RADION || 18

883 101 10
                                    

Halo, mau ngasih tau sebelum kalian mulai baca ceritanya, kalau part kali ini full action alias full yang berantem-berantem gitu, dech⚠️

Di sini emang nggak ada sweetnya, sengaja sweet nya aku taro di next chapter biar kalian nungguin gitu, hehe☺️

Happy reading😉🖤

****

Alula menghembuskan nafasnya kecewa ketika tahu bahwa ternyata Radion tidak mengejarnya sampai keluar.

Kenapa ia jadi seberharap ini? Jelas saja Radion tidak akan mengejarnya. Untuk apa?

Lagipula kenapa ia harus marah kepada Radion? Jika di pikir-pikir, cowok itu sama sekali tidak melakukan kesalahan kepadanya.

Alula berjalan pelan keluar dari gerbang sekolah. Sekolah sudah sepi. Mungkin tinggal anak-anak musik yang masih ada di dalam area sekolah atau anak-anak ekskul yang lainnya.

Ia selalu takut jika pulang terlalu sore seperti ini. Sore di saat senja ingin menghilang dan digantikan oleh malam yang gelap. Biasanya Alula selalu pulang awal, kecuali jika ada ekskul musik yang mengharuskannya pulang lebih sore dari pada biasanya.

Alula pernah berfikir, bagaimana jika nanti ada orang jahat yang tiba-tiba datang dan membawanya pergi ke tempat yang tidak ia kenal? Lalu tidak ada orang disekitarnya yang bisa menolongnya. Terlebih lagi Alula hidup sendiri. Siapa yang akan Alula hubungi pertama kali untuk ia mintai pertolongan?

Gadis itu menyelipkan sehelai rambutnya ke belakang telinga ketika angin sepoi-sepoi sore menerpa wajahnya yang bersih dan putih.

Tidak ada kendaraan sama sekali yang melewati jalanan di depannya. Benar-benar sepi dan sunyi. Pos satpam dan parkiran sekolah pun sama sepinya, walaupun Alula masih bisa melihat ada motor besar berwarna merah milik Radion yang masih terparkir.

Beberapa menit kemudian, terdengar suara motor dari arah jalanan di depannya. Gadis itu langsung mendongak sambil tersenyum cerah.

"Akhirnya, kamu sampai jug—"

"Mmphhh-mmphhh!"

Orang yang Alula lihat sebelumnya ternyata bukan orang yang ia kenal. Rupanya ada dua orang lainnya yang sama sekali tidak Alula berdiri di belakangnya. Menutup mulut serta hidungnya hingga dirinya kehabisan nafas dan pingsan setelah menghirup aroma yang sangat menusuk dari kain yang dibawanya.

Alula tidak banyak ingat dengan apa yang ada di sekitarnya. Gadis itu hanya mengingat bahwa ada tiga orang, dengan dua orangnya lagi yang membekap mulutnya. Ia sama sekali tidak ingat seperti apa bentukan wajah orang-orang itu. Hanya saja mereka tidak memakai seragam sekolah.

Ketakutan Alula sebelumnya benar-benar terjadi. Dari dulu ia sempat berpfikir bagaimana jika di tengah sepinya suasana sore ini, ada yang melakukan hal jahat kepada dirinya?

Apakah sekarang Alula tengah di culik?

****

Radion berjalan menuju parkiran sekolah sambil mengedarkan pandangannya ke arah penjuru sekolah. Terutama ke arah gerbang sekolah yang sudah tidak ada siapa-siapa lagi.

Apakah Alula sudah pulang? Cowok itu sudah tidak melihat Alula di dekat gerbang sekolah. Biasanya gadis itu selalu berdiri di sana menunggu jemputannya yaitu angkutan umum.

RADIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang