[COMPLETE, CHAPTERED]
.
.
.
SUMMARY :
Kim Eunha, 22 tahun. Seorang gadis terbelenggu di dalam kegelapan yang merengut memorinya. Dia kehilangan ingatan tentang dua belas tahun terakhir hidupnya.
Jeon Jungkook, 25 tahun. Terjebak dalam cinta sepiha...
"Sekarang bersiaplah." Jungkook merapikan peralatan pangkasnya, dia akan meminta pelayan menanam rambbut Eunha nanti.
Eunha mengernyit tak setuju, "Aku rasa kita tidak perlu ke salon lagi. Rambutku sudah cukup rapi," tolaknya dengan lembut.
"Begitukah?" Jungkook tersenyum senang. Ia merasa dipuji secara tak langsung. "Meskipun begitu, kau tetap harus bersiap. Kita akan mengunjungi makam Taehee nuna. Aku akan mengadukan pada nuna kalau kau bertingkah buruk, jadi kau harus ikut untuk mengajukan pembelaan," jawab Jungkook santai dengan senyum di wajahnya.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Chapter37 : Plan.
Sena tidak yakin pada dirinya sendiri ketika ia pergi bersama Yoongi ke sebuah butik ternama di Seoul. Butik yang memproduksi baju pengantin secara khusus, tentu saja. Berbekal Design baju dari Eunha yang memang dirancang khusus untuk Sena sejak mereka masih kuliah, disinilah Sena dan Yoongi berdiri.
Mereka berdua sedang berupaya merealisasikan gambar yang diukir sepenuh hati oleh istri Jeon Jungkook sebagai hadiah ulang tahun Sena, menjadi sebuah gaun nyata yang dapat dikenakan pada saat hari sakral itu tiba. Yah, setidaknya Yoongi dan keluarganya masih berbaik hati untuk setuju melangsungkan pernikahan seperti yang Sena kehendaki.
Persis selayaknya apa yang Yoongi perkirakan, orang tuanya langsung menyetujui ketika Yoongi berkata akan menikahi Sena. Bahkan, ibu Yoongi terlihat sangat antusias dengan pernikahan yang buru-buru ini. Beliau tak henti-hentinya mengucapkan puja-puji pada Tuhan karena telah bermurah hati membuat Yoongi ingin melangsungkan pernikahan.
Sesuatu yang sangat tidak disangka-sangka oleh Nyonya Min. Bahkan dia telah menyerah untuk berusaha menjodohkan Yoongi sejak tiga tahun lalu. Kasihan gadis-gadis pilihannya menangis segukan karena dua patah kalimat dari Yoongi di kali pertama mereka bertemu.
"Jika kau mengharapkan aku setuju, berhentilah bermimpi. Lebih baik kau pulang dan menyusu pada ibumu."
Lidah Yoongi dan pisau silet itu tak jauh berbeda. Sama-sama tajam.
Kembali ke topik, Yoongi dengah duduk di sofa dan Sena menatapnya ragu-ragu. Masa iya Yoongi menunggu disini? Ketahuilah pembahasan wanita soal gaun pengantin itu akan berlangsung sangat lama.
