RADION || 40

698 71 9
                                    

"Terima kasih atas perhatiannya, saya pamit, selamat istirahat semuanya!" Suasana kelas langsung berubah gaduh semenit setelah bel istirahat berbunyi.

Siswa-siswi di dalam kelas pun mulai berhamburan ke luar kelas.

"Eh, Radion! Ngapain kamu di sini?" Tanya Pak Umam yang baru saja keluar dari kelas.

Kebetulan Radion sedang berdiri di depan kelas tersebut. Mungkin sudah sekitar lima menit yang lalu.

"Eh, Pak. Saya nungguin temen saya. Mau ketemu."

Pak Umam mengangguk. "Ya sudah, kalau gitu saya ke ruang guru dulu."

"Siap, Pak. Hati-hati!"

"Loh, orang ke ruang guru doang kok pakai hati-hati segala?"

Radion tertawa pelan. "Siapa tau aja kenapa-napa di jalan, Pak."

"Ada-ada aja kamu. Oh, iya! Jangan lupa kamu sampaikan tuh ke temen-temen kamu, tugas pelajaran saya minggu lalu, belum dikerjakan sama mereka."

"Iya, Pak, nanti saya sampaikan. Nanti saya kasih buku saya ke mereka, biar mereka pada ngerjain."

Pak Umam geleng-geleng kepala. "Saya suruh mereka mengerjakan, bukan menyalin dari punya kamu."

"Nggak apa-apa lah, Pak. Kasian temen-temen saya. Yang penting ngerjain, kan?"

"Ya sudah lah, terserah kamu!" Pak Umam beranjak dari sana.

Radion kembali tertawa setelah membuat Pak Umam kesal. Tak beberapa lama, seseorang yang sedari tadi ia tunggu pun keluar dari kelasnya.

"Alula!"

Alula sedikit terkejut lalu menoleh. Ia mendapati Radion yang tengah bersandar sambil tersenyum ke arahnya. Gadis itu mengabaikan Radion, lalu kembali berjalan menjauhi lelaki itu.

"Alula!" Radion berhasil menahan gadis itu.

"Kenapa?" Tanya Alula dingin.

"Soal kemarin, gue minta maaf karena kita nggak jadi jalan."

Alula masih menunggu kata-kata Radion selanjutnya.

"Harusnya lo pergi sama gue, pulangnya juga sama gue."

"Nggak apa-apa."

Radion menatap Alula bingung. "Lo kemarin ke mana? Gue udah sampe di restoran tapi gue nggak ngeliat lo."

"HP lo mendadak nggak aktif, di telepon juga nggak bisa. Akhirnya gue ke rumah lo, tapi lo belum pulang. Gue tungguin lo sampe lo dateng. Lo kemarin di anter—"

"Kalo mau janjian sama mantan kamu, nggak usah buat janji sama aku," potong Alula.

Radion terkejut. Tidak mengerti akan maksud perkataan Alula. "Maksudnya?"

"Aku udah nungguin kamu di depan restoran, sesuai janji. Tapi bukannya ketemu kamu, aku malah ketemu mantan kamu, Alice."

"Katanya dia di sana karena janjian sama kamu. Katanya kamu ngajak dia ketemuan, karena dia baru aja dateng ke Jakarta."

Radion menggeleng. "Alice di Jakarta? Dia bilang kayak gitu ke lo? Jangan percaya sama omong kosong dia."

"Nyatanya emang gitu, kan? Kamu sama dia pacaran hampir dua tahun. Sedangkan kamu di sini masih berapa bulan? Mana mungkin kamu secepat itu lupain dia?"

RADIONWhere stories live. Discover now