54. PENGECUT

1.2K 153 26
                                    


54. PENGECUT

* * *

Bel masuk kembali berbunyi, Sadajiwa dapat melihat Noura keluar dari kantin. Ia berdiri di dekat kelas Noura sambil menunggu cewek itu berdiri tepat di hadapannya. Hingga Noura yang menautkan alisnya seakan baru menyadari keberadaan Sadajiwa di sana.

Noura yang ingin menghampiri Sadajiwa di sana namun ditahan oleh Ira. "Jangan aneh deh, Nou! Lo tadi baru dipermalukan sama cowok-cowok di kantin karena Sadajiwa."

Mendengar itu, Noura memelankan langkahnya. "Tapi Jiwa mau ngomong sama gue, Ra. Dia nunggu gue."

"Kali ini lo jangan peduliin dia dulu, Nou. Karena dia, Nou, lo jadi jelek di mata orang lain." Ira seolah tidak lelah memperingatkan Noura. "Gue ngerti lo memang dekat sama dia. Gue juga paham kalau dia gak sejahat yang orang lain pikir. Tapi ini demi lo, Nou. Jangan buat masalah datang ke diri lo."

Akhirnya Noura menurut. Ia dan Ira jalan perlahan menuju kelas walau mereka tetap saja akan berhadapan dengan Sadajiwa. Tapi Ira tidak mau kalau Noura malah terlihat antusias menghampiri Sadajiwa.

Bahkan ketika Noura sudah berada di dekat Sadajiwa, Ira yang ingin menarik Noura ke dalam kelas. Sudah terlambat karena Sadajiwa memegang tangan temannya lebih dulu. Langkah Noura sudah terhenti ketika Sadajiwa menahan tangan cewek itu.

"Mereka bilang apa ke lo, Noura?" tanya Sadajiwa tanpa basa-basi. Namun Noura diam, ia tidak ingin Sadajiwa tahu pada awalnya tetapi sepertinya Sadajiwa sudah tahu apa yang terjadi tadi. "Gue tanya Noura, mereka semua menjelekkan lo?"

Noura mengangguk pelan. "Tapi gak apa-apa. Gue baik, Jiwa."

Sadajiwa mengepalkan tangannya kesal. "Mereka menyamakan lo dengan Bitha, Noura?"

"Iya," balas Noura pelan.

Ketika Noura mengucapkan itu, Sadajiwa sudah menarik tangannya menuju tempat sebelumnya Noura datangi. Benar, langkah Sadajiwa kini menuju kantin. Noura yang sadar langsung terbelalak lebar karena ia ditarik dengan begitu cepat oleh cowok itu.

"Jiwa, gue gak apa-apa." Noura mengatakan itu. "Lo mau ngapain Jiwa?!"

Ira yang melihat itu pun ikut panik, ia mengikuti langkah keduanya. Sementara Noura terus menahan Sadajiwa agar menghentikan langkah cowok itu. Ia tidak ingin Sadajiwa membuat keributan.

Belum mereka sampai kantin, Sadajiwa sudah melihat Bhagiraja tak jauh darinya. Langkah cowok itu sudah sangat lebar hingga benar-benar berada pada tujuannya. Pegangan pada tangan Noura terlepas ketika Sadajiwa kini sudah memukul Bhagiraja sekuat tenaganya.

"JIWA BERHENTI!"

Noura sangat terkejut melihat Sadajiwa memukul Bhagiraja tanpa ampun. Suasana mendadak ramai karena perkelahian itu. Noura tidak bisa memisahkan keduanya karena teman-teman Bhagiraja mencoba melerai perkelahian itu.

Ketika mereka sudah terpisah, Noura menahan Sadajiwa agar tidak memukul Bhagiraja lagi. Sementara Sadajiwa puas melihat wajah memar Bhagiraja. Di antara emosinya, Sadajiwa masih sempat berbicara.

"Gue memang gak bisa mukul lo karena Bitha." Sadajiwa mengatakan itu dengan emosinya yang kini berada dipuncak. "Cewek yang lo bilang murahan itu, bela lo mati-matian."

Mereka semua bahkan tidak menyadari jika Bhagiraja tidak memberikan perlawanan. Membiarkan Sadajiwa memukulnya. Membiarkan Bhagiraja menerima pukulan itu, mungkin seharusnya sudah sejak dulu ketika Bitha masih hidup.

"Tapi gue gak akan diam, saat lo dan teman-teman lo menjelekkan Noura. Dia bukan Bitha. Dia gak murahan!"

Sadajiwa berteriak membuat semua orang kini menghampiri keributan ini.

"Lo pengecut, Sialan!" seru Sadajiwa tepat pada Bhagiraja. "Lo bahkan gak berani akuin semua yang lo perbuat ke Bitha."

* * *

Semoga kalian terus suka yaa❤❤❤

Bantu ramaikan cerita SADAJIWA dengan vote, komentar, dan share ke teman-teman kalian sebanyak mungkin❤

Terima kasih❤❤❤

Follow Instagram :
@erlitascorpio

Follow Instagram :@erlitascorpio

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.
SADAJIWANơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ