16. SUSU COKELAT

2.5K 253 21
                                    

16. SUSU COKELAT

* * *

Noura membungkus rambutnya dengan handuk kecil. Ia baru saja mandi dan meminta Bi Sri membuat susu cokelat untuknya. Kini ia berjalan menuju meja belajarnya, sembari melihat kembali ponselnya.

Tangannya membuka media sosial cukup lama sampai akhirnya ia ingin mendengar suara mamanya. Sekarang jam sudah menunjukkan pukul dua belas malam, entah kenapa ia jadi tidak bisa tidur. Ia sangat rindu mamanya, jika dilihat dari perbedaan waktu, sekarang Oslo sedang jam tujuh malam.

Noura segera memanggil nomor mamanya, berharap mamanya tidak sibuk dijam seperti ini. Dering pertama panggilan itu tidak dijawab hingga dering ketiga pun sama sekali tidak ada panggilannya yang diangkat. Noura menghela napasnya lalu ia mengulang dengan cara yang sama.

"Halo, Ma?"

"Ada apa, Noura?" Suara di sana terdengar bising namun ia masih mendengar suara mamanya. "Ini sudah jam dua belas di Indonesia bukan? Kamu sedang apa jam segini telepon? Aku sangat sibuk, Noura. Dan juga ini waktunya kamu untuk tidur."

"Noura mau dengar suara Mama."

"Weekend, bisa, kan? Kamu besok sekolah dan aku juga masih bekerja. Kamu harusnya paham waktu, Noura. Aku sudah bayar sekolah kamu dengan harga mahal dan aku harus bekerja keras di sini. Jangan sampai kamu begadang seperti ini, sakit, dan sekolah kamu terganggu. Noura, kamu dengar?"

Noura yang mendengarkan itu, sejujurnya ia tidak tahu harus menjawab apa. Sebagai seorang anak ia tidak mungkin berteriak bahwa ia tidak suka dengan keadaan keluarga mereka yang seperti ini. Ia ingin waktu kembali seperti dulu. Tidak menjadi orang asing dalam keluarga.

"Maaf, Ma. Noura tidur, sebentar lagi." Noura menahan agar suaranya tidak terdengar gemetar di telepon. Sialnya ia mudah emosional jika memikirkan hal ini, ia tidak boleh terlihat seperti itu. "Sehat terus ya, Ma. Noura kangen Mama. Noura harap Mama pulang lebih cepat dari yang Mama janjikan."

"Noura, matikan teleponnya!"

"Iya," balas Noura sekali lagi. "Waktu tiga bulan bukan waktu sebentar, Ma. Aku tunggu Mama pulang. I miss you."

Panggilan itu akhirnya berakhir, ia menatap layar ponselnya yang lagi dan lagi berakhir seperti itu. Noura tidak tahu apa yang harus dilakukan agar mamanya kembali ke sini dan memutuskan untuk bekerja di Indonesia saja. Sambil menjaganya dan mereka tidak lagi menjadi orang asing.

Bunyi ketuk pintu terdengar. "Non Nou, ini Bi Sri, mau ambil gelasnya. Udah habis kan?"

"Masuk aja, Bi!" Noura berjalan ke kasurnya sambil menghabiskan susu cokelatnya dan menaruhnya di meja kecil samping kasur.

Bi Sri pun masuk dan melihat raut wajah sedih Noura. Beliau pun mendekati anak majikannya itu, sudah sejak kecil beliau merawat Noura hingga paham apa yang sedang terjadi pada keluarga ini.

"Non, mau tidur, kan?" tanya Bi Sri pelan.

"Iya, Bi." Noura pun naik ke kasur dan membungkus tubuhnya dengan selimut. Ia menyembunyikan wajahnya, rasanya ia ingin menangis lagi. "Terima kasih, Bi, udah buatin susu cokelat."

"Iya, Non. Sama-sama." Bi Sri menjawab itu dengan senyum. Ia pun memijat kaki Noura dan hal itu membuat Noura terkejut.

"Bi, gak usah pijitin Noura!" ucapnya masih terkejut. "Bibi memang kerja di sini untuk jaga Noura tapi bukan buat pijit aku juga. Bi Sri pasti capek."

"Bibi capek? Ah, Non Nou ini ya meragukan tenaga Bibi aja. Bibi ini ahli semuanya, gak capek sama sekali, apalagi cuma pijitin kaki Non Nou aja," jawab Bi Sri tertawa. "Sudah Bibi pijitin supaya Non tidurnya nyenyak."

"Terima kasih, Bi." Noura memutuskan untuk memejamkan matanya sembari kakinya dipijat oleh Bi Sri. "Bi, Mama kangen Noura gak ya?"

"Kangen, Non," jawab Bi Sri tegas. "Bibi yakin, kalau Ibu juga kangen sama Non."

"Bibi bohong. Mama gak kangen sama aku."

Noura merasakan kantuknya yang sudah menyerang. Ia pun tidak lagi merasakan pijatan Bi Sri karena Noura sudah terlalu mengantuk. Mungkin sebentar lagi ia sudah masuk ke alam mimpi. Tapi kata-kata terakhir dalam hatinya seolah terucapkan di bibir.

"Bahkan Mama tadi gak mau bicara sama aku. Mama suruh Noura matiin teleponnya."

"Mama gak kangen Noura, Bi."

* * *

Haiii, waktu itu aku lihat komentar untuk adain cast cerita SADAJIWA

aku juga masih nyari sih, belum nemu yang bener2 cocok untuk gambarin tokoh SADAJIWA dan NOURA. apalagi pemain lainnya

Tapi Insya Allah, aku coba ya, walaupun gak semua cast ada. Dan semoga gak mengecewakan kalian❤

Semoga kalian terus suka yaa❤❤❤

Bantu ramaikan cerita SADAJIWA dengan vote, komentar, dan share ke teman-teman kalian sebanyak mungkin❤

Terima kasih❤❤❤

Follow Instagram :
@erlitascorpio

Follow Instagram :@erlitascorpio

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
SADAJIWAWhere stories live. Discover now