RADION || 07

1.6K 167 65
                                    

"Woi, Alula!"

Gadis dengan rambut panjang itu menoleh. Mendapati dua orang lelaki yang sekarang tengah menghampirinya. Salah satunya membawa beberapa tumpuk buku tulis.

Tubuh Alula berubah menjadi gemetar. Untung saja yang menghampirinya saat itu bukan ke-lima lelaki yang suka mengganggunya itu.

"Iya, kenapa?"

"Nih, ambil!" Salah satu cowok itu menyodorkan setumpuk buku yang di pegangnya kepada Alula.

"Buru, ambil!" Alula mengambil setumpuk buku tersebut. Ada enam buku tulis di sana. Alula membaca nama yang tertera di buku paling atas. Di sana tertera tulisan 'Raiden Gautama' yang Alula yakin itu adalah buku tulis milik Raiden.

Firasat Alula jadi tidak enak.

"Dengerin gue, ya! Lo harus salin tugas ke lima buku tulis yang ada di sini! Lo bisa lihat salinannya di buku paling bawah," jelas cowok yang satunya lagi.

Alula mengernyit. "Salin? Kenapa harus aku? Ini kan bukan tugas aku."

"Lo berani ngebantah? Ini tugas Bang Raiden, Bang Arlan, Bang Zean, Bang Galen, sama Bang Daplo. Kalau lo ngebantah, gue bakal bilang ke mereka kalau misalnya lo nggak mau ngerjain tugas mereka."

"J–jangan!"

"Nah, nggak mau, kan? Makanya, sekarang juga mending lo balik ke kelas, lo kerjain nih tugas punya mereka! Nggak usah keluyuran ke luar kelas kayak gini."

"Nanti kita berdua bakal dateng ke kelas lo setelah istirahat ke dua. Pokoknya, tugas-tugas punya mereka harus udah selesai! Mata pelajarannya setelah jam istirahat ke dua."

"T–tapi aku nggak bisa secepat itu buat ngerjain. Ini ada lima buku. Gimana kalau setengahnya aja?" Alula memohon.

"Setengahnya lo bilang? Terus setengahnya lagi siapa yang ngerjain? Mereka?"

"Y–ya seenggaknya aku bantuin sedikit. Mungkin aku bakal nulisin punya Raiden, Arlan, sama Zean. Daplo sama Galen mungkin aja nggak keberatan buat nulis tugas mereka sendiri."

"Banyak nawar ya lo? Kalau di suruh, ya lakuin aja! Gue nggak peduli, pokoknya tugas itu harus selesai! Sampai tangan lo mau putus juga gue bodo amat. Gue cuma mau hasilnya," bentak salah satunya.

"Tapi ini banyak banget."

"Coba lo ngomong sekali lagi! Gue bakal rekam dan kasih ke Bang Raiden biar lo habis sama mereka." Alula langsung terdiam—menunduk.

Entah kenapa Alula selalu saja takut. Padahal kedua cowok di hadapannya adalah Adik kelasnya sendiri.

"Takut kan lo? Makanya, kerjain aja apa yang udah di perintahin."

"Woi!" Ketiganya menoleh ke arah sumber suara. Dari arah tangga sekolah, muncul Radion yang sedari tadi tidak sengaja mendengarkan percakapan mereka.

"Bang Radion?" Kedua cowok itu langsung menunduk takut.

Tentu saja Radion mengenali kedua cowok itu. Walaupun tidak tahu namanya, tetapi Radion pernah melihat wajah mereka berdua. Mereka adalah bagian dari Camelion angkatan bawah.

Radion menatap Alula sekilas. "Tumben mereka nyuruh lo berdua. Biasanya juga langsung nyamperin nih cewek."

"I–iya, Bang. Kita di suruh Bang Raiden sama temen-temennya."

"Di suruh apa, sih?" Radion mengernyit.

"Kerjain tugas mereka, Bang. Alula cuma di suruh nyalin ke buku aja soalnya pelajarannya setelah istirahat ke dua."

RADIONWhere stories live. Discover now