52. The Boss Punished Me

69.2K 4.5K 301
                                    

kasih tau kalo ada typo yaa

happy reading

÷÷÷

Nathan tidak datang.

Padahal Roxanne sudah menunggunya, menantinya, lama. Dia juga sudah menghubungi Nathan, namun tidak diangkat, sambungan berikutnya teleponnya tidak aktif. Padahal tadi Nathan bilang akan kembali ke sini setelah menyelesaikan pekerjaannya. Tapi mana? Dia tidak juga kunjung datang.

Roxanne beralih untuk menghubungi Calista. Berharap saudarinya itu sedang bersama Nathan sekarang.

"Cale," sapanya setelah panggilannya diangkat oleh Calista.

"Hai. Keadaanmu baik-baik saja, kan?"

"Nathan di mana?" Roxanne membalas dengan pertanyaan.

"Sepertinya masih berada di ruangannya."

"Boleh berikan ponselmu ke dia. Sebentar saja. Kumohon."

Ada jeda sejenak sebelum akhirnya Calista menjawab, "Oke."

Roxanne menunggu dengan perasaan gelisah. Ia menggigit bibir bawahnya resah. Berjalan mondar-mandir. Baru berhenti berjalan saat terdengar suara Calista memanggil nama Nathan.

Mereka terdengar berbincang. Sayangnya Roxanne tidak bisa menangkap dengan jelas pembicaraan mereka berdua.

"Eum, Roxanne. Maaf. Nathan masih menyelesaikan pekerjaannya. Dia belum bisa berbicara denganmu."

"Sebentar saja, Cale, aku mohon." Nada suara Roxanne melemah, memelas supaya Calista kembali berbicara dengan Nathan untuk membujuk pria itu agar mau bicara dengan Roxanne.

"Nath, sebentar saja," kata Calista kepada Nathan di seberang sana.

Beberapa saat kemudian suara Nathan terdengar.

"Maaf---"

"Nath!" seru Roxanne memotong ucapan Nathan.

"Nath, aku tahu kau pasti marah besar, kau kecewa, sedih. Tapi kau menahannya, kan? Kau tidak menunjukkannya kepadaku karena kondisiku, kan? Kau berpura-pura baik-baik saja padahal aslinya tidak. Kenapa seperti itu? Kau mendiamkanku dan menghindariku. Kau juga tidak kunjung datang ke sini. Itu membuatku semakin tidak bisa tenang, Nath, kau tahu?" berondong Roxanne panjang lebar.

"Iya, aku sedih, kecewa, aku juga ingin marah, tapi itu tidak ada gunanya."

Hati Roxanne tersayat mendengar suara Nathan yang melirih, lemah. Ini semua memang salahnya. Dia ceroboh! Sangat ceroboh. Bisa-bisanya ia kecolongan. Bisa-bisanya ia mengandung anak dari lelaki lain. Bodohnya dia.

Menelan saliva, Roxanne menguatkan diri untuk tidak mengeluarkan air matanya lagi. Di satu sisi, ia pantas untuk ditinggalkan oleh Nathan. Namun di sisi lain, Roxanne tidak sanggup berpisah dari Nathan. Tidak! Ditinggalkan oleh Nathan adalah mimpi terburuk sepanjang hidupnya.

"Aku bingung ... hubungan kita akan dibawa ke mana setelah ini?"

"Jangan tinggalkan aku, Nath, kumohon. Aku tidak bisa jauh darimu. Please, jangan punya pikiran untuk berpisah dariku," pinta Roxanne.

Roxanne tahu dia memang egois, sangat. Dia meminta Nathan untuk tetap bersamanya meskipun dia telah menyakiti pria itu.

"Kau mengandung anak dari pria lain, dan kau masih mengharapkan diriku untuk tetap mempertahankanmu?"

"Kalau keberadaan bayi ini membuatmu meninggalkanku, lebih baik aku aborsi saja."

"Jangan gila, Roxanne!" sentak Nathan marah.

𝐂𝐫𝐚𝐳𝐲 𝐋𝐨𝐯𝐞 𝐰𝐢𝐭𝐡 𝐂𝐫𝐚𝐳𝐲 𝐁𝐎𝐒𝐒Where stories live. Discover now