33. DENGAR BHAGI

1.7K 204 12
                                    


33. DENGAR BHAGI

Diwaktu yang selanjutnya. Dipertemuan yang Tuhan akan ciptakan ulang. Berharap aku sadar ada dirimu di sini.

* * *

Noura mengambil bola voli, cewek itu sudah bersiap masuk ke dalam barisan. Lapangan yang sangat luas di IHS memang dibagi menjadi empat cabang olahraga. Yang sedang Noura datangi adalah lapangan voli. Sementara tiga di antaranya adalah basket, futsal, dan tenis.

Sekarang kelasnya sedang mengambil nilai voli. Noura pun menunggu gilirannya untuk memukul bola. Tidak lama ia sudah memukul bola itu untuk melewati net agar mendapat nilai bagus. Noura berhasil melakukannya dan setelah mendapat nilai, ia bebas untuk ke lapangan manapun.

Noura memutuskan untuk ke lapangan basket, bukan karena ingin bermain basket juga. Tapi karena Ira sudah lebih dulu melipur ke sana. Bersama dengan teman sekelasnya yang lain, Noura berjalan ke lapangan itu.

"Eh, Nou!" Suara Andin memanggilnya. "Lo beneran deket sama Sadajiwa?"

Karena ucapan itu yang lain jadi ikut ramai. Mereka bahkan tidak ingin dekat dengan Sadajiwa. Tapi masalahnya yang menjadi pembicaraan mereka adalah orang yang sudah membuatnya kesal.

"Lo gak mungkin kayak Bitha kan, Nou?"

"Gimana kalian bisa dekat?"

"Lo tau gak sih, Nou, Sadajiwa itu dulunya ...."

"Sampai sekarang masalah Bitha masih jadi pembicaraan."

"Lo harus tau sih kalau Sadajiwa dan Bitha dulu tuh jadi gosip yang heboh banget."

Noura yang mendengar itu belum merespons apapun karena omongan bertubi-tubi dikatakan oleh mereka. Noura lebih memilih diam, ia bahkan tidak tahu harus mengatakan apa ketika dirinya tidak seharusnya ada di dalam masalah mereka.

Ketika mereka sibuk memerhatikan cowok-cowok yang sedang asik bermain di lapangan. Noura mendadak ingin buang air kecil, cewek itu yang sejak tadi duduk di samping Ira lantas langsung ke luar lapangan dan pergi ke toilet yang terdekat di sana.

Namun langkahnya terhenti ketika sampai di dekat toilet, suara cowok yang sedang berbicara seorang diri terdengar. Jelas itu membuat Noura takut, karena toilet yang sepi memang toilet yang ada di dekat lapangan.

Sebelum benar-benar masuk ke dalam toilet, Noura kembali memastikan bahwa yang didengarnya tadi adalah salah. Tapi semakin didengar suara itu sangat jelas. Suaranya berasal dari toilet cowok.

Noura berjalan perlahan, ia berdiri di dinding dekat pintu masuk toilet. Noura merasa familiar mendengar suaranya. Suara itu milik Bhagiraja, Noura menautkan alisnya karena untuk apa cowok itu pergi sangat jauh ke toilet ini ketika di dekat kelasnya juga ada.

"Tolong dengar apa yang Bhagi katakan, Pa!"

Suara itu meninggi dengan emosi. Noura mendengar jelas sekali, ia bersyukur tidak ada yang masuk ke sini jadinya Noura tidak ketahuan sedang menguping Bhagiraja.

"Tolong hentikan semua pengacara atau siapapun orang suruhan, Papa!" Bhagiraja mengatakan itu dengan sangat tegas. "Biarkan keluarga Bitha periksa Bhagi. Biarkan Bhagi bertemu mereka."

"Bhagi salah, Pa. Bhagi yang salah di sini."

"Pa, kalau Papa melindungi Bhagi, sampai kapanpun masalah ini gak akan selesai. Sampai kapanpun Bhagi merasa bersalah, Pa."

"Walaupun Bitha hamil, tapi dia masih pacar Bhagi. Bitha yang selalu ada untuk Bhagi, Pa."

"BITHA MENINGGAL KARENA BHAGI, PA!"

Suara teriakan itu semakin bercampur amarah. Namun sepertinya apa yang diucapkan Bhagiraja sama sekali tidak diacuhkan.

"PAPA!"

Sambungan telepon yang diputus sepihak membuat Bhagiraja merasa semakin frustrasi. Dan Noura tersentak ketika gebrakan pintu toilet terdengar sangat keras dan mengejutkannya.

* * *

Semoga kalian terus suka yaa❤❤❤

Bantu ramaikan cerita SADAJIWA dengan vote, komentar, dan share ke teman-teman kalian sebanyak mungkin❤

Terima kasih❤❤❤

Follow Instagram :
@erlitascorpio

Follow Instagram :@erlitascorpio

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
SADAJIWAWhere stories live. Discover now