RADION || 11

1.2K 151 67
                                    

"CAMELION BERJAYA, WOI! YUHU!" Malam ini semua anggota Camelion merayakan ketua baru mereka di salah satu club malam besar di kota Jakarta.

Siapa ketua mereka yang baru? Tentu saja Radion Geraldo.

Hari ini mereka semua berpesta dengan di traktir oleh Radion. Awalnya mereka hanya ingin merayakannya di markas mereka sendiri agar lebih leluasa. Tetapi karena Zean dan Galen sangat ribut ingin pergi ke club malam, maka tujuan mereka di ganti menjadi berpesta di sebuah club malam. Benar-benar anak malam.

Tanggal dua puluh lima, tepatnya hari ini adalah hari berjayanya Camelion. Sebelumnya belum pernah ada kejadian seperti ini dari tahun-tahun lalu. Semua ketua yang di pilih dari tahun lalu memimpin anggota-anggotanya sampai masa kepemimpinan mereka selesai. Mungkin hanya Radion yang sedikit berbeda dari yang lainnya.

"Bang, gue seneng lo jadi ketua Camelion sekarang. Dari awal kenal lo, gue bisa nemuin aura positif dari dalem diri lo." Salah satu adik kelas Radion menghampiri cowok itu yang sedang duduk di sofa bar bersama dengan Raiden dan Arlan. Sedangkan Galen, Zean, Daplo, dan anak-anak yang lainnya lebih memilih bersenang-senang sambil berjoget di depan musik DJ.

"Aura positif? Emangnya gue apaan?" Radion tertawa.

"Santai aja. Makasih lo udah percaya sama gue. Gue bakal buktiin ke kalian semua. Gue juga bakal bertanggung jawab demi Camelion." Radion menepuk bahu adik kelasnya itu pelan.

"Siap, Bang."

"Sini duduk! Gabung aja santai, nggak udah takut-takut gitu lo."

"Ah, makasih, Bang. Tapi gue mau joget-joget di sana sama yang lain. Mendingan join di sana aja, Bang. Bang Zean, Bang Galen, sama Bang Daplo udah di barisan paling depan, tuh."

"Mereka emang gila kalau di bawa ke club gini." Raiden menimbrung.

"Nanti gue nyusul sama Raiden sama Arlan."

"Oke, Bang. Gue ke sana dulu, ya?!" Pamitnya kepada Radion, Raiden, dan Arlan.

"Nggak salah gue temenan sama lo, Rad. Gue kira lo anak baik-baik karena lo pinter di setiap pelajaran. Tapi ternyata lo demen ke tempat ginian juga, ya?!" Raiden menatap Radion di depannya yang sedari tadi tengah meneguk minuman alkoholnya dengan santai.

"Pasti demen Radion ke tempat ginian mah, Den. Lo lupa? Dia kan pindahan dari Bali."

"Oh, iya! Bener juga." Raiden tertawa.

"Rad," panggil Arlan dengan setengah berteriak.

"Apaan?"

"Maafin gue juga ya sempet curiga sama lo. Walaupun gue curiga sama lo, gue juga suka sama sifat lo yang peduli banget sama anak-anak Camelion. Lo bener-bener punya jiwa pemimpin, Rad. Beruntung kita bisa kenal deket."

"Iya, lah. Gue tahu banget gimana Radion. Apa yang gue bilang nggak salah, kan?" Raiden melirik Arlan.

"Iya, Den. Maklum lah kalau gue curiga. Gue kan juga takut Camelion kenapa-napa kalau misalnya ada yang mau berniat jahat sama kita."

Radion tersenyum. "Bagus kalau lo sempet curiga sama gue, Lan. Tandanya lo juga bener-bener peduli sama Camelion."

"Terus maksud lo, gue nggak peduli gitu sama Camelion? Kita bakal sering berunding loh, Rad. Inget, kan? Gue wakil Camelion." Raiden menunjuk dirinya sendiri.

"Bukan gitu, Den. Lo yang terbaik dari yang terbaik."

"Ah, Rad. Gue jadi baper."

"Jadi alesan lo selama ini janji sama gue buat nggak pernah deket sama cewek manapun, karena lo demen sesama jenis, Den?" Tanya Arlan dengan polosnya.

RADIONWhere stories live. Discover now