RADION || 24

826 77 2
                                    

"Hei, main nyelonong aja. Emangnya gue nggak kelihatan?" Alula, Mora, Archa, Nara, dan Kezia terkejut ketika mendapati Radion berdiri di depan pintu kelas mereka. Sejak kapan?

"Radion?" Alula mengangkat alisnya.

"Buru-buru mau pulang?" Tanya Radion. Cowok itu bersandar di tembok kelas sambil membawa tas gitarnya.

"Kalian duluan aja ke bawah, aku mau ngobrol sebentar sama Radion." Alula berbicara kepada Mora, Archa, Nara, dan Kezia.

"Ya udah, kalau gitu kita duluan, ya! Jangan lama-lama berduaannya, sekolah masih ramai." Kezia menggoda gadis itu di susul dengan ledekan-ledekan lainnya dari Mora, Archa, dan Nara.

"Apaan sih, kalian?!"

"Radion, kita duluan ke bawah, ya!" Radion mengangguk sebagai balasan.

"Kamu ngapain di sini? Kenapa sampai samperin ke kelas aku?" Alula menarik tangan Radion untuk menjauh dari kelasnya. Tepatnya ke ujung koridor.

"Emangnya kenapa? Terserah gue, dong."

Alula mendengus. "Di kelas masih ramai orang piket. Tadi aja pada lihatin kita, apalagi lihatin kamu. Malu tau."

Radion tersenyum kecil. "Kenapa malu? Kayak keciduk pacaran aja."

"Ih, apaan, sih?!" Alula melepaskan tangannya dari tangan Radion. Gadis itu lalu mengalihkan tatapannya dari Radion karena malu.

Hubungan mereka semakin dekat sekarang. Dahulu Alula benar-benar sungkan kepada Radion. Gadis itu tak berani banyak bicara ketika bersamanya. Tetapi sekarang, entah kenapa Alula bisa menunjukkan kekesalannya kepada cowok itu. Apalagi jika cowok itu sedang jahil atau menyebalkan.

"Bercanda kali. Gue mau latihan di rumah Chlo."

"Iya, aku udah tahu. Kenapa kamu ngasih tahu aku lagi?"

"Cuma mau laporan aja ke lo. Gue mau langsung jalan abis ini ke rumahnya."

Alula menatap tas gitar yang ada di punggung Radion. "Katanya latihannya malem. Nggak jadi?"

"Itu, gue takut ganggu kalau latihannya malem. Apalagi latihannya bisa sampai dua jam. Gue nggak mau capek aja selesainya malem-malem. Pasti Chlo nanti juga kecapekan. Jadi, gue latihannya sekarang." Alula mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Lo ada yang nganter pulang nggak? Kalau nggak ada biar gue anterin lo balik dulu."

"E–eh, nggak usah! Aku sama ojek, kok. Mending kamu langsung buru-buru ke rumah Chlo aja. Biar latihannya cepet selesai. Soalnya kan kamu pasti ada urusan juga sama anak-anak Camelion."

Radion mendekatkan tubuhnya ke arah Alula, membuat gadis itu mundur selangkah. Apa yang mau Radion lakukan kepadanya?

Cowok itu merapihkan rambut Alula yang berantakan terkena angin. "Lo nggak cemburu lagi, kan?" Godanya.

"Ih, mana ada cemburu?!" Alula menepis tangan Radion dari kepalanya.

"Akhirnya gue tahu sifat asli lo gimana. Lo nggak sependiem yang gue pikirin. Gue suka karena sekarang lo bisa lebih terbuka sama gue."

RADIONWhere stories live. Discover now