Chapter 43 : Name Card.

16.2K 1.5K 462
                                    

WARNING!!! Ranjau alias Typoo(s) bertebaran dimana-mana.

.
All Bangtan's member © Bighit Ent.
.
Chain In the Dark © @hankook-ie
.

Hankook-ie's story, start.
Enjoy it :)
.
.
.
.
.
.
--※※※--
.

Chapter 43 : Name Card

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Chapter 43 : Name Card.

Kalau saja membunuh orang itu dilegalkan, sudah dipastikan Taehyung hanya tinggal jasad sekarang. Namun sayang membunuh itu dilarang baik dalam agama maupun dalam kehidupan sosial. Itu tindak kriminal yang cukup berat. Hanya orang jahat yang akan melakukannya. Karena Jimin bukan orang jahat, jadi yah ... Kim Taehyung masih hidup sampai detik ini.

Kim Taehyung masih sehat dan bugar. Buktinya dia masih bisa berjalan mondar mandir di depan pintu cottage yang tertutup rapat sembari menggigit kuku jarinya. Tidak dipedulikan wajahnya yang nyeri dengan sudut bibir sobek dan sedikit lebam akibat bogeman penuh cinta dari Jimin sebelum pria itu memaki-maki dirinya.

Kasihan. Berniat mendapat keponakan, malah mendapat tinju menyakitkan.

"Sepertinya label sahabat baik yang selama ini kau sandang akan dicopot, Tae." Namjoon berkomentar setelah menelisik raut khawatir yang ditampillkan Taehyung dalam lima belas menit terakhir.

Taehyung berdecak sebal. "Hyung! Jangan seperti itu. Tidak lihat apa aku mau mati berdiri? Astaga Jimin bodoh. Sudah kubilang jangan, tetap saja diminum." Taehyung mengusap wajahnya dengan kasar.

Orang-orang yang bersama Taehyung di teras cottage Jimin hanya menggelengkan kepalanya. 

Ini sudah dua puluh menit sejak Jimin menegak jus terong belanda plus-plus yang Taehyung buat. Korban salah sasaran itu sempat menonjok Taehyung dan mengumpat kesal. Ketika ia merasakan tubuhnya mulai aneh, Jimin pun memutuskan mengurung diri di cottage dan meminta siapapun untuk tidak mengganggunya.

Duh, Taehyung jadi merasa bersalah kan.

"Yang bodoh itu kau, bukan Jimin." Yoongi menguap malas. "Lagi pula untuk apa kau menaruh perangsang ke dalam jus."

"Tentu saja untuk Jungkook! Dia terus-terusan menahan diri. Ya sudah, kuberi obat penunjang saja. Biar tak tahan pada Eunha dan membuatkan aku keponakan." 

"Bajingan." Jungkook menyumpah. Untung saja salah sasaran. Jadi dia tidak terlihat menyedihkan.

Astaga. Jungkook tidak bisa membayangkan kalau sampai dia menelan jus laknat itu. Mungkin sekarang dia sudah membuat Eunha menangis dan bergerak liar seperti binatang. Gila saja, tanpa perangsang nafsu Jungkook sudah meledak-ledak, apalagi kalau sudah terkena perangsang? Mati lemas Eunha dibuatnya.

"Memangnya kau beri berapa banyak, Tae?" Namjoon bertanya. "Kalau sedikit tidak apa-apa. Mungkin dalam 10-15 menit lagi Jimin akan baik-baik saja. Setahuku efeknya tidak lama. Hanya untuk memanasi di bagian awal."

Chain In The Dark .BTSWhere stories live. Discover now