RADION || 36

763 66 5
                                    

"Capek ya abis sekolah? Panas lagi. Butuh yang seger-seger nih kayaknya." Radion mengibas-ngibaskan seragam sekolahnya setelah duduk di sofa ruang tamu rumah Alula.

Ia meletakkan gitar serta tasnya ke sembarang arah, seolah-olah sedang berada di rumahnya sendiri.

"Ngode dibikinin minum nih ceritanya?" Alula berjalan menuju dapur.

Radion terkekeh. "Untung peka."

"Beresin dulu tas sama gitar kamu! Jangan bikin rumah aku tambah berantakan, Radion!" Teriaknya dari arah dapur.

"Iya. Lagian cuma tas sama gitar, nggak bikin rumah lo kayak kapal pecah kali."

"Nih yang seger-seger!"

Radion mengernyit sambil menatap gelas yang sudah ada ditangannya. "Cuma air putih pakai es batu? Nggak ada yang lain gitu?"

Alula duduk di sebelah Radion. "Nggak ada. Emang maunya apa, sih?"

"Minuman bersoda atau minuman manis mungkin?"

"Air putih lebih sehat. Lagian kan udah aku tambahin es biar seger kayak apa yang kamu mau."

Radion membuang nafasnya pelan. "Terserah lo."

"Ujung-ujungnya kamu habisin juga, kan?" Ujar Alula setelah melihat gelas tersebut kosong tak tersisa.

"Menghargai kaki lo buat jalan ke dapur, makanya gue habisin."

"Ngomong-ngomong, lo mau ngomong apa sama gue?" Radion langsung bertanya ke intinya.

"Soal berita di twitter itu..."

"Iya, itu emang beneran gue. Apa lagi yang mau lo tanya? Gue bakal jawab sejujur-jujurnya," potong Radion.

"Harus kayak gitu bales dendamnya?"

Radion terdiam. Lelaki itu mengalihkan tatapannya dari Alula. Tidak berniat menjawab.

"Kamu bisa aja ngehilangin nyawa Abimanyu. Emangnya kamu mau dicap pembunuh?"

"Apa bedanya sama dia yang ngeroyok Zean? Dia sama temen-temennya juga hampir ngehilangin nyawa Zean."

"Aku tahu. Aku tahu kamu peduli sama temen kamu, Zean. Tapi nggak gitu cara bales dendamnya. Nggak harus pakai kekerasan. Emangnya kamu nggak mikir perasaan orang tuanya gimana?"

"Justru biar orang tuanya tahu kalau gue bikin dia kayak gitu karena ada alasannya. Biar orang tuanya tahu gimana kelakuan anaknya di luar," jawab Radion.

"Lo bisa nilai kan siapa yang salah di masalah ini? Gue tahu lo pinter, Alula. Gue harap lo tahu harus ngebela siapa," lanjutnya lagi.

Alula menggeleng. "Aku cuma nggak mau kamu kenapa-napa. Aku khawatir pas baca artikelnya bahwa kamu berantem sama Abimanyu di atas gedung pas hujan. Itu bahaya banget."

"Aku tahu Abimanyu yang salah. Tapi aku mohon, jangan bales dia dengan hal-hal yang bisa ngebahayain kamu juga."

Beberapa detik setelahnya Alula mengernyit. Gadis itu menatap Radion dengan tatapan bingung. Lelaki itu tiba-tiba saja tertawa seolah-olah ucapan barusan bukanlah hal yang serius.

RADIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang