RADION || 14

1.1K 122 124
                                    

Hari ini di sebuah kafe pukul satu siang, Radion beserta teman-temannya sedang duduk bersama anggota Camelion angkatan atas. Mereka sudah lulus SMA setahun yang lalu dan semakin sibuk dengan urusan kuliahnya.

"Sorry, ya! Kita nggak bisa lama. Gue juga nanti sore mau balik lagi ke kampus. Biasa, lah." Lelaki bernama Aaron berujar ramah.

Dahulu banyak yang segan dengan Aaron. Karena menurut orang lain, Aaron adalah lelaki terseram yang ada di Camelion. Tetapi nyatanya, cowok itu baik dan sangat ramah. Sesekali Aaron juga suka bercanda. Mereka tidak pernah melihat Aaron seperti itu saja di sekolah.

"Iya, lo juga tahu sendiri kan kalau si Baron masih sekolah di Belanda? Katanya, baliknya bisa tahun depan," beritahu Gabriel, si lelaki putih campuran Cina Indonesia itu dahulunya wakil Camelion. Sama seperti Raiden sekarang.

Sedangkan Baron, cowok itu dahulunya adalah ketua Camelion. Semenjak lulus, ia berkuliah di Belanda. Cowok itu bisa di bilang pintar walaupun sangat bandel. Baron bahkan pernah memecahkan kaca ruang guru dan orang tuanya datang ke sekolah untuk menggantinya. Masih banyak kenakalan-kenakalan lain yang pernah Baron lakukan.

"Nggak apa-apa, Bang. Kita juga nanti sore mau rapat, kok." Radion membalas.

Ini pertama kalinya Radion bertemu dengan angkatan atas Camelion. Tepatnya Camelion angkatan lima. Setelah diangkatnya dirinya menjadi ketua, Radion hanya saling mengobrol dengan mereka lewat chat. Mereka hanya menunggu waktu yang pas untuk bertemu. Apalagi kakak kelasnya itu sekarang sudah mulai sibuk.

"Ada rapat apa lo? Ini hari libur, masa ada rapat? Dulu di kita kalau libur palingan cuma ngumpul. Nggak mau terbebani sama masalah-masalah," ujar Arzan.

Arzan dahulu adalah cowok yang sama seperti Arlan sekarang. Cowok itu sangat murah hati dengan kehidupannya yang sangat berkecukupan. Arzan tidak pernah kurang apa pun. Semuanya bisa di beli jika ia mau. Tetapi yang membedakan dirinya dengan Arlan adalah, Arzan memiliki pacar yang sampai sekarang masih bersamanya. Arzan sangat bucin, sedangkan Arlan benar-benar anti sekali dengan perempuan.

"Kita mau ngomongin kandidat selanjutnya sama penambahan anggota baru, Bang. Mumpung belum telat banget," jawab Radion.

"Gue suka sama kecepatan lo, Rad. Lo orang yang gesit. Pasti masalah-masalah yang ada di Camelion bisa lo atasi dengan mudah. Ya lo tahu sendiri lah semenjak masalah Brandon, Camelion jadi makin kacau. Kita udah banyak bantu juga, walaupun nggak bisa secara langsung." Aaron menepuk bahu Radion pelan.

"Iya, gue juga suka sama lo, Rad. Menurut gue, lo orang yang tepat buat gantiin Brandon."

"Siapa dulu yang milih dia?" Ujar Raiden sambil menaik-naikkan alisnya.

"Baru kali ini gue setuju sama pilihan lo, Den."

"Maksud lo apa, Bang?"

"Bercanda." Gabriel terkekeh.

"Btw, nama-nama yang Daplo kirim ke gue, itu calon kandidat sama anggota lo?" Tanya Arzan.

"Iya, Bang. Yang gue kirim itu calon kandidat menurut anggota inti Camelion dan calon anggota dari masing-masing pendapat kita semua," jelas Daplo.

Arzan mengangguk. "Oke. Kalau semuanya udah beres, jangan lupa laporan lagi ke gue. Gue juga harus laporan ke Baron. Walaupun sibuk sekolah di Belanda, Baron tetep mantau Camelion. Jadi, jangan lo pikir kita semua nggak tahu."

"Oh, iya! Gue cuma mau kasih pesan sama lo. Kalau lo mau cari kandidat buat anggota inti angkatan tujuh, gue sama anggota inti angkatan lima mau lo pada cari orang yang tepat. Orang yang menurut lo punya rasa tanggung jawab dan solidaritas yang tinggi, bisa ngelakuin dan mampu ngerjain tugas-tugas yang udah di kasih buat anggota inti, perhatian sama semua anggota, dan nggak takut sama hal apapun. Terutama buat ketua selanjutnya. Gue mau dia punya mental yang kuat. Nggak mau yang lembek-lembek."

RADIONWhere stories live. Discover now