"Jadi maksud lo, ada yang mukul dia gitu?" Tanya Arlan membuat Raiden mengangguk yakin.

"Iya, tapi gue nggak tau siapa. Nggak mungkin Alula, kan? Tuh cewek aja kayaknya nggak tau kondisi Radion sekarang. Radion juga nggak mungkin ngelakuin hal bodoh buat mukul diri dia sendiri."

"Lo udah ngabarin orang tuanya Radion?"

Raiden mengangguk. "Udah. Mereka lagi di jalan."

"Apa mungkin yang bikin Radion kayak gini itu si Galen?" Zean berkata tiba-tiba, membuat mereka semua langsung menatap lelaki itu.

"Jangan nuduh dulu," kata Arlan pelan.

"Gimana gue nggak nuduh dia coba, Lan? Cuma dia musuh kita selain Abimanyu. Apalagi Radion kayak gitu setelah dia nganterin Alula pulang. Cuma Galen yang sensitif sama Alula. Abimanyu mana mungkin," decak Zean ada benarnya juga.

"Gue juga mikirnya kayak gitu, Ze." Raiden menoleh ke arahnya. Satu pemikiran.

"Tapi kita liat dulu nanti. Kita tanyain juga ke Radion kalo dia udah sadar."

"Lo mau kasih tau ke Tante Marissa kalo kondisi Radion kayak gini karena seseorang?"

"Kayaknya gue nggak bakal kasih tau. Gue yakin Radion juga nggak mau Tante Marissa sama Om Alfred khawatir. Apalagi kalo ternyata bener yang ngelakuin semua ini itu Galen. Menurut kalian gimana?" Raiden meminta pendapat teman-temannya.

"Gue setuju sama lo. Lebih baik kita sembunyiin dulu kejadian yang sebenernya ke orang tua Radion," jawab Arlan.

"Raiden kurang tau, Tante. Pas Raiden sampe, Radion kondisinya udah dalam kepala berdarah. Kayaknya terbentur atau dia jatuh."

"Apa mungkin ada orang jahat yang ngelakuin ini semua ke Radion?" Tanya Marissa.

"Udah jam dua malam. Mending kalian pulang ke rumah! Besok kan kalian harus sekolah." Alfred berujar setelah menyuruh Marissa untuk duduk di sofa ruang kamar Radion. Tidak mau membahas masalah ini terlebih dahulu.

"Nggak apa-apa, Om. Kita aja yang jagain Radion di sini. Om sama Tante istirahat di rumah aja. Besok Om sama Tante kan juga ada kerjaan."

Alfred menghampiri Raiden dan teman-temannya. Menepuk pundak lelaki berbadan besar itu. "Jangan sampai bolos sekolah! Kalian pulang, ya?!"

Raiden membuang nafasnya pelan. "Ya udah kalo gitu, Om. Besok abis pulang sekolah kita kesini lagi, deh." Ia mewakili teman-temannya.

"Iya, makasih ya udah bawa Radion ke rumah sakit."

"Kabarin kalo Radion udah sadar, Om." Zean berkata. Masih tidak tega untuk meninggalkan Radion.

"Iya." Mereka berempat lalu berpamitan kepada Alfred dan Marissa untuk pulang.

Besok sehabis pulang sekolah, mereka akan datang kesini lagi untuk menanyakan yang sebenarnya kepada Radion. Semoga Radion sudah sadar.

****

Alula masuk ke dalam kelasnya dengan wajah yang berseri-seri. Gadis itu merasa senang dengan apa yang terjadi semalam. Ia tak sabar untuk bertemu Radion hari ini di sekolah.

RADIONWhere stories live. Discover now