PROLOG

9.3K 469 192
                                    

"Alice, jawab aku! Kamu kenapa?!" Seorang lelaki dengan rambut yang sedikit panjang itu mengguncang-guncangkan bahu kekasihnya yang sedari tadi hanya membisu. Menahan air matanya.

"Kamu diapain di perjalanan? Nggak kenapa-napa, kan? Aku kan udah bilang sama kamu, jangan nyusul ke sini. Aku cuma sebentar doang nungguin Mami ketemu sama temen lamanya."

Alice pada akhirnya menggeleng walau sama sekali belum mengeluarkan sepatah kata pun. Ia terlalu takut untuk mengatakannya. Mengatakan yang sebenarnya kepada kekasihnya, Radion.

Mereka sudah hampir dua tahun menjalani hubungan. Alice sangat mencintai lelaki bernama Radion. Iya, cowok dengan sifat yang kadang garang dan kadang juga lucu. 

Apa yang telah ia sembunyikan selama ini, harus ia katakan kepada Radion pada akhirnya. Yang jadi permasalahannya, ia takut kekasihnya kecewa setelah tahu semuanya.

"Why? Kasih tahu aku ada apa sampai kamu bela-belain nyusulin aku ke sini?"

Alice menghela nafasnya panjang. Mencoba menahan air matanya agar tidak keluar di sela-sela penjelasannya nanti. Perempuan itu menatap ke sekitar kafe di daerah Bali yang tidak terlalu ramai malam ini.

"Ada yang mau aku omongin sama kamu, Ion."

Radion mengernyit. "Apa?"

"Sebelumnya maafin aku karena baru bisa bilang sekarang. Aku tahu, kamu pasti benci banget kalau aku kayak gini."

Radion semakin was-was. "Maaf karena kamu baru bisa bilang sekarang?"

Alice mengangguk takut.

"Kamu nyembunyiin sesuatu dari aku selama ini?"

Radion mengusap wajahnya kasar. "Kan kamu tahu sendiri kalau aku nggak suka ada sesuatu yang kamu sembunyiin dari aku."

"Aku tahu, Ion."

"Terus? Terus kenapa masih aja kamu sembunyiin selama ini?" Nada suara Radion mulai meninggi.

"Kasih tahu aku sekarang, Alice! Kasih tahu aku apa yang kamu sembunyiin selama ini dari aku!"

"Aku bakal langsung nikah setelah lulus SMA, Ion."

Apa yang Radion rasakan sekarang? Tentu saja rasanya seperti mimpi. Ia tidak tahu apa maksud Alice barusan. Tubuhnya seketika membeku. Seolah-olah ada yang menghantam tubuhnya dengan sebuah batu besar.

"Nikah sama siapa? Gila kamu, ya? Masa kamu mau nikah secepat itu? Kamu kan mau kuliah, Alice. Katanya kamu mau jadi dokter." Radion masih berfikir positif saat ini.

"Sambil kuliah, Ion. Aku beneran bakal nikah. Bahkan aku udah punya calon. Aku bakal tunangan secepatnya." Alice memperjelas semuanya, membuat Radion berhasil di buat bungkam.

"Calon? Tunangan?" Alice mengangguk.

"Siapa calon tunangan kamu?"

"Ada. Anaknya kenalan Papa sama Mama."

Radion menggeleng-gelengkan kepalanya tidak percaya. "Anak kenalannya Papa sama Mama kamu? Mereka kan udah tahu kalau kita pacaran. Mereka juga udah setuju pas pertama kali kita pacaran. Kita pacaran udah hampir dua tahun, Alice."

"Iya, aku tahu, Ion. Aku juga nggak percaya sama semuanya. Aku nggak bisa ngelak. Kamu tahu kan Papa sama Mama aku orangnya gimana?"

"Terus kamu mau sama calon kamu itu?"

Alice menggeleng pelan. "Aku masih sayang kamu. Aku aja belum pernah ketemu sama calon aku. Katanya bakal di kenalin dalam waktu dekat."

"Udah berapa lama kamu sembunyiin ini dari aku?" Tanya Radion serius.

RADIONWhere stories live. Discover now