56. Are We Married Yet?

83K 4.6K 213
                                    

18+

-

"Kau mengundang William?"

"Eumm, yah."

"Kau tahu kan, kalau aku tidak suka?"

"Karena kau tidak suka, bukan berarti aku ikut tidak suka dan tidak mengundang dia."

"Batalkan. Aku tidak mau melihat wajahnya."

Calista menyipitkan matanya dan mengerutkan kening. Tidak paham dengan jalan pikiran pria yang tengah berdiri sambil menunduk menatapnya ini.

"Tidak bisa," balas Calista enteng seraya mengangkat bahu tidak peduli.

Steven membungkukkan badannya untuk lebih dekat dengan Calista yang sedang duduk dan sibuk pada ponselnya. Kedua tangan pria itu bertumpu pada sofa---berada di sebelah kanan dan kiri tubuh Calista.

"Jangan buat aku mengulangi perintahku, Cale," ujar Steven serius.

Calista mendongak malas. Meletakkan ponselnya lalu mendesah pelan. "Apa yang kau khawatirkan, Steve? tanyanya.

"Kau takut William mengacaukan pernikahan kita lalu membawaku kabur, begitu?" lanjut Calista. "Kau tahu kan, kalau itu sangat tidak mungkin terjadi. Sesuka apa pun William kepadaku, dia tidak mungkin segila itu sampai-sampai menghancurkan pesta kita. William bukan ancaman bagi hubungan kita. Paham? Jadi, berhenti memaksaku untuk melupakan William begitu saja, karena William telah banyak membantuku di masa lalu."

Calista mengangkat jari telunjuknya, "Satu lagi. Aku memang menuruti perintahmu untuk menjaga jarak dengan dia, tapi tidak untuk melupakan dia seolah-olah dia tidak pernah hadir dalam hidupku. William, temanku, oke?"

Steven menjauh sambil mengangkat kedua tangannya ke atas, "Terserah," pungkasnya kemudian berlalu meninggalkan Calista.

Calista terpekur di tempatnya. Menatap punggung lebar Steven yang kini menjauh lalu menghilang. Belum menikah saja mereka berdua sudah sering bertengkar karena pola pikir mereka berdua berseberangan. Bagaimana kalau sudah menikah? Apakah akan ada adu mulut di setiap harinya?

÷÷÷

D-Day.

Wedding Venue, New York, USA | 10.35 AM.

Apa yang lebih mendebarkan selain berjalan di atas karpet merah menuju altar---di mana mempelai pria berdiri dengan tegap menunggu di sana---untuk kemudian sama-sama mengucapkan janji suci di depan ribuan tamu undangan?

Apa yang lebih membuat gugup dari itu?

Sumpah demi apa pun, sekarang ini adalah saat-saat paling mendebarkan sepanjang hidup Calista.

Calista berjalan pelan. Bersama pamannya yang berjalan di sampingnya dengan lengan yang ia peluk. Pamannya menjadi pengganti ayahnya untuk mengantarkannya menuju ke depan. Tubuhnya yang terbalut gaun putih serta riasan wajahnya yang flawless itu membuat semua pasang mata menatapnya. Kagum. Calista terlihat berbeda. Lebih cantik dan dewasa. Auranya memancarkan energi positif yang membuat orang-orang terdekatnya ikut merasa bahagia.

Di tempatnya berdiri, Steven tidak sedetik pun mengalihkan pandangannya dari Calista. Sejak Calista terlihat, pria itu tidak bisa melepas tatapannya, matanya menuju satu titik yang kini juga menjadi perhatian semua orang, yaitu Calista.

"Aku ... gugup," ucap Calista pelan saat sudah berada di dekat Steven.

Kemudian gadis itu berbalik menghadap para hadirin, berdiri persis di samping Steven.

𝐂𝐫𝐚𝐳𝐲 𝐋𝐨𝐯𝐞 𝐰𝐢𝐭𝐡 𝐂𝐫𝐚𝐳𝐲 𝐁𝐎𝐒𝐒Donde viven las historias. Descúbrelo ahora