87. BEBERAPA KALI MENANGIS

1K 136 35
                                    

87. BEBERAPA KALI MENANGIS

* * *

"Selamat datang, Pacarnya Bos!"

Araf membukakan pintu ketika melihat Noura datang ke toko. Sementara mendengar ucapan Araf padanya, membuat Noura menautkan alisnya. "Bukan bidadari cantik lagi?"

"Nanti aja kalau lagi gak ada bos," bisik Araf disertai tawanya. Membuat Noura juga tertawa karena mendengar itu.

"Tapi gue punya bekas luka di pipi," balas Noura masih mengobrol dengan Araf, tidak lanjut masuk ke dalam untuk bertemu dengan Sadajiwa. "Cantiknya berkurang ya?"

"Masih cantik." Kali ini bukan suara Araf, tapi Sadajiwa yang menimpali sekaligus menghampiri mereka berdua. "Cantik lo gak berkurang, Noura."

Araf mengangkat kedua ibu jarinya, ia ikut mendukung ucapan Sadajiwa. "Benar banget, Bidadari. Menurut gue, Bidadari itu masih cantik, tetap cantik, dan akan selalu cantik."

"Raf!" tegur Sadajiwa karena Araf baru saja memanggil Noura dengan panggilan seperti itu.

"Eh iya, maksudnya Pacarnya Bos, masih cantik." Araf bergerak canggung. "Ya udah gue kerja lagi ya, Bos."

Melihat kepergian Araf membuat fokus Sadajiwa kini terpaku pada Noura, cewek itu tersenyum atas yang baru saja dilihatnya. "Jadi lo suruh Araf panggil gue Pacarnya Bos?"

"Ya, kenapa?" Sadajiwa malah berbalik tanya. "Kalau gak kayak gitu, dia bakal godain lo terus."

"Cemburu?" tebak Noura langsung. "Jadi Bos yang satu ini cemburu pacarnya didekati pegawainya sendiri? Gitu?"

"Iya. Gue cemburu." Sadajiwa menjawab itu secara langsung.

"Tapi Araf cuma bercanda," balas Noura lagi. "Dia dari awal juga suka bercanda sama gue."

"Dulu sama sekarang beda, Noura. Dulu gue biasa aja lo dipuji cantik sama Araf." Sadajiwa mengatakannya dengan terus terang. "Sekarang semua itu gak sama lagi. Lo adalah pacar gue."

Noura mengangguk paham menjawab itu, sementara Sadajiwa meraih pipinya. "Lo juga masih cantik. Selalu cantik, Noura. Bekas luka di pipi lo gak akan bisa buat rasa cinta gue ke lo berkurang."

Mendengar kata-kata Sadajiwa yang seperti tadi membuat Noura mencubit pipi cowok itu. Sadajiwa meringis sakit karena cubitan Noura makin kencang. "Nou, sakit!"

"Karena urusin rasa cemburu lo terus, gue sampai lupa tujuan gue datang ke sini." Noura tampak membuka tasnya, menunjukkan beberapa berkas pada Sadajiwa.

"Buat apa, Nou?" Sadajiwa memerhatikan wajah Noura yang tampak bahagia tapi cowok itu tidak paham alasannya.

"Ini formulir kita diterima, Jiwa. Program pertukaran pelajar kita udah dapat balasan. Itu artinya apa?"

"Apa?"

"Kita bisa langsung berangkat ke sana pas liburan selesai." Noura tanpa sadar sudah memeluk Sadajiwa. "Gue bisa ketemu nyokap nanti. Gue bisa bantu nyokap siapin makanan, nanti kita sama-sama di tempat tinggal yang ada nyokap gue ya, Jiwa?"

"Kasih tau gue Noura, berapa lama nyokap lo belum pulang?" Sadajiwa bertanya karena sepertinya sudah sangat lama cewek itu ingin bertemu mamanya secara langsung.

Noura tampak berpikir sebentar. "Enam bulan? Mungkin. Gue gak begitu ingat, tapi yang jelas gue senang Jiwa, nanti setiap hari, gue selalu ada buat nyokap. Dan nyokap juga selalu ada buat gue."

"Kenapa lo jadi sangat menggebu-gebu kayak gini, Nou?" Sadajiwa kembali bertanya lagi. "Bukannya waktu itu lo gak mau pilih Oslo buat pertukaran pelajar? Lo mau sama kayak Ira, di London. Sekarang ... lo bahkan udah berandai-andai di Oslo, Noura."

Noura jadi terdiam mendengar ucapan Sadajiwa. "Lo bahagia bisa pergi ke sana, tapi tatapan lo gak menyiratkan itu."

"Gue harus ketemu nyokap, Jiwa." Noura kini berkata lirih. "Dia beberapa kali nangis waktu ditelepon. Gue khawatir. Gue khawatir sama nyokap gue, Jiwa."

* * *

Semoga kalian terus suka yaa❤❤❤

Bantu ramaikan cerita SADAJIWA dengan vote, komentar, dan share ke teman-teman kalian sebanyak mungkin❤

Terima kasih❤❤❤

Follow Instagram :
@erlitascorpio

Follow Instagram :@erlitascorpio

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SADAJIWATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang