89. SANGAT ERAT

1K 126 13
                                    

89. SANGAT ERAT

* * *

Sadajiwa memerhatikan wajah Noura yang murung saja sejak kemarin. Noura memang menghubungi mamanya terus-menerus namun Naina sama sekali tidak mengangkat panggilan itu. Padahal Noura juga memberikan pesan suara tapi juga belum mendapat balasan apa-apa.

"Minggu depan udah mulai masuk sekolah," ucap Sadajiwa membuat perhatian Noura kini terarah padanya. "Muka lo jangan murung gitu, Nou. Gue gak suka lihat lo sedih gini."

Sementara Noura memberikan senyuman tipisnya, agar Sadajiwa tidak begitu khawatir kepadanya. Noura mulai menyeruput minumannya sampai habis. Sadajiwa memang mengajaknya ke kafe yang cukup dekat dari tempat tinggal mereka. Keadaan Oslo tidak seramai Jakarta namun masih ada suasana malam yang menyenangkan untuk terus didatangi.

Masyarakat sekitar lebih banyak menghabiskan dengan berjalan kaki atau bersepeda, sementara Noura yang malas untuk pergi ke mana-mana, menyetujui ajakan Sadajiwa agar mereka keluar sekitar tempat tinggal mereka saja.

Noura membuka ponselnya dan terkejut ketika melihat panggilan dari mamanya, sampai Noura sangat senang mendengar saat terlihat nama mamanya di layar ponsel. "Halo, Ma?"

"Noura? Bukannya ini udah malam di Indonesia?" tanya Naina bingung. "Kamu sedang di mana? Suaranya ramai sekali."

"Mama di mana sekarang?" Noura yang malah tidak mengindahkan pertanyaan mamanya. "Mama di mana? Noura cari Mama."

"Buat apa kamu cari aku, Noura? Aku sedang di Oslo, untuk apa kamu mencariku?" Walau ada jeda sejenak karena bingung dengan pertanyaan putrinya itu.

"Ma," panggil Noura sekali lagi. "Noura cari Mama di kantor. Dulu Mama pernah kasih alamat itu ke Noura, alamatnya benar kan, Ma? Tapi Noura gak temuin Mama. Mereka bilang ... mereka bilang Mama bukan pegawai kantor itu."

"Noura ... kamu ini bicara apa? Kantor di mana?" Naina tampak tidak menyadari bahwa apa yang diucapkan putrinya itu adalah kebenaran. "Aku tidak pernah kerja di Indonesia, Noura. Sebenarnya kamu sedang bicara apa?"

"Mama!" panggil Noura lagi, cewek itu terlalu senang mendengar suara mamanya. "Noura lagi di Oslo, Ma, satu semester Noura akan tinggal di sini. Mama ingat kan kalau IHS, sekolah yang Mama pilih, punya program pertukaran pelajar? Dan Noura pilih Oslo, Ma."

Tidak ada suara dari telepon membuat Noura kembali melanjutkan. "Mama, sekarang Mama ada di mana? Noura mau ketemu Mama."

Namun terdengar bunyi pecahan kaca terdengar membuat Noura terkejut. Mamanya sama sekali tidak bersuara di telepon membuat Noura semakin panik. "Ma, ada apa? Mama kenapa, Ma?"

Di seberang sana kembali ada suara mamanya, namun Naina tidak bicara dengan Noura, dia seperti menanggapi ucapan orang lain di dekatnya. Membuat Noura bangun dari kursinya, matanya memerhatikan keadaan sekitarnya, ia sangat panik.

"Ma?" panggil Noura sekali lagi. "Siapa, Ma? Kenapa mereka kayak marah?"

Noura tidak mengerti apa yang mereka bicarakan karena mamanya menggunakan bahasa Norwegia. "Ma, Noura tanya Mama?"

"Maaf, Noura." Suara mamanya kembali terdengar dengan jelas. "Aku sangat sibuk sekarang. Jam sebelas aku telepon lagi."

Panggilan itu terputus sepihak, membuat Noura kembali terduduk. Seketika badannya lemas, ia sangat mendengar suara bentakan itu, walaupun ia sama sekali tidak mengerti bahasa itu tapi setidaknya Noura bisa membedakan mana orang yang sedang marah atau tidak. Apalagi bunyi pecahan kaca itu terdengar sangat nyaring, membuat kepanikan Noura bertambah.

"Tenang, Noura!" pinta Sadajiwa memberikan minumannya yang belum habis untuk cewek itu.

Sadajiwa menunjuk bahunya, ia tahu Noura mau menangis. Ia tahu cewek itu terlihat panik saat melakukan panggilan suara tadi. Namun Noura tidak sekadar menangis di bahunya, cewek itu memeluk Sadajiwa erat.

* * *

Semoga kalian terus suka yaa❤❤❤

Bantu ramaikan cerita SADAJIWA dengan vote, komentar, dan share ke teman-teman kalian sebanyak mungkin❤

Terima kasih❤❤❤

Follow Instagram :
@erlitascorpio

Follow Instagram :@erlitascorpio

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
SADAJIWAWhere stories live. Discover now