83. YA?

1K 158 158
                                    

83. YA?

* * *

Sadajiwa sudah sampai di ruangan di mana Noura memberi tahunya. Cowok itu dengan cepat membuka pintu, benar saja di sana Noura sedang terduduk di atas ranjang dengan pipi kiri cewek itu yang ditutupi kapas.

Noura tersenyum kecil ke arah Sadajiwa. Sejujurnya ia terlalu bahagia hingga ingin tersenyum sangat lebar, tapi pipinya sedang sakit. Setidaknya ia tahu Sadajiwa tidak lagi marah kepadanya. 

Tetapi berbeda dengan Sadajiwa, mata cowok itu langsung menangkap keberadaan seorang laki-laki di sebelah Noura. Dia berdiri tepat di dekat Noura, membuat Sadajiwa menautkan alisnya, ia seperti pernah melihat siapa orang itu tapi lupa di mana.

"Masuk, Jiwa!" Noura memanggil cowok itu, pandangannya juga mengikuti arah mata Sadajiwa. "Oh iya, dia Vadjar."

Sadajiwa melangkah mendekati ranjang, ia juga berdiri di dekat sisi lain. Sampai matanya kini tidak melepas karena keberadaan cowok yang bernama Vadjar itu. Ia sudah mengenal jelas keburukan cowok itu hingga membuat Noura menangis.

"Kenapa dia di sini, Nou?" tanya Sadajiwa tidak suka.

"Tadi pas gue dari toko lo, gak sengaja Vadjar lihat gue lagi lari." Noura menjawabnya dengan santai. "Dia abis dari kelab, yang kita pernah ke sana."

"Oh." Sadajiwa menjawabnya tanpa minat mengetahui lebih. "Gue mau ngobrol sama lo, Noura. Cuma berdua."

Mendengar ucapan Sadajiwa, membuat Vadjar tersenyum kecil, sebenarnya menahan tawa. "Oke, cuma berdua. Gue bisa ke luar. Santai, Bro!"

Vadjar pamit untuk langsung pulang saja karena sudah ada Sadajiwa di sana yang bisa mengantar Noura pulang ke rumah. Sementara Noura melihat raut wajah Sadajiwa yang malah tampak tidak tenang dengan keberadaan Vadjar.

"Lo kenapa mau berurusan sama dia lagi? Bukannya lo benci sama dia?" Sadajiwa bertanya membuat dirinya sangat penasaran.

"Dia bantu gue, Jiwa. Lagian lo kayak orang lagi cemburu aja." Noura masih memberikan senyuman kecilnya. "Lo udah tau kalau Pal—"

"Ya, Noura," potong Sadajiwa. "Dia udah dibawa polisi buat diminta keterangan. Dan gue sama sekali gak paham sama tujuannya, dia mengkhianati gue, Noura."

Sadajiwa bergerak menyentuh pipi Noura, ada sedikit warna merah di sekitar kapas. "Dia juga melukai lo."

"Iya," lirih Noura menjawab itu, pipinya memang memerah. Apalagi pipi kirinya yang tergores dan mengeluarkan darah. "Gue takut. Gue takut dia mau bunuh gue, Jiwa."

Sadajiwa mengusap lembut rambut Noura, mencoba menenangkan ketakutan cewek itu. "Gue juga minta maaf. Gue sangat emosi waktu di sekolah. Gue gak suka lo dekat Bhagiraja, gue gak mau kejadian dulu terulang lagi. Gue gak mau cewek yang gue cinta malah suka sama cowok lain. Gue gak mau lo suka sama Bhagiraja, Noura."

"Cinta?" tanya Noura memastikan kalau pendengarannya tidak salah. "Cewek yang lo cinta? Siapa?"

"Noura Elrin." Sadajiwa menjawab dengan tidak cepat. "Itu namanya."

Noura tidak bisa menahan senyumannya, ia ingin tersenyum lebar tapi semakin sakit jika dipaksa. "Itu nama gue. Masa gue sih?"

"Kalau bukan lo siapa lagi, Noura?" Sadajiwa berbalik tanya. "Cuma lo yang mau ada di dekat gue. Cuma lo yang pertama kali datang ke toko gue dengan cara pecahin kaca. Siapa yang minta waktu sepuluh menit itu? Siapa yang lempar uang di toko sampai pegawai gue punya kerja tambahan? Siapa juga cewek yang selalu datang ke toko aksesoris motor tanpa beli apa-apa? Siapa Noura?"

"Cuma gue, iya kan?" Noura menaikkan kedua alisnya, ia masih tersenyum karena Sadajiwa baru saja menyebutkan apa yang dilakukannya ketika bersama cowok itu.

"Ya memang cuma lo," jawab Sadajiwa. "Jadi pacar gue, Noura. Ya?"

* * *

Semoga kalian terus suka yaa❤❤❤

Bantu ramaikan cerita SADAJIWA dengan vote, komentar, dan share ke teman-teman kalian sebanyak mungkin❤

Terima kasih❤❤❤

Follow Instagram :
@erlitascorpio

Follow Instagram :@erlitascorpio

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
SADAJIWAWhere stories live. Discover now