27. It's Okay If You're Not Okay

Start from the beginning
                                    

"Ck, jangan drama. Anak-anak TK depan sana juga tahu kau salah apa," sahut Stepahanie, merasa geregetan dengan lelaki itu yang tidak paham juga kesalahan apa yang sudah dia perbuat.

"Andai kau bukan teman Calista, sudah kusumpal mulut cerewetmu itu dengan ujung sepatuku," kesal Steven karena Stephanie memancing emosinya sedari tadi.

Detik berikutnya, Calista membalikkan tubuhnya menghadap pada Steven. Raut wajah Steven seketika berubah terkejut saat melihat kondisi Calista yang sedang tidak baik-baik saja.

"Kau bertemu dengannya lagi kan, Steve?"

"Siapa?"

"Perempuan yang mirip dengan Anna."

"Maksudmu, Sonya?"

"Iya. Kau sengaja menemuinya, kan?"

"Iya, aku tadi menemuinya."

"Kenapa? Ada hal penting apa sampai kau harus menemui dia?" Sorot mata Calista sangat tidak bersahabat.

"Jadi, kau tidak bisa dihubungi dan menangis seperti ini hanya karena aku menemui Sonya?"

Hanya bertemu kata Steven? Lalu apa-apaan pelukan dan perlakuan manis Steven terhadap Sonya di restoran tadi? Apa-apaan itu semua? Calista jadi merasa menyesal kenapa tadi dia tidak berlari ke dapur restoran dan mencampur makanan Steven dengan racun serangga supaya Steven koma beberapa bulan.

"Apakah harus berpelukan? Apakah harus bermesraan juga? Dan, apakah kau harus memperlakukan Sonya dengan manis seperti tadi?"

"Jangan salah paham, Cale. Aku dan Sonya hanya teman."

"Teman ranjang?" sahut Stephanie.

Steven berdecak dan memejamkan mata. Sungguh, kalau Stephanie bukan sahabat Calista, sudah sejak tadi Steven meminta anak buahnya untuk mengangkut Stephanie dan membuangnya ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir).

"Diam atau mulutmu benar-benar kusumpal," ancam Steven serius. Melirik ke arah Stephanie dengan sorot mata yang super tajam.

Stephanie memilih diam. Sedikit takut karena aura Steven benar-benar mengerikan. Dia kini memandang Calista yang balik memandangnya. Calista memberi isyarat kepada Stephanie untuk keluar, meninggalkan mereka berdua di dalam kamar.

Stephanie menurut dan segera meninggalkan mereka berdua, tak lupa menutup pintu yang sedari tadi terbuka setelah kedatangan Steven.

"Cale, percaya padaku. Aku dan Sonya hanya sebatas teman, tidak lebih. Tidak seperti apa yang kau lihat dan kau pikirkan."

"Aku ... cuma takut," gumam Calista sambil membuang wajah.

Melihat itu, Steven jadi memajukan tubuhnya agar semakin dekat dengan Calista. Diraihnya dagu Calista agar menoleh dan mendongak menatap dirinya. Lalu Steven mengusap lembut pipi Calista yang lembab bekas air mata menggunakan jempolnya.

Steven tersenyum tipis. Pandangannya meneduh. "Jangan takut, Cale. Aku hanya milikmu. Selamanya akan tetap jadi milikmu."

Calista menyingkirkan tangan Steven dan membuang muka lagi. "Entahlah, kata-kata yang keluar dari mulut busukmu masih sulit untuk dipercaya."

"Apakah aku pernah bohong padamu, Cale?"

"Sering."

"Oke, maaf. Tapi kali ini aku tidak bohong. Aku dan Sonya hanya sekadar teman biasa."

Teman biasa apanya yang sampai berpelukan dan bermesraan seperti itu?

Calista membaringkan tubuhnya di atas kasur dan menarik selimut untuk menutupi seluruh tubuhnya. Mengabaikan Steven.

𝐂𝐫𝐚𝐳𝐲 𝐋𝐨𝐯𝐞 𝐰𝐢𝐭𝐡 𝐂𝐫𝐚𝐳𝐲 𝐁𝐎𝐒𝐒Where stories live. Discover now