70. DIPERCAYA MEREKA

1.1K 152 116
                                    

70. DIPERCAYA MEREKA

* * *

"Besok kamu bisa ikut sama Papa?"

Sadajiwa mendengar yang papanya katakan di telepon. "Tapi Jiwa gak bisa tutup toko, banyak pelanggan."

"Papa akan ganti kalau itu buat kamu rugi." Rudhy mengatakan itu dengan mudah. "Sesekali kamu juga perlu istirahat dan gak selalu buka toko. Lagi pula kamu sudah punya banyak pegawai, mereka dapat dipercaya, kan? Tidak mungkin kamu rugi hanya karena kamu ikut dengan Papa, Jiwa."

"Ya, jam berapa?" tanya Sadajiwa to the poing. "Memangnya apa yang mau Papa bicarain sampai Jiwa harus ikut?"

"Sama seperti biasanya, ini tentang Bitha. Kamu gak pernah mau mengobrol dengan orang tua Bitha, dan Papa yang harus membujuk kamu lebih dulu."

Sadajiwa terdiam mendengar. "Jiwa malu, Pa."

"Malu kenapa?" Rudhy terdengar heran di suara panggilan. "Kamu harusnya meyakinkan mereka, kalau menurut kamu memang Bhagiraja pelakunya."

"Justru karena Jiwa belum bisa buktikan, Pa. Karena Jiwa gak bisa menepati janji buat jaga Bitha." Sadajiwa terduduk bersandar di kursi mejanya, memerhatikan pegawainya yang sedang sibuk merapikan barang-barang ke gudang. "Dan Jiwa gak punya uang, Jiwa gak bisa buat Bhagiraja mengaku, Pa. Jiwa gak sebanding sama dia."

Keduanya tidak bersuara, seakan sibuk dengan pikiran mereka masing-masing. Sampai helaan napas Sadajiwa terdengar berat. "Keluarganya pasti melakukan banyak cara supaya dia gak dipenjara, dan Jiwa tau Jiwa kalah dalam hal ini."

"Sekarang kamu sudah merasakan Jiwa, arti tanggung jawab yang sesungguhnya buat Bitha." Suara papanya membuat fokus Sadajiwa kembali. "Bukan cuma kamu yang mengajukan diri untuk menemani Bitha. Bukan cuma kamu yang akan menjaga dia selama hamil. Bukan juga kamu yang bisa memberi kebutuhan hidup Bitha dengan layak."

Sadajiwa terdiam mendengar papanya berbicara seperti itu. Ia mendekatkan ponselnya ke telinga agar suara papanya dapat terdengar jelas di tengah ramai tokonya.

"Kamu hanya memberi kebahagiaan sementara yang menurutmu sudah lebih dari cukup. Tapi Papa tau, bagi Bitha itu belum apa-apa saat dia kehilangan semuanya. Kebahagiaan yang akan kamu janjikan untuk dia, hanya bisa memberi sedikit harapan yang belum bisa mengembalikan senyumnya."

Sadajiwa tersenyum kecut mendengar itu. "Jiwa memang gak bisa membuat Bitha bahagia seperti yang dia mau, Pa. Jiwa memang hanya temannya, seperti apa yang Papa katakan."

"Karena bahagia Bitha, yang dia mau adalah bersama Bhagiraja?" tebak Rudhy dengan benar.

"Ya, dia hanya ingin Bhagiraja. Seluruh hidupnya hanya untuk Bhagiraja." Sadajiwa merasa suara tercekat ketika ia kembali tahu di mana posisinya berada. "Tapi Jiwa udah gak peduli, Pa. Gak peduli buat siapa perasaan Bitha. Karena hidupnya sudah berakhir, dia gak bisa kembali ke Bhagiraja."

"Dan dia gak bisa membuka hatinya untuk kamu? Kamu bahkan lebih menyedihkan Jiwa. Gak ada kesempatan buat Bitha balas mencintai kamu."

"Kesempatan yang gak pernah Jiwa dapat dari Bitha."

Rudhy kembali berbicara, "Besok pakai pakaian yang rapi. Kita ke kantor polisi, kamu akan kembali bertemu orang tua, Bitha. Dan kalian juga bisa membicarakannya, mereka pasti akan membantu rencana kamu. Masalah uang? Mereka akan bantu kamu, jelas demi Bitha."

"Tapi Jiwa malu buat ketemu mereka, Jiwa gak bisa, Pa."

"Dengar, Papa!" tegas Rudhy meminta Sadajiwa mendengarkan setiap kata-katanya. "Mereka tidak akan membenci kamu. Bukan kamu yang salah, Jiwa. Bukan kamu yang membuat Bitha meninggal. Orang tua Bitha sendiri yang bilang, mereka lebih tidak percaya ke Bhagiraja."

Sadajiwa menatap lagi ke arah tempat rak-rak di tokonya, matanya terhenti pada Pal yang kini sedang melihat ke arahnya. Sadajiwa menautkan alisnya, tapi ia langsung teralihkan ketika papanya kembali berbicara.

"Kamu dengar, Jiwa?"

"Dengar, Pa."

"Kamu yang sekarang dipercaya mereka, Jiwa. Karena mereka tau, kamu yang selalu tulus membantu Bitha."

* * *

Semoga kalian terus suka yaa❤❤❤

Bantu ramaikan cerita SADAJIWA dengan vote, komentar, dan share ke teman-teman kalian sebanyak mungkin❤

Terima kasih❤❤❤

Follow Instagram :
@erlitascorpio

Follow Instagram :@erlitascorpio

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SADAJIWATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang