6. MENYELESAIKAN MASALAH

3.2K 312 7K
                                    

6. MENYELESAIKAN MASALAH

* * *

Noura kembali ke rumahnya masih dengan perasaan kesal. Ia tidak habis pikir Sadajiwa begitu keras kepala hanya karena tidak ingin berurusan dengan orang lain. Padahal saat uang itu diterima olehnya, semua masalah berarti selesai. Namun cowok itu menolaknya dan Noura tidak menganggap itu menyelesaikan masalah.

Ketika pintu rumah terbuka, hal yang Noura rasakan terasa berbeda. Keadaan rumahnya tidak lagi ramai oleh ART dan sopir saja. Tapi seorang wanita paruh baya sedang berjalan ke sana-ke mari seolah sedang menguasai rumahnya.

"Mama?" panggil Noura langsung menyadari mamanya sudah berada di rumah. "Kapan Mama pulang? Kenapa gak kasih tau Noura?"

Naina berbalik, melihat keberadaan Noura, wanita itu tersenyum. "Belum lama. Tapi aku sudah membuatkanmu beberapa makanan."

"Ada yang masak di rumah ini, Mama gak perlu melakukan semuanya." Noura berjalan mendekati ibunya. Ia sudah menghabiskan waktu selama enam bulan tanpa kehadiran Naina di dekatnya. Wanita itu sangat sibuk bahkan sekadar untuk kembali ke rumah.

"Tenang saja. Walaupun aku selalu sibuk bekerja, setidaknya aku masih ingat beberapa resep yang bisa aku lakukan untukmu." Naina menjawabnya. "Kamu mau makan yang mana? Bisa aku ambilkan."

"Apa Bibi gak masak?" tanya Noura bingung karena makanan yang disediakan bahkan sudah terbilang banyak. "Makanan ini banyak banget, Ma. Noura gak mungkin habisin semuanya."

"Sebenarnya mereka sudah masak. Tapi aku ingin memberikan waktu yang aku punya untuk masak makanan ini untukmu, Noura." Naina kembali menjawabnya seperti biasa. "Aku tidak mempunyai banyak waktu untuk masak lagi. Kamu mengerti?"

"Mama mau pergi lagi?" Noura sangat penasaran dengan balasan mamanya.

"Iya, tentu saja aku harus pergi bekerja lagi."

Noura merasakan masakan mamanya tidak lagi enak ketika mendengar jawaban itu. "Berapa lama?"

"Paling cepat tiga bulan. Aku akan meninggalkan rumah ini kembali dan kamu, tentu saja. Tapi tenang, Noura. Aku akan memberikan uang untuk kebutuhan seisi rumah ini, terutama kebutuhan kamu."

"Enam bulan yang lalu bahkan Mama bilang cuma pergi satu bulan," balas Noura kini mendapat perhatian dari Naina. "Dan sekarang Mama bilang pergi tiga bulan? Apa kita akan bertemu tahun depan?"

Naina tertawa mendengar itu. "Kamu jangan terlalu bercanda, Noura. Ketika aku tidak ada di sini, kamu masih bisa meneleponku. Kita masih bisa berkomunikasi. Zaman ini sudah sangat modern dan kamu tidak perlu menangis hanya karena kita tidak berada disatu tempat yang sama. Dunia ini sudah menciptakan jarak yang jauh menjadi dekat melalui teknologinya, Noura."

"Dan Noura harus datang ke setiap acara sekolah tanpa kehadiran Mama?" Noura bertanya lagi, ia benar-benar mulai tidak percaya dengan ucapan orang-orang di sekitarnya. Mereka seakan mengatakan bahwa hidup di dunia ini sangat mudah tanpa orang lain. Padahal bukankah hidup ini memang selalu dimulai dari orang lain?

"Aku yakin, bukan hanya kamu yang datang tanpa pendamping ke acara sekolah. Aku sudah mendaftarkan kamu di sekolah elite, Noura. Sekolah yang sangat mudah memaklumi ketidakhadiran orang tua muridnya, mereka akan paham kesibukan orang tua muridnya jika memang hadir tanpa orang tua."

"Dan Mama sama sekali gak peduli dengan apapun yang aku lakukan? Apapun yang harus Noura lakukan, Ma?"

"Jangan seperti anak kecil lagi, Noura. Kamu sudah kelas sebelas. Yang seharusnya kamu pikirkan adalah belajar dan kesenanganmu saja. Dan kehadiranku di sini untuk memberi kamu kemudahan hidup."

Noura terdiam mendengar itu. Ia makan dengan perasaan yang campur aduk. Kekesalannya pada Sadajiwa masih ada dan bertambah ketika mamanya sendiri mengucapkan kata-kata itu. Selama hidup Noura, waktu untuk bertemu dengan mamanya mungkin bisa dihitung pakai jari.

Dan Noura tersadar dengan itu semua.

Memberikan kemudahan pada kehidupan.

Noura telah melakukan itu di dalam kehidupannya. Hidup akan mudah jika semuanya diselesaikan dengan uang.

Noura memberikan uang pada Sadajiwa untuk menyelesaikan masalah yang telah ia perbuat.

Pantas saja Sadajiwa menolak.

Cowok itu tidak butuh uang untuk menyelesaikan masalah.

* * *

Semoga kalian suka ya sama cerita ini🥰

Bantu ramaikan cerita SADAJIWA dengan vote, komentar, dan share ke teman-teman kalian sebanyak mungkin❤

Terima kasih❤❤❤

Follow Instagram :
@erlitascorpio

Follow Instagram :@erlitascorpio

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
SADAJIWAWhere stories live. Discover now