RADION || 08

1.4K 168 146
                                    

"Kita mau ke mana sih, Chlo? Gue laper tau, mau beli makanan dulu di kantin. Boleh, ya?!"

"Nggak boleh! Pokoknya kalian berdua harus ikut sama gue!" Chessy dan Ruby yang siang itu tengah lapar pun hanya bisa mendengus. Mereka berdua hanya bisa mengikuti Chlo dari belakang dengan pasrah.

"Ini kan kelas Alula. Lo mau ketemu sama Alula?" Ruby mengernyit ketika mereka hampir sampai di depan pintu kelas Alula.

"Ya, lo bener. Gue mau ketemu sama Alula dan kasih pelajaran ke tuh cewek. Pasti dia kesenengan sendiri gara-gara kemarin Radion nolongin dia terus." Tanpa aba-aba, Chlo langsung masuk ke dalam kelas Alula. Melihat gadis itu yang tengah duduk manis di bangkunya saja sudah membuat Chlo dongkol.

Lagi-lagi Chessy dan Ruby pun hanya bisa mengikuti Chlo masuk ke dalam kelas Alula.

"Heh, Alula!" Sontak beberapa siswa yang ada di dalam kelas pun langsung terdiam sambil menatap Chlo dengan takut. Tidak ada yang berani dengan Chlo. Selain cantik dan primadona sekolah, Chlo juga di kenal sebagai gadis yang galak dan menyeramkan. Chlo juga banyak memiliki masalah dengan beberapa adik kelas.

Alula mendongak. Menatap Chlo yang kali ini sudah berdiri di depan mejanya bersama Chessy dan Ruby. "Chlo? Kenapa?"

Chlo langsung memasang wajah ramahnya. Bahkan perempuan itu tersenyum ke arah Alula. Alula saja sampai di buat bingung oleh Chlo sekarang. Terlebih lagi Chessy dan Ruby yang bertanya-tanya sendiri apa yang akan dilakukan Chlo kepada Alula.

"Gue ke sini karena gue di suruh guru BK buat nemuin lo."

"Guru BK?" Alula mengernyit.

"Iya, kenapa? Lo nggak percaya? Terserah aja, sih. Tapi tadi baru aja gue di suruh sama guru BK buat nemuin lo. Katanya lo dapet hukuman."

"Hukuman? Kayaknya salah orang deh, Chlo. Aku nggak ngelakuin kesahalan apa-apa. Tadi juga aku sama sekali nggak di panggil ke ruang BK. Dari tadi aku di kelas."

"Gue juga nggak tahu lo ada salah atau nggak sampai di hukum sama guru BK. Tugas gue cuma nyampein aja ke lo. Saran gue sih, mendingan lo jalanin hukumannya. Dari pada nanti citra lo di sekolah jadi jelek. Lo kan di kenal pinter." Chlo mengalihkan tatapannya malas.

"Tapi buat apa aku jalanin hukumannya, kalau aku aja nggak buat salah apa-apa?"

"Ya mungkin aja secara nggak sadar lo ngelakuin kesalahan. Mungkin aja lo nyenggol pot bunga yang ada di depan ruang BK sampai pecah, atau lo sering izin ke toilet pas jam pelajaran."

"Kayak nggak tahu guru BK aja. Murid salah dikit aja langsung di hukum. Dari pada lo dapet hukuman yang lebih parah, mending lo jalanin hukuman yang di kasih sekarang!"

Alula menghela nafasnya pelan. "Ya udah, mungkin aja aku emang ada salah yang nggak aku sadari. Nanti aku bakal tanya langsung ke guru BK. Emang hukumannya apa?"

"Hm, apa ya tadi? Lo berdua inget nggak?" Chlo pura-pura bertanya kepada Chessy dan Ruby.

"Oh, itu, Chlo! Yang katanya di suruh nulis itu nggak, sih? Kayaknya tadi gue denger samar-samar," jawab Ruby dengan cepat.

"Iya-iya, bener! Kayaknya tadi gue juga denger kayak gitu," timpal Chessy.

"Ah, gue inget sakarang! Tadi guru BK suruh lo nulis full di dua kertas folio. Tulisannya gini, 'saya mengaku salah, dan saya meminta maaf'."

Alula terbelalak. Tidak mungkin kan ia harus menulis itu di dua kertas folio? Itu terlalu banyak. "S–serius?! Tapi itu banyak banget."

RADIONWhere stories live. Discover now