[COMPLETE, CHAPTERED]
.
.
.
SUMMARY :
Kim Eunha, 22 tahun. Seorang gadis terbelenggu di dalam kegelapan yang merengut memorinya. Dia kehilangan ingatan tentang dua belas tahun terakhir hidupnya.
Jeon Jungkook, 25 tahun. Terjebak dalam cinta sepiha...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Chapter 61 : Step Two.
Pagi-pagi, Jungkook melihat Eunha sudah rapi dengan pakaiannya. Atasan biru gelap dan rok selutut motif bunga-bunga. Dipadupandankan dengan flat shoes silver keluaran terbaru yang baru sampai kemarin siang.
"Mau pergi?" tanya Jungkook yang tengah mengancingkan kemejanya. Baru menyadari kalau Eunha rapi sekali setelah tadi sibuk dengan berkas yang baru Jimin kirimkan di ruang kerja. Hari ini Jungkook terlambat bangun, jadi ke kantor satu setengah jam lebih lama dari jadwal.
"Oh? Ya, aku harus ke studio. Kau tahu ini sudah sangat dekat dengan hari H," kata Eunha sambil memasang anting ke telinganya.
Saat sudah selesai, Eunha berbalik dan mengambil dasi Jungkook. Dia memakaikan dasi di leher Jungkook dengan telaten, seperti di hari-hari sebelumnya.
Jungkook melingkarkan tangannya di pinggang Eunha. "Bukannya semua gaun rancanganmu sudah selesai, ya?"
"Aku juga perlu mengontrol finishing-nya, Tuan Suami. Aku tidak lama kok. Hanya sampai jam makan siang." Eunha mengecup pipi Jungkook setelah simpulan pada dasinya selesai dengan sempurna.
Jungkook menarik pinggang Eunha dan merengkuh tubuh mungil istrinya erat-erat. Wajah pria itu disembunyikan pada ceruk leher Eunha, mengusak dan mengendus bagian itu dalam-dalam. "Mau ku antar?"
Eunha tersenyum dan menggeleng, "Aku bawa mobil saja. Biar nanti pulangnya tidak repot."
"Kan bisa kujemput," balas Jungkook yang masih betah dengan posisi berpelukan ini.
"Kau masih harus bekerja. Beberapa hari ini kau sering bolos. Kasihan kan Jimin Oppa dan Jiyeon Eonni. Mereka juga masih harus mempersiapkan pernikahan mereka. Pengertianlah sedikit."
"Bagus dong kalau mereka lembur, jadi ada uang tambahan untuk persiapan pernikahan."
"Astaga." Eunha mencubit gemas perut Jungkook, membuat pria itu meringis dan melepaskan pelukannya. "pikiranmu itu perlu diperbaiki. Kalau begitu terus-terusan kau bisa bangkrut, Jeon Jungkook."
Sudut bibir Jungkook tertarik ke atas. "Jas ku, please?"
"Okey, tunggu sebentar." Eunha berjalan ke dalam ruang ganti mereka. Memilih jas yang cocok dengan celana Jungkook yang dia pilihkan tadi.
Jungkook memasang jam tangan yang sudah Eunha letakkan di atas nakas, tepat disamping ponsel mereka berdua diletakkan. Saat Jungkook akan mengambil ponselnya, satu notifikasi muncul di layar ponsel Eunha.
