RADION || 01

4.4K 341 207
                                    

DUA MINGGU KEMUDIAN...

Radion memetik senar gitar listriknya dengan keras. Sedikit menggoyangkan kepalanya—mengikuti alunan musik berisik yang ditimbulkan dari gitar listrik miliknya.

Radion sangat menyukai gitar. Apalagi gitar listrik. Dari kecil Radion suka sekali mendengarkan lagu rock. Mata cowok itu hanya tertuju kepada sang pemain gitar listrik yang menurutnya sangat keren.

Pada saat itu lah dirinya meminta kepada kedua orang tuanya untuk memasukkan dirinya ke dalam kursus belajar gitar listrik. Lama-kelamaan Radion jadi menyukainya. Sangat menyukainya. Cowok itu mempunyai beberapa koleksi gitar listrik yang mahal, ruang musik di rumahnya, dan juga kamar yang kedap suara.

Pikiran Radion dari seminggu kemarin benar-benar kacau. Jika seperti ini, ia akan melampiaskan semuanya dengan memainkan gitar listriknya keras-keras. Bahkan tangannya bisa sampai luka karenanya.

Radion jadi sering menghabiskan waktunya di kamar. Bahkan makan siang dan malam pun di antar oleh bibi di rumahnya. Cowok itu juga beberapa hari ini bolos sekolah dan jadi irit berbicara.

Radion bukan orang yang pendiam atau dingin. Cowok itu bisa berkata banyak sesuai dengan lawan bicaranya. Tetapi sekarang, cowok itu benar-benar jarang sekali berkomunikasi. Bahkan dengan kedua orang tuanya sendiri.

Apa yang membuat Radion jadi seperti itu? Tentu saja kejadian di kafe waktu itu bersama Alice, pacarnya. Bahkan sekarang Alice masih menjadi pacar Radion. Masing-masing dari mereka belum mengatakan kata putus.

Sudah dua minggu setelah kejadian itu Radion sama sekali tidak bertemu Alice. Perempuan itu selalu mengiriminya pesan, tetapi tidak ada yang di balas oleh Radion.

Alice juga pernah datang ke rumahnya saat Radion kebetulan sedang sendiri. Setelah itu Radion bilang kepada bibinya bahwa jangan memberi tahu Alice bahwa Radion ada di rumah.

Di sekolah pun Radion selalu menghindari Alice dan teman-temannya. Setiap bel pulang sekolah berbunyi, Radion selalu langsung pulang ke rumah.

Radion masih menyayangi Alice. Tetapi dirinya juga kecewa kepada Alice. Alice pernah berjanji bahwa akan memberitahu segalanya kepada Radion. Tidak ada yang boleh menyembunyikan sesuatu di antara mereka.

Tetapi buktinya apa? Alice melanggar janji itu.

Bahkan Alice tidak mau menolak perjodohan orang tuanya itu. Jika Alice menyanyanginya, pasti ia akan menolak mentah-mentah ajakan kedua orang tuanya untuk bertunangan dengan orang yang sama sekali belum Alice kenal.

Pintu kamar Radion terbuka. Menampilkan Marissa yang langsung menutup telinganya rapat-rapat mendengar suara bising dari dalam kamar Radion.

"Astaga, Radion!"

"Radion, stop!" Marissa memukul keras pintu kamar Radion, membuat cowok itu berhenti melakukan aktifitasnya.

Radion meletakkan gitar listriknya di atas ranjangnya—menatap Marissa yang kini berjalan menghampirinya.

"Kamu ngapain, sih? Mami panggilin kamu dari tadi buat makan malem tau."

"Kan Mami lihat sendiri kalau Radion lagi main gitar."

"Kamu ada masalah kan sama Alice?" Marissa duduk di sebelah Radion.

"Radion nggak ada masalah apa-apa."

"Mami tahu kamu bohong. Kemarin di kafe kamu juga pergi begitu aja padahal ada Alice nyusulin kamu. Terus dari kemarin juga, kamu jadi sering di kamar. Yang biasanya pergi nge-gym sama main golf, sekarang jadi lebih sering di rumah."

RADIONWhere stories live. Discover now