79. KESALAHANNYA

1.1K 158 219
                                    

79. KESALAHANNYA

* * *

Sadajiwa langsung mengenakan helm-nya. Cowok itu menitip toko ke Pal, sementara dirinya langsung pergi menuju rumah Bhagiraja karena papanya sudah meneleponnya sejak tadi.

Dengan motornya, Sadajiwa melaju dengan kecepatan tinggi menyusuri jalan menuju ke rumah Bhagiraja. Walau suasana hatinya sedang memburuk karena hari ini menjadi hari yang paling menyakitkan untuknya.

Sadajiwa tidak habis pikir saat ia tahu Noura bersama Bhagiraja. Lalu selama ini cewek itu dekat dengan dirinya untuk apa? Kenapa Noura harus sama seperti Bitha? Dia tega mematahkan hati Sadajiwa.

Sementara di ruang pelayanan khusus, Bhagiraja duduk di bangku yang berhadapan langsung dengan penyidik. Dia tampak menunduk sejenak seakan menurut apapun hukuman yang diberikan untuk.

"Saya mulai bertanya kepada saudara Bhagiraja." Suara penyidik yang berkata tegas itu membuat Bhagiraja mendongak dan meyakinkan dirinya sendiri, ia bisa menjawab semua pertanyaan itu. "Apa saudara datang menyerahkan diri ke sini? Tanpa kehadiran orang tua?"

"Ya, saya datang ke sini tanpa orang tua." Bhagiraja menelan salivanya susah payah, suaranya seakan tertahan di tenggorokan.

"Baik. Jelaskan apakah benar saudara adalah orang yang bersama Bitha saat terakhir kalinya?"

Bhagiraja mengangguk membenarkan. "Benar, saya yang bersama Bitha saat hari itu."

"Agar saudara terangkan siapa saja yang bersama saudara saat itu, kapan, di mana, dan bagaimana itu terjadi?"

"Saya hanya berdua dengan Bitha. Seperti biasa, Bitha bersama saya karena saya yang memintanya untuk datang. Tempatnya di kafe punya saya sendiri tidak begitu jauh dari tempat tinggal saya."

"Dan apa tujuan saudara meminta Bitha datang ke kafe?"

Bhagiraja mengatur napasnya. "Saya ingin minta maaf."

"Karena?" tanya penyidik itu lagi. "Apa saudara membuat kesalahan sampai meminta maaf kepada Bitha?"

"Ya ...," jawab Bhagiraja begitu tersendat. "Saya membuat salah. Karena saya yang buat Bitha dikeluarkan dari sekolah."

"Baik. Jelaskan juga apakah Bitha datang ke kafe seorang diri?"

"Mungkin. Saya gak tau, karena saat saya bertemu Bitha ... dia sendirian." Bhagiraja mencoba mengingat saat itu.

"Berikutnya, kami mendapat sampel dari rumah sakit, kalau Bitha meminum minuman penggugur kandungan." Penyidik memberikan keterangan itu. "Dan apakah benar saudara yang memberikan minuman penggugur kandungan itu kepada Bitha?"

"Ya." Bhagiraja merasa semakin tercekat. Ia tidak bisa mudah menjelaskan apa yang terjadi saat itu.

"Bisa saudara jelaskan alasan saudara memberikan minuman itu? Apakah Bitha tau apa yang diminumnya?"

Mata Bhagiraja mulai berair. "Saya ... gak mau melihat Bitha hamil, anak orang lain. Dia sama sekali gak tau minuman itu."

"Bisa diberitahu siapa ayah dari janin yang dikandung Bitha?"

"Sadajiwa."

Sejujurnya kali ini, hanya suaranya saja yang dapat terfokus pada pertanyaan itu. Berbanding jauh dengan tatapannya, Bhagiraja menatap kosong apa yang ada di hadapannya.

"Apakah minuman itu bereaksi pada Bitha? Apa yang terjadi setelahnya?"

"Dia minum sampai habis, hanya segelas." Bhagiraja menghela napasnya, suara-suara lain kadang terdengar di telinganya, tapi pikirannya terus mengingat saat itu. "Setengah jam setelahnya, baru bereaksi. Bitha pendarahan."

"Setelah itu, apa yang saudara lakukan ketika melihat Bitha dalam keadaan pendarahan?"

"Saya membawa Bitha dengan kendaraan yang saya bawa ke kafe." Bhagiraja menjelaskannya. "Yang saya ingat, saat itu saya panik karena darah terlalu banyak yang keluar."

"Kendaraan apa?"

"Motor." Bhagiraja mengatakan itu. "Tapi di tengah jalan, saya mengalami kecelakaan. Motor saya gak bisa berhenti, saya memaksa menjatuhkan diri. Tapi keadaan Bitha sudah parah."

"Apakah Bitha meninggal di tempat kejadian saat itu?"

Bhagiraja menggeleng pelan. "Saya gak begitu yakin. Mungkin kritis karena pendarahan itu. Keadaan saya juga gak baik saat itu, saya hanya melihat mata Bitha terpejam seperti menahan sakit, dan kami berdua dibawa ambulans ke rumah sakit."

"Bisa saudara antar kami, tim kepolisian ke kafe tersebut? Tunjukkan kepada kami, motor yang saudara bawa, dan di mana anda mengalami kecelakaan?"

"Bisa." Bhagiraja mengangguk. Sudah banyak sekali pertanyaan yang ia jawab saat ini. Demi Bitha. Ia memang seharusnya bertanggung jawab atas kesalahannya sendiri.

Kesalahan Bhagiraja yang telah membunuh Bitha dan bayi yang dikandung cewek itu.

* * *

Semoga kalian terus suka yaa❤❤❤

Bantu ramaikan cerita SADAJIWA dengan vote, komentar, dan share ke teman-teman kalian sebanyak mungkin❤

Terima kasih❤❤❤

Follow Instagram :
@erlitascorpio

Follow Instagram :@erlitascorpio

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
SADAJIWAWhere stories live. Discover now