Chapter 9 : Shopping

17.2K 1.8K 95
                                    

WARNING!!! Ranjau alias Typoo(s) bertebaran dimana-mana.

.
All Bangtan's member © Bighit Ent.
.
Chain In the Dark © @hankook-ie
.

Hankook-ie's story, start.
Enjoy it :)
.
.
.
Ga ku edit, maapkan typo(s) nya.

.
.
--※※※--
.

Chapter 9 : Shopping.

Hoseok menggerutu setelah menerima panggilan dari partner kerjanya, Park Sejin. Kantung matanya masih kelihatan jelas. Dia masih memerlukan waktu panjang untuk tidur. Kasus terakhirnya benar-benar menyita waktu tidurnya. Pengintaian berhari-hari, tidak tidur, menyamar menjadi ini dan itu. Oh, mungkin ini saatnya dia pensiun dari dunia detektif dan menuruti ayah dan ibunya untuk menjadi notaris saja.

Tapi ... dia perlu sekolah lagi untuk menjadi notaris. Hanya berbekal gelar Sarjana Hukum saja tidak cukup.

Hoseok menatap langit-langit, memikirkan beberapa pemikiran yang membentuk simpul-simpul rumit di kepalanya. Berkali-kali, Hoseok menghela nafas dan memejamkan mata. Tidak berniat kembali tidur, dia hanya ... terlalu lelah. Lelah dalam banyak hal. Lelah dengan pekerjaan yang disukainya mesti terkadang dia harus mengorbankan banyak hal.

Hoseok itu agen handal. Penyamaran, pengintaian, bela diri, baku tembak, dan segala aktivitas militer lain. Hoseok menyukai itu semua. Tapi yang dikorbankannya untuk ini juga tidak sedikit. Mulai dari hal sederhana seperti waktu tidurnya, sampai ke hal besar ... yang disesalkan Hoseok disetiap waktu tidurnya. Singkat kata, Hoseok tidak pernah tidur nyenyak. Setidaknya semenjak saat itu.

Dalam tidurnya, Hoseok tidak pernah lepas dari rasa bersalah. Dia sangat menyesal. Seandainya waktu dapat diputar kembali, Hoseok berjanji akan memilih pilihan lain. Yah, tapi itu hanya perandaian. Waktu tidak akan pernah bisa kembali.

Setelah menghabiskan beberapa menit untuk merenungkan nasib buruknya, Hoseok bangkit dan bersiap menuju tempat yang dia dan Sejin sepakati.

Tidak sampai satu jam, Hoseok dengan pakaian santai masuk ke dalam Cafè, melihat-lihat sekeliling dan menemukan Sejin melambai kepadanya di sudut ruangan.

Astaga. Kenapa dia memilih meja di paling ujung saat pengunjungnya ramai seperti ini?

Hoseok malas berjalan di tengah keramaian. Dia terbiasa mengendap-endap memata-matai sesuatu.

Laki-laki bertubuh atletis itu melangkahkan kakinya dengan langkah berat. Mengantuk dan kesal. Itu perpaduan yang sempurna kan?

Brakk

Perpaduan sempurna untuk menaikkan persentase kesalahan tak disengaja.

Hoseok melihat objek yang ditabraknya sedang mengaduh kesakitan di atas permukaan lantai. Jiwa laki-laki Hoseok tercoreng. Dia menabrak seorang gadis imut yang usianya sekitar dua puluh dua (menurut Hoseok). Laki-laki macam apa yang menyakiti seorang perempuan? Haha, Hoseok terkekeh ambigu dengan pemikirannya sendiri. Lelaki macam apa, huh? Iya... Lelaki macam apa Jung Hoseok ini?

"Maafkan saya. Anda terluka, nona?" Hoseok dengan rasa bersalah dan raut wajah khawatir mengulurkan tangannya, henak membantu sang gadis. Hoseok jelas bersalah, maka dari itu Hoseok meminta maaf.

Sang gadis menyambut uluran tangan Hoseok dengan cepat, bangkit dengan wajah menahan sakit sambil menggeleng dan mengatakan, "Ah, iya. Saya tidak apa-apa."

Bukannya menatap Hoseok dengan pandangan jengkel atau sebagainya, gadis tersebut malah melemparkan matanya ke arah atu meja yang terisi kurang dari satu menit lalu (Hoseok tahu karena perkerjaannya mengharuskan Hoseok mengamati secara deteil tempat yang didatanginya). 

Chain In The Dark .BTSOù les histoires vivent. Découvrez maintenant