12. Lalice Benedict [03/01/21]

104K 7.9K 111
                                    

EDITED | 03/01/21

÷÷÷

Calista mengepalkan tangannya keras-keras. Rahangnya juga mengeras menahan amarah.

"Berengsek!" Calista tiba-tiba berteriak dan hendak melayangkan pukulannya pada wajah Steven.

Tapi gadis berambut biru pastel itu dengan cepat menahan tangan Calista.

"Siapa dia, Steve?"

Calista meringis kesakitan merasakan cengkraman tangan gadis itu. Tenaganya kuat seperti tenaga pria.

"Lepaskan, Lalice. Dia kekasihku."

Gadis berambut biru pastel yang dipanggil Lalice oleh Steven itu segera melepaskan cengkeramannya.

Dia menatap lekat Calista sambil tersenyum miring.

"Lalu, kenapa kekasihmu ini mau memukulmu?" tanyanya.

Steven malah tertawa.

"Cemburu mungkin?" Steven menatap Calista dengan senyum miring menghiasi wajahnya.

"Tenang, Sayang, jangan cemburu." Steven menghampiri Calista, membalikkan tubuh gadis itu agar membelakanginya kemudian memeluknya dari belakang.

"Siapa bilang aku cemburu?" Calista melepaskan diri dari pelukan Steven. Kemudian memaku pandangannya pada gadis berambut biru pastel di depannya.

Cantik. Rambutnya lurus sebahu dengan poni rata di atas mata. Dengan warna rambut gradasi pirang dan coklat di bagian akar, serta sentuhan highlight warna biru pastel yang sangat lembut di ujungnya.

Namun sayang, penampilannya tidak menggambarkan kalau dia seorang gadis. Gadis yang baru diketahui Calista bernama Lalice itu berpenampilan seperti laki-laki. Dengan jaket hitam tebal dan kaos berwarna senada dengan rambutnya. Lalu sepatu dan kaos kaki hitam serta di kakinya ada jaring-jaring berwarna hitam pula.

Ah, jangan lupakan kuku bercat hitam serta anting salibnya yang berukuran besar. Sangat memperjelas kalau gadis itu tomboy.

Calista tersadar dari pemikirannya ketika Lalice menjentikkan jarinya di depan mata Calista.

"Kenapa melihatku seperti itu? Terpesona melihat kecantikanku?"

"Jangan salah paham dulu, Cale. Dia adalah sepupuku," ucap Steven memberi tahu.

Calista tersentak kaget.

Sepupu? Ah, kenapa dia tidak berpikir sejauh itu?

Dia merutuki kebodohannya yang langsung beranggapan bahwa Lalice adalah wanita atau pacar Steven yang lain. Tanpa berpikir kalau Lalice adalah saudara jauh Steven atau teman pria ini. Bodoh.

Calista menggigit bibir bawahnya, "Maaf, aku tidak berpikir sejauh itu. Kukira Lalice ini adalah pacarmu yang lain."

Steven dan Lalice meledakkan tawa mereka. Apa mereka terlalu intim untuk dikatakan saudara? Apakah saudara juga tidak boleh berpelukan? Ah, benar-benar pikiran yang sempit.

"Kenapa kalian tertawa selepas itu?" tanya Jessica sambil meletakkan beberapa minuman dan kue di atas meja.

"Ibu, apa kami berdua tidak terlihat seperti saudara?"

Jessica mengernyitkan dahinya ketika mendengar pertanyaan Steven.

"Maksudmu?"

Lalice melipat kedua tangannya di depan dada. "Begini, Bi, kekasih Steven ini mengira kalau aku adalah selingkuhan Steven."

"Bu-bukan begitu." Calista mengelak dan menggelengkan kepala.

Jessica tersenyum, lalu dielusnya rambut Calista dengan lembut. Calista menatap wajah ibu Steven yabg memiliki garis wajah lembut, berapa lama dia tidak diperlakukan seperti ini oleh sosok ibu?

𝐂𝐫𝐚𝐳𝐲 𝐋𝐨𝐯𝐞 𝐰𝐢𝐭𝐡 𝐂𝐫𝐚𝐳𝐲 𝐁𝐎𝐒𝐒Where stories live. Discover now