Chapter 30 : That Feels.

16.3K 1.8K 338
                                    

WARNING!!! Ranjau alias Typoo(s) bertebaran dimana-mana.

All Bangtan's member © Bighit Ent.
.
Chain In the Dark © @hankook-ie.
.
Hankook-ie's story, start.
.

Enjoy it :)
.

.

-※※※-
.
.
Hai
Aku double update. Check dulu chap 29. Jangan lupa vote.

Chapter 30 : That Feels.

Ikatan takdir terus memainkan kehidupan dari para hamba Tuhan. Bagaimana takdir mengatur setiap pertemuan, perpisahan, dan perasaan dari setiap insan di alam semesta.

Takdir sering kali menyakitkan. Sering kali meremukkan. Tapi tak sedikit juga merasa senang akan aliran takdir yang mengombang-ambingkan perasaan.

Raut wajah terkejut tak bisa disembunyikan Minjin ketika Jiwoo memberi tahu siapa dirinya.

Tak pernah disangka oleh Minjin, bahwa wanita hangat yang memperlakukannya dengan baik dalam kurun waktu setengah jam semenjak mereka pertama kali bertatap muka adalah kakak dari Hoseok.

Memang, jika diamati mereka sangat mirip. Karakternya juga tak jauh berbeda. Kakak beradik ini seperti sudah ditakdirkan untuk membuat orang di sekitarnya tertawa.

Pada awalnya, Jiwoo dan Minjin membicarakan Junghyun, berlanjut ke curhatan Minjin terhadap pekerjaannya. Hingga pada akhirnya Jiwoo diam selama beberapa saat dan mengakui semuanya. Mengakui bahwa dia adalah kakak dari Jung Hoseok.

Jujur, Minjin tak tahu harus bersikap bagaimana. Nyaman yang ia rasakan tadi menguar entah kemana. Gadis itu memainkan tangannya, gugup dengan respon yang harus ia beri.

"Aku tahu kalau aku tidak berhak ikut campur dalam hubungan kalian," ujar Jiwoo setelah sekian lama terdiam. "Tapi, tidak bisakah kau memberikan kesempatan kedua untuk Hoseokie?"

Jiwoo menggenggam tangan Minjin, membuat gadis tersebut kian menunduk. "Uri Hoseokie, tidak sejahat itu. Dia tidak berniat membohongimu. Maksudku, walau kalian bertemu karena kebohongannya, tapi perasaannya tidak begitu. Hoseokie benar-benar mencintaimu, Minjin-ah"

Minjin menggigit bibirnya. Lama menunduk, akhirnya Minjin mendongak, menatap lurus ke arah Jiwoo yang juga menatapnya penuh harap.

Memberi kesempatan kedua pada Hoseok?

Minjin juga mau. Dia juga ingin melakukannya.

Tapi semua tidak bisa terjadi semudah itu.

Minjin kecewa. Bukan hanya pada kebohongan Hoseok, tapi juga pada ketidakhadiran pria itu kala Minjin membuka matanya.

Kemana Hoseok pergi setahun lalu? Kenapa pria itu menghilang? Batang hidung Hoseok tak tampak barang sedetikpun. Meninggalkan Minjin dalam kekecewaan yang mendalam.

Sekarang pria itu kembali. Seenaknya saja meminta maaf tanpa niat memberi penjelasan. Meminta kesempatan tanpa meluruskan hal yang membuatnya penasaran.

"Aku ingin," balas Minjin lirih, tapi sukses membuat pupil mata Jiwoo melebar tanda penasaran dengan kelanjutan kalimatnya. "Tapi sebelum itu, aku butuh penjelasan."

"Penjelasan apa maksudmu?"

Minjin menyeka air mata yang mengalir di pipinya. Membuka luka lama adalah hal yang sulit. Hatinya bagai di remas sekarang. "Kenapa dia menghilang disaat aku butuh penjelasan? Aku terus menerus berusaha meyakini diriku sendiri bahwa Hoseok mempermainkanku. Mendekati aku agar kasus yang ia selidiki dapat berjalan mulus dan saat semua itu selesai, dia pergi." Minjin kembali menggantungkan kalimatnya. Gadis itu menarik napas panjang. "Tapi... hatiku terus berkata bahwa yang aku yakini itu tidaklah benar. Aku tidak bisa menipu diriku sendiri. Maka dari itu aku butuh penjelasan langsung dari mulutnya, tapi dia tidak pernah muncul," lanjutnya dengan suara bergetar.

Chain In The Dark .BTSМесто, где живут истории. Откройте их для себя