03. Come to Me! [03/10/21]

Start from the beginning
                                    

Dia juga merutuki kebodohannya yang sempat meladeni ucapan bosnya tadi.

"Maaf juga atas sikap dan perkataanku yang tidak sopan tadi."

Mengetahui itu, Steven terdiam sejenak. Gadis itu memang berbeda dari kebanyakan gadis pada umumnya. Dia tetap berpegang kuat pada pendiriannya, sedikit pun tidak goyah meski Steven berkali-kali menggodanya.

Sangat menarik. Dan Steven semakin merasa tertantang untuk bisa menaklukkannya.

"Nona Calista," panggil Steven dengan suara bass-nya yang mendekati serak basah.

Calista mendongak.

"Selama ini tidak ada satu pun wanita yang menolak pesonaku. Mereka justru mengantri untuk bisa berkencan denganku. Jadi kutawari kau sekali lagi. Hanya satu malam, dan kau akan kubebaskan setelah itu." Steven menatap Calista dengan tatapan serius.

"Come to me, and let's do it," sambungnya dengan tatapan yang masih tertuju pada Calista.

"Listen to me, Sir, sudah berapa kali aku katakan kalau aku tidak akan menjual diriku? Aku akan menjaga kehormatanku ini meski nyawa taruhannya."

Steven kembali tertegun. Di kota New York ini ternyata masih ada wanita seunik Calista. Mempertahankan kehormatannya dan tidak mau menyerahkan tubuhnya kepada pria tampan sepertinya. Benar-benar unik.

Apa jangan-jangan Calista masih perawan?

Serius?

"Jangan kau anggap bahwa semua wanita itu sama, Sir. Biar pun aku miskin dan sangat membutuhkan uang, tapi aku tidak akan pernah menjual tubuhku kepada pria mana pun. Termasuk kepada dirimu. Jadi, kumohon, berhenti menawariku penawaran sampahmu itu dan biarkan aku bekerja dengan tenang di perusahaanmu ini."

Tubuh Steven refleks menegang. Jantungnya berdegup tidak seperti biasanya. Dia merasakan hal aneh setelah mendengar perkataan Calista barusan.

Apa dia benar-benar akan jatuh hati pada gadis di depannya? Seperti yang Nathan bilang sebelumnya?

Tidak mungkin, kan?

"Sudah kuduga kau akan berkata seperti itu." Steven memalingkan wajahnya dari Calista. Pria itu kini tengah sibuk membuka file di dalam laptopnya.

"Baiklah, kau boleh memakai pakaianmu sendiri untuk sementara. Sekarang pergilah ke ruanganmu dan mulailah untuk bekerja."

Calista mengambil seragam di atas meja itu dan segera keluar.

÷÷÷

Sebenarnya, Calista bukan tipe orang pemarah. Namun jika menghadapi pria menyebalkan seperti bosnya itu, entah kenapa tensinya naik hingga ke ubun-ubun, emosinya memuncak.

Bayangkan saja, pria hidung belang yang mengajaknya one night stand ternyata adalah bosnya sendiri.

Tapi, Calista akui, Steven memang memiliki daya tarik yang luar biasa.

He was too damn good looking!

Tapi sayang, attitudenya tidak ada.

Benar-benar seperti kebanyakan pria tampan kaya raya di luar sana yang tidak pernah puas untuk memenuhi nafsunya.

𝐂𝐫𝐚𝐳𝐲 𝐋𝐨𝐯𝐞 𝐰𝐢𝐭𝐡 𝐂𝐫𝐚𝐳𝐲 𝐁𝐎𝐒𝐒Where stories live. Discover now