lengannya tersebut. Berikutnya Calista menurut, lalu keduanya berjalan keluar untuk memasuki Maybach Exelero yang sudah terparkir di pelataran mansion.

÷÷÷

Pelantikan berjalan dengan lancar. Kini secara resmi Steven menjadi pimpinan mereka, meski sebelumnya ada pro dan kontra dari beberapa dari mereka sebab Steven adalah penyebab dari terbunuhnya pimpinan mereka yang dulu. Namun pada akhirnya, Steven dapat dengan mudah menunjukkan bahwa dia pantas—dia layak menjadi penguasa mereka—sehingga beberapa dari mereka yang awalnya kontra pun jadi berbalik setuju.

𝐂𝐫𝐚𝐳𝐲 𝐋𝐨𝐯𝐞 𝐰𝐢𝐭𝐡 𝐂𝐫𝐚𝐳𝐲 𝐁𝐎𝐒𝐒Where stories live. Discover now