88. TIDAK ADA

1.1K 142 26
                                    

88. TIDAK ADA

* * *

"Lo yakin mau serahin toko aksesoris motor ini ke bokap lo?" tanya Noura ketika Sadajiwa kini sudah bersiap untuk berangkat bersamanya.

Mereka akan pergi pertukaran pelajar ke Oslo, ternyata di sana Noura dan Sadajiwa sudah dipilihkan tempat tinggal khusus untuk mereka berdua di salah satu rumah sewa yang memiliki dua kamar.

Sementara Sadajiwa tampak memerhatikan keadaan tokonya. "Bokap sendiri yang minta, Nou. Dia senang ambil alih toko ini. Lagipula ini bisnis yang gak terlalu besar, paling anak buah bokap yang kerja."

Noura mengangguk, seakan paham-paham saja dengan keputusan Sadajiwa. Tetapi pandangan Sadajiwa terhenti pada Bi Sri yang kini ada di belakang Noura. Membuat Sadajiwa tampak bingung karena kehadiran beliau di sini, mengikuti Noura.

"Bi Sri ikut?" tanya Sadajiwa tepat saat itu Bi Sri mendengar pertanyaannya.

Beliau mengangguk. "Benar, Den Sada. Bibi harus ikut karena kalau nggak, siapa lagi yang bikin susu cokelat? Nanti Non Nou kehilangan susu cokelat buatan Bibi lagi. Lagipula ini tugas Bibi buat jaga Non Nou, betul tidak Non?"

Noura mengangkat ibu jarinya. "Betul, Bi."

Mereka akhirnya berangkat pergi ke bandara, dan melanjutkan perjalanan menggunakan pesawat terbang ke Oslo. Selama dua puluh jam, Noura dan Sadajiwa berada di pesawat untuk sampai di kota Oslo, Norwegia. Kota yang kini juga dipilih mama Noura untuk bekerja.

Ketika pesawat sebentar lagi akan sampai, Noura tidak bisa menjelaskan lagi perasaan bahagianya. Ia akan bertemu mamanya di Oslo. Ia bisa tahu apa yang mamanya lakukan sehari-hari di kota itu. Terutama, tentang kenapa mamanya selalu menangis.

Itu cukup mengganggu Noura, mamanya yang berbicara terlalu kaku kepadanya. Kini sering menangis, dan itu membuat Noura sangat khawatir kepada keadaan mamanya. Saat pesawat kini mendarat di Oslo, satu kata yang menggambarkan kota itu, indah. Sangat-sangat indah. 

Mereka juga memutuskan untuk langsung beristirahat di rumah yang sudah disiapkan oleh orang tua Sadajiwa. Ketika Sadajiwa sibuk dengan barang-barang mereka yang harus dirapikan, sementara Noura meminta Bi Sri untuk menemaninya. Datang ke alamat yang Noura yakini adalah tempat kerja mamanya.

Tidak butuh lama, dengan bantuan Maps, Noura berhasilkan menemukan gedung itu. Gedung yang sangat besar ini menunjukkan bahwa memang pekerjaan di sana sangat baik. Noura tampak senang karena mamanya berhasil hingga sejauh ini, sampai di mana bekerja di tempat yang sangat bagus.

"Halo," sapa Noura menggunakan bahasa inggris. "Apa di sini ada pegawai yang bernama Naina? Saya dapat alamat kalau Naina bekerja di sini?"

"Mohon tunggu sebentar," balas resepsionis itu dengan bahasa inggris juga. Dia tampak memeriksa nama di layar komputer. "Maaf, sepertinya nama Naina tidak ada di daftar pegawai kami, apa anda bisa memberi tahu dari mana asalnya? Apakah Naina yang anda maksud adalah warga negara Norwegia?"

Noura menggeleng cepat. "Bukan, Naina warga negara Indonesia. Apa ada?"

"Tunggu sebentar, sepertinya bukan bagian pegawai resmi kantor."

Resepsionis itu mencari kembali nama yang Noura maksud. Walau Noura sangat yakin ini adalah alamat tempat mamanya bekerja. Seharusnya nama mamanya dapat ditemukan dengan mudah jika memang pegawai di sini.

Bi Sri mengusap bahu Noura. "Sabar Non Nou, nanti Non bisa ketemu sama ibu."

"Iya, Bi," balas Noura mengangguk, meyakinkan dirinya sendiri juga.

Resepsionis itu kembali ke Noura, dengan gerakan menunjukkan permohonan maaf. "Kami tidak bisa menemukan nama tersebut. Sepertinya memang tidak ada nama Naina dalam daftar pegawai kami."

* * *

Semoga kalian terus suka yaa❤❤❤

Bantu ramaikan cerita SADAJIWA dengan vote, komentar, dan share ke teman-teman kalian sebanyak mungkin❤

Terima kasih❤❤❤

Follow Instagram :
@erlitascorpio

Follow Instagram :@erlitascorpio

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
SADAJIWAWhere stories live. Discover now