RADION || 54

364 37 8
                                    

"Yes, mom. Iya, sebentar lagi aku pulang. Ini aku balik lagi ke sekolah karena ada barang yang ketinggalan."

"Oke, bye!" Kezia menutup teleponnya.

Perempuan itu menepuk dahinya panik. Sudah sekitar dua puluh menit ia bolak-balik menyusuri tempat yang sebelumnya ia lewati untuk mencari sesuatu yang hilang. Tetapi hasilnya nihil.

Bahkan Kezia rela balik lagi ke sekolah padahal sudah sampai di depan komplek rumahnya.

Apa yang bisa membuatnya seperti itu? Tentu saja stiker dan logo Camelion yang hilang.

Bisa-bisanya ia ceroboh. Sepertinya ia meletakkannya di kantong rok, lalu saat berlari barang itu terjatuh entah dimana.

Rasanya ia ingin menangis saja sekarang. Jika tidak ketemu, maka ia tidak akan bisa datang ke pool party Camelion.

Karena sudah lelah, ia pun memutuskan untuk duduk di salah satu bangku yang ada di depan kelas sepuluh.

"Kok gue bego banget, sih? Mana acaranya besok. Gue udah siapin baju sia-sia karena kecerobohan gue sendiri." Ia merutuki dirinya sendiri.

Kezia meletakkan kedua tangannya menutupi wajahnya. Menangis pelan.

Jika ia bisa membeli stiker dan logo Camelion dari siswa-siswi yang menjualnya, pasti akan langsung ia beli mau seberapa mahalpun harganya.

Tetapi masalahnya tidak ada yang mau menjual itu.

Suara langkah kaki terdengar mendekat ke arahnya. Kezia pikir suara langkah kaki itu akan melewatinya, nyatanya suara langkah kaki itu berhenti tepat dihadapannya.

"Kenapa lo?" Suara itu. Kezia sangat amat mengenalinya.

Dengan cepat ia langsung mendongak. Tak lupa menghapus sisa air matanya dengan cepat.

Benar saja dugaannya. Suara itu berasal dari lelaki didepannya. Arlan Richardo. Lelaki kaya raya, sombong, dan menyebalkan.

Tetapi melihat wajahnya yang tampan, apalagi saat ia memakai jaket Camelion seperti saat ini, membuat Kezia ingin sekali lari ke dalam pelukannya.

"Lo ngapain masih di sekolah? Belum balik apa?" Tanya Kezia mencoba bersikap biasa saja. Ia tidak boleh kelihatan salah tingkah. Bisa-bisa Arlan ilfeel kepadanya.

"Abis ikut ulangan susulan. Lo sendiri ngapain masih disini?"

"Kenapa nangis?" Belum sempat Kezia menjawab, Arlan sudah bertanya lagi.

Sebelumnya Arlan tidak pernah melihat Kezia sesedih ini. Biasanya perempuan itu selalu banyak omong dan ceria. Sekarang wajahnya terlihat sedih.

"Gue abis kehilangan sesuatu," decaknya.

"Apa yang ilang?"

"Stiker sama logo Camelion. Gue emang ceroboh. Kayaknya pas lari-lari tadi jatuhnya. Tapi udah gue cari tetep aja nggak ketemu."

"Kalo kayak gini, gue mana bisa ikut pool party."

Arlan terdiam. Matanya masih menatap gerak-gerik Kezia yang panik. Perempuan itu menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. Mencoba mengingat-ingat siapa tahu ia lupa meletakkannya di mana.

Lelaki itu membuang nafasnya pelan. Mengeluarkan sesuatu dari dalam saku jaketnya, lalu menyodorkannya kepada Kezia.

"Nih, ambil!" Kezia terkejut bukan main ketika Arlan memberikannya stiker dan logo Camelion miliknya.

Lelaki itu pasti punya banyak, tetapi yang bikin Kezia terkejut mengapa Arlan memberikan itu kepadanya?

"Lo serius kasih itu buat gue?" Tunjuk Kezia tidak percaya.

RADIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang