Chapter 44 : Make A Baby?

25.6K 1.5K 378
                                    

WARNING!!! Ranjau alias Typoo(s) bertebaran dimana-mana.

.
All Bangtan's member © Bighit Ent.
.

Chain In the Dark © @hankook-ie.

Hankook-ie's story, start.
Enjoy it :)
.
.
.
.
.
.
--※※※--
.

Chapter 44 : Make A Baby?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Chapter 44 : Make A Baby?

Matahari sudah semakin naik. Namun sepertinya sinar hari ini tidak akan menyengat. Ada gumpalan-gumpalan pekat awan yang menggantung menutupi sinarnya. Angin kencang mulai terasa seiring cepatnya awan membentuk koloni besar di atas sana.

Hujan lagi ...

Yah, itulah yang tengah dipikirkan seorang pria yang tengah bergumul dengan selimut sembari memeluk tubuh wanita di sampingnya. Udara di luar dingin, dan suhu di kamar mereka juga rendah. Dengan berat hati Jimin melepaskan pelukannya dari tubuh Jiyeon, bangkit dan mengambil remote pendingin ruangan. Jimin menurunkan suhunya, kemudian meletakkan remote tersebut di samping bantal-- jaga-jaga jika dia membutuhkannya lagi.

Pergerakannya membuat gadis yang tengah tidur itu membuka matanya. Sedikit merah dan sembab. Masih ada anak rambut yang menempel pada wajahnya. Berantakan-- sekaligus seksi di saat yang bersamaan. 

Jimin tersenyum, ia bergegas berbaring dan kembali menenggelamkan Jiyeon ke dalam pelukannya. Telapak tangan itu menepuk-nepuk punggung telanjang Jiyeon. 

"Stt, tidurlah. Maaf mengganggu," bisik Jimin rendah. Dikecupnya bahu Jiyeon dengan gemas, kemudian menggesekkan hidungnya pada berpotongan leher Jiyeon.

Jiyeon merengut sebal, "Aku tidak bisa tidur nyenyak ...," keluhnya.

"Kenapa?"

"Tidak mengantuk ... ini masih pagi dan semalam aku tidur 8 jam."

Jimin tertawa kecil, ia mengecup bibir Jiyeon dengan gemas. "Lalu kenapa kau menutup matamu, hm? Setengah jam lebih kau tidur tanpa bergerak, dan sekarang kau bilang tidak mengantuk?"

"Itu karena aku lelah!" sahut wanita itu cepat. Bibirnya dimajukan. Sebal sekali dengan perkataan Jimin. "Ish, menyebalkan."

Tak tahan dengan gemas yang melandanya, Jimin mengeratkan pelukan. Tangannya mencengkram pipi bokong Jiyeon dengan gemas. Kemudian menepuknya pelan. 

"NGG! Sudah! Ih!" 

"Iya-iya. Maaf, habis kau terlalu menggemaskan." Jimin tersenyum. Kemudian mengecup pipi Jiyeon.

Sungguh, sejak tadi Jimin tak berhenti menghujam Jiyeon dengan kecupan. Tak kenal tempat, bahu, bibir, leher, pipi, semua dikecupnya. 

Setelahnya, mereka berdua saling diam. Jiyeon masih lemas. Seks membuat tenaganya hilang entah kemana. Dengan nafsu Jimin yang menyamai kucing musim kawin, dan fakta bahwa pria itu sering olahraga, jelas Jiyeon yang lebih memilih memelihara lemak dari pada otot itu kalah saing.

Chain In The Dark .BTSWhere stories live. Discover now