RADION || 15

1.1K 114 5
                                    

Sebenarnya Alula sudah di ajak bergabung di kantin bersama dengan Mora, Archa, Nara, dan Kezia. Hanya saja gadis itu menolak ajakan mereka.

Entahlah, walaupun Alula sudah merasa dekat dengan mereka seperti mengobrol di kelas bersama, pergi ke toilet bersama, dan chatan setiap malam, tetapi gadis itu masih terlalu takut untuk terlalu dekat dengan mereka. Apalagi di depan banyaknya anak-anak SMA Gardapati.

Alula yakin, pasti banyak yang tidak suka dengan orang yang berada dekat dengannya. Mereka semua menganggap bahwa dirinya tidak pantas memiliki teman.

Gadis itu menghentikan langkahnya ketika melihat segerombolan lelaki di depan sana. Tepatnya di depan koridor yang akan ia lewati.

Benar, itu adalah Raiden dan teman-temannya. Alula tidak melihat Radion ada di sana. Alula juga yakin pasti mereka ingin menuju ke kantin sekolah.

Jika tidak ada Radion di antara mereka, berati mereka bisa melakukan apa saja kepadanya. Alula belum mendapatkan hal itu lagi sejak kemarin. Tetapi untuk saat ini, ia hanya bisa pasrah jika di perlakukan semena-mena lagi oleh mereka.

Tubuh gadis itu sedikit bergetar ketika para lelaki itu mulai berjalan mendekatinya. Jika di lihat, mereka benar-benar menyeramkan. Seperti orang yang ingin membunuh.

Alula memejamkan matanya ketika mereka sudah berjarak tiga langkah darinya. Siap mendengar perkataan apapun yang keluar dari salah satu mulut mereka. Makian atau suruhan contohnya.

"Nanti gue mau beliin dia makanan di kantin."

"Nggak usah sok care lo, Ze. Di tolak aja nangis."

"Nggak bakal di tolak, lah. Emangnya lo?"

"Ya iya lah si Zean bisa ngomong kayak gitu. Kalau di tolak sama Nara kan dia bisa sama si Archa. Kayak nggak tahu ceweknya ada dua aja lo."

Alula membuka matanya perlahan. Gadis itu terkejut ketika para lelaki itu hanya melewatinya. Seolah-olah dirinya tidak terlihat di sini.

Alula menoleh ke belakang. Menatap punggung kelima lelaki itu yang sudah mulai berjalan menjauh darinya.

Alula memegang dirinya sendiri. Memastikan bahwa ia masih menjadi manusia sekarang. Bukan hantu yang tidak terlihat oleh siapa-siapa.

Alula membuang nafasnya pelan. "Mereka tadi lihat aku nggak, sih?"

Alula membuka pintu rooftop sekolah. Rooftop sekolah siang ini sedikit panas karena matahari sedang terik-teriknya. Tetapi Alula tidak peduli. Hanya rooftop sekolah yang jauh dari jangkauan anak-anak SMA Gardapati.

Gadis itu pergi menuju pembatas rooftop. Menatap pemandangan di hadapannya dengan angin yang menerpa rambut panjangnya.

Ia lalu mengeluarkan kunciran yang ada di dalam saku roknya. Menguncir rambutnya menjadi seperti buntut kuda. Alula lebih nyaman dengan rambut seperti ini. Tidak dengan rambut di urai yang sedikit-sedikit pasti akan berantakan.

"Kenapa tadi mereka nggak gangguin gue, ya?" Gadis itu mengernyit.

"Apa jangan-jangan bener, Kalau ternyata mereka udah nggak gangguin gue gara-gara Radion?" Alula berfikir.

RADIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang