39. PERNYATAAN CINTA

1.8K 182 13
                                    

39

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

39. PERNYATAAN CINTA

Hari ini aku mendengarkan sebuah lagu. Lagu tentang isi hatiku untukmu. Dan kamu mendengarkan lagu yang sama namun tentang isi hatimu untuk orang lain.

* * *

Sadajiwa memerhatikan kelasnya yang kini kosong. Kelas sudah berakhir sekitar sepuluh menit yang lalu, ketika teman-temannya memutuskan untuk lebih dulu pulang. Sadajiwa tetap pada kursinya, terdiam dan tidak tahu mau melakukan apa.

Tadi ia mendapat pesan dari Araf kalau tokonya hari ini lumayan ramai. Mungkin sebentar lagi Pal juga akan datang untuk membantu pegawai yang lain. Sadajiwa sendiri malah ingin berdiam diri di sini sambil menatap pintu di sana.

Saat mereka masih kelas sembilan, Bitha selalu datang ke kelasnya. Tidak pernah ia lupakan setiap kali Bitha muncul di pintu dan menghampirinya. Sampai cewek itu akhirnya berpacaran dengan Bhagiraja, semakin jarang bahkan hampir tidak pernah Bitha muncul di pintu kelasnya. Pasti selalu Sadajiwa yang menghampiri Bitha lebih dulu.

Sadajiwa yang masih tetap di dalam kelas 11 IPA 1, hanya bisa berharap bahwa Bitha di sana akan tenang saja. Tidak ada yang membenci cewek itu, tidak dirinya ataupun orang lain. Bitha salah jika mengira semua orang akan membencinya, cewek sebaik Bitha tidak mungkin dibenci orang lain, dan yang memang pantas dibenci adalah Sadajiwa. Hanya dirinya saja yang pantas dibenci.

"Kamu tau, Jiwa, tadi aku udah ketemu Bhagiraja." Bitha tersenyum padanya. "Dia keliatan bingung sih, aku malah yang gak tau malu tiba-tiba datang terus ajak kenalan dia. Tapi ternyata aku baru sadar, aku suka sama cowok yang jago main gitar, atau emang karena cowoknya Bhagiraja ya?"

Bitha terkekeh karena ucapannya sendiri. "Oh iya, pulang sekolah nanti gak usah tunggu aku ya, Jiwa. Kalau kamu mau pulang, pulang aja, oke?"

"Kenapa, Tha?" tanya Sadajiwa bingung. "Bukannya kamu gak ikut ekskul apa-apa, tumben gak mau ditunggu."

"Emang gak ikut ekskul, soalnya aku sama Kiran mau ke tempat studio musiknya Bhagiraja." Bitha masih semangat mengatakan itu.

Sadajiwa tahu Kiran adalah teman sekelas Bitha, tapi ia malah terganggu dengan tujuan Bitha menyuruhnya untuk pulang lebih dulu tanpa cewek itu. "Kenapa malah pergi sama Kiran?" tanyanya supaya tidak kentara bahwa ia tidak suka dengan ucapan Bitha barusan.

"Karena Kiran punya akses bebas keluar masuk studio musik, soalnya orang tuanya jadi investor dimanajemen label musik keluarga Bhagiraja." Bitha mencubit pipi Sadajiwa, entah kenapa akhir-akhir ini Bitha memang sangat bahagia. Bahkan terlalu bahagia. "Doain aku supaya Bhagiraja suka ya, Jiwa. Istirahat udah mau selesai, aku balik ke kelas dulu."

Bitha keluar sambil melambaikan tangannya. Saat itu, terakhir kalinya Bitha ke kelasnya. Setelahnya hanya dua minggu sekali bahkan sampai satu bulan, Bitha tidak pernah lagi datang ke kelasnya, menceritakan segala hal tentang Bhagiraja.

Satu bulan sejak hari itu, Bitha menelepon Sadajiwa. Cewek itu masih sama semangatnya, nada bicaranya juga, dan Sadajiwa merasa sedikit lega karena Bitha masih berbicara kepadanya.

"Kamu tau, Jiwa?" tanya Bitha di telepon, menyadarakan Sadajiwa agar terfokus mendengar ucapan cewek itu. "Ada berita penting yang mau aku kasih tau ke kamu."

"Berita penting apa?" tanya Sadajiwa tidak tahu sudah keberapa kalinya Bitha berbicara yang membuatnya bingung. "Ini jam satu, Tha, kamu belum tidur?"

"Gak bisa tidur," jawab Bitha manja. Cewek itu bahkan tidak peduli menelepon Sadajiwa diwaktu sedini itu. "Soalnya masih kepikiran kejadian tadi."

"Kejadian apa?"

Bitha masih tersenyum di seberang sana, walau Sadajiwa tidak pernah tahu bagaimana ekspresi cewek itu saat ini. "Kejadian kalau Bhagiraja terima aku jadi pacarnya."

"Terima?" Sadajiwa tidak paham. "Tha, kamu bilang suka sama dia?"

"Iya, Jiwa. Aku bilang duluan, kalau aku suka sama dia." Bitha melanjutkan ucapannya. "Hampir seminggu sih gak dijawab tapi tadi malam Bhagi bilang kalau dia terima aku jadi pacarnya."

Sadajiwa tertegun mendengarnya.

Dihelanya napas, setelah berdiam cukup lama di kelas, Sadajiwa akhirnya bangkit mengambil tasnya. Dia berjalan ke arah pintu dan terdiam sejenak di tengah-tengah. Matanya menoleh ke kanan dan ke kiri melihat lingkungan sekolah yang mulai sepi. Lalu cowok itu akhirnya berjalan memutuskan untuk pulang namun ia tidak pernah berhenti memikirkan Bitha.

Bitha tidak pernah sadar, sejak Bhagiraja menerima pernyataan cinta cewek itu, segalanya berubah.

* * *

Semoga kalian terus suka yaa❤❤❤

Bantu ramaikan cerita SADAJIWA dengan vote, komentar, dan share ke teman-teman kalian sebanyak mungkin❤

Terima kasih❤❤❤

Follow Instagram :
@erlitascorpio

Follow Instagram :@erlitascorpio

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.
SADAJIWATahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon