RADION || 27

696 86 6
                                    

Hari yang di tunggu-tunggu pun tiba. Di halaman SMA Gardapati, sudah berdiri panggung yang sangat megah di lengkapi dengan stan-stan bazar yang didirikan oleh masing-masing kelas dan anak osis.

Bahkan Camelion memiliki stan bazar sendiri. Walaupun mereka tidak menjual apa-apa, karena semua yang ada di Camelion bersifat rahasia, tetapi Galen merubah stan itu untuk photo booth dengan para anggota Camelion.

Caranya dengan menukarkan uang ke loket dan digantikan tiket yang bisa digunakan untuk photo booth dan juga jajan di semua bazar yang ada di sini.

"Camelion nggak pernah ya kayak gini buat nambahin uang kas. Dari dulu juga Camelion nggak pernah join kalau ada bazar-bazar kayak gini. Kita mau jual apa emangnya? Jaket kita? Stiker kita? Nggak mungkin, kan?" Zean duduk di depan bazar sambil meneguk minuman yang ia beli di bazar sebelah.

"Justru itu gue bikin photo booth. Pasti bakal banyak banget yang mampir ke sini. Apalagi fans-fans gue. Lumayan juga kan uangnya? Udah lo ikutin aja cara gue! Radion juga nggak ngelarang, kok." Zean hanya bisa mendengus mendengarnya.

"Gimana? Photo booth udah beres?" Raiden datang bersama Arlan setelah kedua cowok itu sibuk mengitari bazar.

"Aman, Den."

"Daplo di mana?" Tanya Arlan.

"Tuh di belakang! Lagi rapi-rapihin yang lainnya."

"Bazar udah ramai?"

"Belum. Ini juga masih pagi. Acara belum mulai. Bazar masih pada sepi," jawab Raiden.

Cowok itu sibuk melihat-lihat bazar Camelion sendiri. Entahlah Galen menghiasnya dengan konsep seperti apa. Semua benda seperti pajangan berbentuk motor, mobil, serigala, poster bergambar Camelion, semuanya ia letakkan di sini.

"Len, itu aib gue bisa nggak jangan lo taruh di situ?" Arlan menatap Galen tajam ketika di bagian atas photo booth ada foto Arlan yang menurut cowok itu sangat aib.

Pasalnya foto itu sudah lama sekali di ambil. Saat ia masih kelas sepuluh dan masih culun-culunnya karena belum bergabung ke dalam Camelion.

Galen tertawa sambil menatap foto Arlan tersebut. "Aib kata lo? Itu ganteng tau, Lan. Sengaja gue taruh di situ, biar fans-fans lo dateng ke sini semua. Siapa sih yang nggak nge-fans sama cowok sultan kayak lo, Lan?"

"Gue yang punya fans, lo yang ribet. Pokoknya gue nggak mau foto gue ada di sana. Cepet lepas!"

Galen mendengus. "Iye, nanti gue suruh si Daplo lepasin. Gue nggak nyampe soalnya."

"Gitu doang berantem lo berdua." Raiden geleng-geleng kepala.

"Photo booth nya udah buka belom? Soalnya kita mau foto sama Radion, nih!" Tak lama, dua orang perempuan dari kelas bahasa menghampiri stan bazar mereka.

"Aduh, buka sih udah, tapi lo pada lihat sendiri kan di sini cuma ada siapa?" Galen menyapa mereka.

"Radion nya nggak ada, dia lagi gladi sebelum pentas musik di mulai. Nanti balik lagi aja ke sini kalau mau foto sama Radion. Atau nggak, lo bisa foto sama gue."

Kedua perempuan itu membuang nafasnya kecewa. Padahal mereka sengaja datang pagi untuk berfoto dengan Radion sebelum ramai.

"Yah, ya udah, deh. Nanti kita balik lagi ke sini kalau Radion nya udah ada."

RADIONWhere stories live. Discover now