59. PALING NYAMAN

1.1K 139 16
                                    

59. PALING NYAMAN


Tempat paling nyaman adalah tempat yang selalu aku datangi, berulang kali tanpa merasa bosan.

* * *

Sadajiwa memerhatikan lagi ke arah lobi, biasanya Noura akan muncul dari sana lalu menghampirinya di motor. Namun cewek itu sampai sekarang tidak kunjung terlihat batang hidungnya. Sadajiwa bahkan sejak tadi juga memegang helm pink yang ia bawa hanya untuk cewek itu.

Keadaan parkiran IHS bahkan sudah sangat kosong, parkiran motor menyisakan empat motor termasuk motor Sadajiwa sendiri. Melihat jam di layar ponselnya, beberapa panggilan dari Araf diabaikannya. Sadajiwa menghela napas, setengah jam Noura tidak muncul, ia akan segera pulang tanpa cewek itu.

Noura yang sudah memiliki nomornya pun tidak memberikan pesan sama sekali. Sadajiwa menelepon juga tidak kunjung diangkat, namun panggilan terus berjalan seakan Noura mengabaikannya.

Motor di parkiran sisa dua lagi, waktu tiga puluh menit benar-benar menghabiskan tenaganya. Juga perasaan kesalnya pada Noura. Apa cewek itu sudah pulang sendiri? Tetapi kenapa sama sekali tidak memberi kabar?

Sadajiwa : Lo udah pulang?

Sadajiwa : Gue dari tadi nunggu lo. Tapi lo gak ada.

Sadajiwa : Noura?

Sadajiwa : Kalau memang lo udah pulang, kabari gue.

Sadajiwa : Sekarang gue langsung pulang ke toko.

Beberapa pesan Sadajiwa kirimkan pada cewek itu, tetapi sama sekali tidak ada balasan juga. Sadajiwa memasang helm-nya. Kalau Noura memang pulang lebih dulu, ia berharap cewek itu baik-baik saja. Karena tidak adanya kabar dari Noura, cukup membuat Sadajiwa merasakan khawatir.

Mesin motornya menyala, Sadajiwa menjadi murid terakhir yang keluar dari sekolah. Sore itu ia tidak pulang bersama Noura. Tidak dengan wajah ceria yang senang menggunakan helm berwarna pink.

Sementara di lain tempat, untuk pertama kalinya Noura datang ke gedung RM Entertainment. Sebuah perusahaan dibidang musik, yang sudah jelas pemiliknya adalah keluarga Bhagiraja.

Yang Noura tahu dari Ira, perusahaan ini memiliki banyak kerja sama dengan artis ternama. Tidak jarang murid lulusan IHS yang ingin menjadi musisi dan penyanyi lebih memilih perusahaan keluarga Bhagiraja.

Gedung yang begitu luas ini, sepertinya memiliki banyak sekali studio musik. Bahkan Bhagiraja yang berjalan lebih dulu di depan seakan tidak pernah sampai di tempat tujuan mereka.

Bhagiraja tiba-tiba saja menghentikan langkahnya dan ia berbalik melihat Noura. Noura yang merasakan cowok itu berhenti malah menampilkan wajah bingung.

"Kenapa?" tanyanya penasaran. "Kenapa lo malah berhenti? Udah sampe?"

Bhagiraja terdiam, berpikir cepat dan menarik kesimpulan, cewek di hadapannya ini sangat berbeda sekali dengan Bitha. Noura bahkan bisa mengimbangi langkah lebar Bhagiraja tanpa perlu terpeleset seperti yang selalu Bitha lakukan. Namun entah, rasanya Bhagiraja malah merindukan Bitha yang seperti itu, merindukan saat ia menolong Bitha agar cewek itu tidak terjatuh.

"Lo gak masalah kalau jadi pacar gue?" Pertanyaan Bhagiraja membuat Noura terdiam, sejujurnya ia memang tidak terima karena cowok itu mengatakannya tanpa izin dulu. "Di depan bokap gue, Noura."

Noura mengangguk pelan. "Kalau ini memang bagian dari rencana lo, gue harus lakukan bukan?"

Bhagiraja membalasnya dengan anggukan juga sampai keduanya mendengar langkah kaki mendekat. Noura melihat pria paruh baya memegang bahu Bhagiraja.

"Pa," ucap Bhagiraja menyapanya.

Papa Bhagiraja menoleh ke Noura, memerhatikan penampilan cewek itu. "Jadi ini pacar kamu? Kamu sudah melupakan Bitha?"

Bhagiraja mendadak muram mendengarnya. Namun ia tidak ingin menjawab pertanyaan itu.

"Iya, Om. Saya pacar Bhagi," sapa Noura dengan tersenyum ramah.

"Saya baru tau, Bhagi tidak pernah menceritakan apapun tentang kamu." Papa Bhagiraja masih saja membuat Noura bingung harus merespons seperti apa. "Kamu bisa apa di musik?"

"Main piano, ya walaupun gak begitu bagus."

Beliau mengangguk. "Ajak pacar kamu ke studio sembilan. Di sana banyak piano yang bisa dimainkan untuk latihan."

Bhagiraja menatap Noura, pandangan mereka bertemu. Bhagiraja menggenggam tangannya. Noura menghela napas berat, kalau bukan untuk menyelesaikan masalah ini, ia tidak mau juga berada di tempat yang tidak nyaman.

Hanya toko Sadajiwa, yang paling nyaman menurut Noura.

* * *

Semoga kalian terus suka yaa❤❤❤

Bantu ramaikan cerita SADAJIWA dengan vote, komentar, dan share ke teman-teman kalian sebanyak mungkin❤

Terima kasih❤❤❤

Follow Instagram :
@erlitascorpio

Follow Instagram :@erlitascorpio

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
SADAJIWAWhere stories live. Discover now