3. LAMA-LAMA MUAK

4K 374 4K
                                    

3. LAMA-LAMA MUAK

Mudah sekali aku menghilang dari hatimu.

* * *

Hari ini Noura masuk sekolah, walau badannya memang tidak begitu enak sejak tadi pagi sampai di rumah. Ia memerhatikan sejenak keadaan kelasnya yang selalu ramai. Jam pergantian pelajaran memang selalu diisi dengan celotehan para siswa. Entah itu sedang membicarakan pelajaran, menggosipkan orang, atau bermain dengan ponsel mereka.

"Perbannya gak lo ganti?"

Noura menoleh pada Ira yang kini duduk tepat di sebelahnya. Teman sebangkunya itu pun memang sudah menanyakan tentang yang terjadi pada Noura sampai cewek itu harus diperban. Beberapa teman sekelasnya juga bertanya langsung dan Noura menjawabnya karena terjatuh.

Benar, kan? Dirinya memang terjatuh, hanya saja bukan di rumah tapi di toko milik Sadajiwa. Itu yang tidak diceritakan oleh Noura. Ia tidak berharap dengan dirinya mengaku bertemu cowok itu, mampu mengubah semua yang terjadi.

Sebab kejadian seperti tadi saja sudah membuatnya tidak tenang. Namun bersama Sadajiwa, cukup membuat Noura sedikit melupakan Vadjar. Seolah bayangan wajah cowok itu tidak pernah ada dipikirannya.

"Nanti gue ganti pas istirahat." Noura menjawab itu sampai guru mereka masuk ke dalam kelas untuk memulai pelajaran.

Jam pelajaran terakhir untuk kelas pagi, setelah itu bel istirahat berbunyi. Noura menjadi sangat risih ketika semua guru yang mengajar menanyakan keadaan kepalanya yang diperban. Akhirnya waktu istirahat tiba, Noura bergegas untuk pergi ke toilet lebih dulu untuk mengganti perban.

"Lo gak apa-apa, kan, Nou?" tanya Ira menemani Noura ke toilet.

Mereka sudah masuk ke dalam toilet dan berkaca di depan wastafel. "Gak apa-apa."

"Jujur ya, Nou, mata lo bengkak kayak abis nangis." Ira kembali menambahkan sampai membuat Noura merasa ucapan itu benar ketika ia meneliti wajahnya di kaca. "Tapi gue gak tau kenapa lo nangis gini?"

Noura terkekeh pelan. "Gue gak nangis," elaknya seolah mengingatkan pada diri sendiri bahwa itu benar. "Cuma kurang tidur aja, lihat bawah mata gue udah agak hitam karena gak tidur."

Ira mendengar itu semakin membuat dirinya yakin kalau teman sebangkunya ini ada masalah. "Dan kenapa lo gak bisa tidur?" tanyanya lagi. "Orang gak tidur itu berarti banyak yang lagi dia pikirin. Lo gak mau cerita ke gue, Nou?"

"Gue mau cerita," balas Noura cepat. "Tapi gue tau ini gak penting buat lo."

"Gue bahkan belom dengar ceritanya, gimana bisa nentuin gak penting?" Ira masih tetap mencoba agar Noura menceritakan masalahnya.

Noura bertumpu pada wastafel sambil menggosokkan air pada matanya yang hitam, berharap tidak lagi bengkak. "Gue putus sama Vadjar, Ra."

"Alhamdulillah!"

Seketika teriakan senang dari Ira membuat Noura mengernyit bingung. "Kok malah alhamdulillah sih?"

"Iya lah, dari awal lo pacaran sama dia. Itu udah gak bener, Nou. Dia itu gak cocok sama lo. Walaupun udah kuliah, Vadjar itu pikirannya masih sama kayak anak SMA, gak ada dewasa-dewasanya."

Noura merasa jengkel mendengar itu. "Yang pacaran kan gue sama dia. Kenapa yang lebih paham lo sih?"

"Nou, lo gak akan pernah sadar gimana labilnya Vadjar. Lo kan udah terlalu cinta sama dia sampai buta." Ira memang kalau bicara benar-benar tidak pernah memikirkan perasaan Noura. "Lo gak percaya? Nih ya gue ingatin lagi, pas lo minta tolong antar ke acara ulang tahun Sana, gimana tanggapan Vadjar?"

"Ya ... awalnya dia mau sih antar gue." Noura menjawabnya ragu. "Walau emang akhirnya gak jadi karena dia juga ada acara."

"Terus siapa cewek yang lagi sama Vadjar pas kita samperin dia di kampus? Apalagi tuh cewek pake peluk-peluk cowok lo lagi, sementara Vadjar?"

"Dia diam aja." Noura menjawabnya lagi dan lagi teringat kembali. Sampai pada akhirnya, Vadjar sendiri yang mengungkapkan bahwa mereka tidak bisa lagi melanjutkan hubungan itu.

Noura hanya bisa terdiam sambil meratapi nasibnya, memang benar ya ketika sudah memulai mencintai seseorang harus siap juga untuk patah hati. Sebab memulai mencintai juga memulai untuk memahami orang lain. Dan Noura di sini yang menjadi korban untuk memahami orang lain, terutama dirinya sendiri sampai Vadjar memilih mengakhiri hubungan mereka.

Memahami bahwa Vadjar tidak memiliki cinta yang sama seperti cinta yang Noura berikan untuk cowok itu.

Cewek-cewek lain mulai masuk ke dalam toilet, membuat suasana yang tadi sepi menjadi ramai dalam waktu sekejap. Mereka sibuk menghiasi wajah atau memberi wewangian pada tubuh agar tetap segar selama di sekolah.

Namun, pembicaraan cewek-cewek itu berhasil membuat Noura tertegun dan memejamkan matanya sejenak.

"Gue dengar toko aksesoris motor punya Sadajiwa kebobolan maling."

"Walaupun Sadajiwa punya reputasi buruk tapi kasian juga sih dia."

Apa? Maling?

Noura tidak percaya mendengar rumor seperti itu.

"Parahnya, kaca bagian depan tokonya pecah."

Sial, lama-lama Noura muak di dalam toilet jika yang dibicarakan sejak tadi adalah Sadajiwa.

* * *

Semoga sukaa yaaa

Selalu dukung cerita ini dengan vote dan komentar. Share juga ke teman-teman kalian buat baca ya hehe

Masih bertahan baca gak?

Terima kasih❤

Follow Instagram
@erlitascorpio

Follow Instagram@erlitascorpio

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
SADAJIWAWhere stories live. Discover now