51. Crazy Possessive Boss

Depuis le début
                                    

"Kenapa, El ...?" lirih Roxanne, menatap kosong ke depan dengan mata yang penuh genangan cairan bening.

"Kenapa kau melakukan itu?" lanjutnya pelan. Suaranya hilang saking tidak percayanya.

"Aku salah, Anne. Tapi, aku masih menyukaimu. Aku ingin kau kembali jadi milikku."

"Dengan cara meniduriku? Dengan cara membuatku hamil anakmu?!"

"Aku memang pria yang berengsek."

"Iya, kau berengsek!" seru Roxanne dengan air mata yang berjatuhan.

Tangannya bergerak untuk memukul-mukul dada Gabriel, memukulnya kencang dan berkali-kali, lalu lanjut berteriak, "Kau bajingan! Biadab!"

Lelaki berkulit tan itu diam saja mendapatkan pukulan dari Roxanne. Dan baru bereaksi ketika Roxanne sesenggukan dengan badan merosot ke bawah, Gabriel menahan pundaknya.

"Kau berhasil menghancurkanku," kata Roxanne dengan masih sesenggukan.

"Maaf."

Gabriel membawa tubuh Roxanne ke dalam dekapannya, menahan agar tidak jatuh ke lantai.

"Aku mencintai Nathan, sangat. Aku mendambakan bisa menikah dengan dia. Tapi ..., tapi dalam sekejap kau menghancurkannya."

"Maaf, Anne."

"Sekarang aku harus bagaimana?" tanya Roxanne.

"Kalau Nathan meninggalkanku, bagaimana?"

"Ada aku," balas Gabriel pelan, berniat menenangkan.

"Aku ingin Nathan .... Aku hanya menginginkan dia."

Roxanne melepaskan paksa dirinya dari dekapan Gabriel. Menunduk sambil memegangi perutnya.

"Aku akan melakukan apa pun agar Nathan tidak meninggalkanku," katanya seraya meremas luarannya yang menutupi perutnya.

"Kalau perlu, aku akan menggugurkan janin ini agar Nathan tidak menjauhiku."

"Kau gila, Anne?"

Dengan tatapan tajam dan kosong Roxanne menjawab, "Aku tidak peduli."

÷÷÷

Nathan berjalan gontai memasuki ruang kerjanya dengan pikiran melayang, tatapannya kosong. Gemuruh di dadanya belum juga hilang. Hatinya tidak bisa didefinisikan bagaimana rasanya. Intinya, hari ini adalah hari yang buruk, sangat buruk.

Calista yang kebetulan lewat dan tak sengaja melihat Nathan yang memasang wajah sedih itu berbelok dan menuju ruangan Nathan.

Saat masuk, dia sedikit terkejut melihat Nathan yang duduk di bawah sambil bersandar pada dinding dengan kepala mendongak dan memejam. Terlihat sekali bahwa pria itu sedang frustasi.

Apa karena belum kunjung mendapatkan donor jantung untuk Roxanne?

Mendekat, Calista bertanya, "Kau baik-baik saja kan, Nath?"

Nathan membuka matanya yang kini memerah, sedikit berair. Pria itu ingin menangis namun tidak bisa.

"Aku tidak tahu apa salahku sehingga aku dihukum seperti ini," balas Nathan rendah.

Calista mengembuskan napasnya berat. Bukan Nathan sendiri yang sedih, tapi dirinya juga. Namun terlarut dalam kesedihan untuk waktu yang lama juga tidak baik. Tidak ada gunanya.

Daripada turut bersedih bersama, Calista memilih untuk menghibur. "Aku pahan kesedihanmu. Tapi berlama-lama tenggelam dalam rasa sedih tidak akan menyelesaikan masalah. Roxanne pasti akan segera mendapatkan donor, secepatnya."

𝐂𝐫𝐚𝐳𝐲 𝐋𝐨𝐯𝐞 𝐰𝐢𝐭𝐡 𝐂𝐫𝐚𝐳𝐲 𝐁𝐎𝐒𝐒Où les histoires vivent. Découvrez maintenant