16. Monster [03/01/21]

Start from the beginning
                                    

Menyebalkan memang, tapi Stephanie juga tidak bisa melarang Calista menyukai sesuatu.

"Oke, terserah." Stephanie segera berbaring dan menyelimuti tubuhnya.

"Hahah, selamat malam, Steph," Calista berkata pada Stephanie sebelum akhirnya dia ikut terlelap.

÷÷÷

"Nath, kau tidak sibuk kan, malam ini?" Lalice menghampiri Nathan yang duduk di ruang tamu Steven. "Bisa temani aku makan di luar?"

Nathan hanya melihat ke arah Lalice sekilas, kemudian dia kembali diam.

Lalice berdecak kesal, apa yang sedang dipikirkan Nathan? Tidak biasanya pria itu mengabaikannya.

"Ada masalah, ya?" Lalice mendudukkan dirinya di samping Nathan. "Kau bisa menceritakan masalahmu kepadaku, apa pun."

Seperti biasa, Lalice yang sangat mencintai Nathan itu tidak bisa tinggal diam melihat Nathan sedang dalam masalah. Apa pun akan ia lakukan demi pria itu.

Meski Lalice belum tahu bagaimana perasaan Nathan terhadapnya, tapi dia yakin, pria itu pasti juga mencintainya. Mengingat dulu Nathan sering menjemputnya pulang sekolah. Lalu sering mengajaknya makan berdua. Dia yakin kalau Nathan juga menaruh hati kepadanya.

"Tidak ada, aku hanya lelah. Kau bisa pergi sendiri, kan?"

Lalice mengangguk pelan.

"Ingin kubelikan sesuatu?"

Nathan menggeleng, "Tidak perlu."

Kemudian Lalice segera keluar meninggalkan Nathan yang terlihat memijit pelipisnya.

Malam ini Nathan sengaja menginap di rumah Steven. Untuk membahas tentang pria bajingan yang menghancurkan mereka berdua. Meski Nathan belum yakin akan membalaskan dendamnya, mengingat pria itu adalah ayah Roxanne. Tapi dia juga tidak bisa melupakan dendamnya begitu saja dan membiarkan pria berengsek itu tertawa di atas penderitaannya.

"Jangan ada keraguan, Nath, balaskan dendammu, secepatnya." Steven datang lalu duduk di samping Nathan dengan ekspresi serius.

"Lagipula, Roxanne bukanlah anak kandung tuan Sam," imbuhnya.

Nathan segera menolehkan kepala pada Steven, tidak percaya pada apa yang barusan ia dengar.

"Kau mungkin tidak percaya, tapi kekasihmu sendiri yang memberitahuku."

"Roxanne? Bagaimana bisa?"

"Sepulang kerja aku menemuinya, mengorek sedikit informasi mengenai tuan Sam. Kau tahu dia bilang apa? Dengan cepat dia menjawab kalau dia tidak begitu tahu karena tuan Sam bukanlah ayah kandungnya."

Nathan masih diam tidak menanggapi, cukup kaget mendengar penjelasan Steven. Steven tidak mungkin berbohong untuk hal serius seperti ini. Tapi kalau Roxanne bukan anak kandung tuan Sam, kenapa dia tidak diberi tahu?

Setelah terdiam akhirnya Nathan mengangguk, "Aku sudah yakin."

÷÷÷

Lalice bersiul sambil mengayunkan kantong plastik di tangannya. Jalanan sudah terlihat sepi meski jam masih menunjukkan pukul sepuluh malam.

Jarak rumah Steven dengan tempat tujuannya lumayan dekat, jadi dia lebih memilih untuk berjalan kaki. Sudah lama juga dia tidak jalan-jalan seperti ini di malam hari.

Lalice menghentikan langkahnya ketika mengetahui seorang gadis sedang dipaksa menyerahkan uang kepada seorang preman.

Tak ingin hanya menyaksikan, Lalice berjalan cepat menghampiri mereka dan melayangkan pukulan tepat di perut preman itu.

𝐂𝐫𝐚𝐳𝐲 𝐋𝐨𝐯𝐞 𝐰𝐢𝐭𝐡 𝐂𝐫𝐚𝐳𝐲 𝐁𝐎𝐒𝐒Where stories live. Discover now