60. Missing the Jerk

Bắt đầu từ đầu
                                    

            Sekali-kali mereka bercerita tentang kesukaan satu sama lain. Hal itu membuat Roxanne tersadar jika ia belum mengetahui beberapa hal tentang pria itu. Tapi, ia tidak akan menjadikan hal itu masalah, toh mereka sudah menjadi kekasih dan masih ada waktu sebelum mereka menikah nanti.

            "Aku sedang menyekapmu." Kata Felix. Roxanne mendongak, menatap wajah Felix sekilas kemudian tertawa.

            "Kali ini aku yang memasukkan diriku sendiri ke kandang singa." Kekeh Roxanne, membuat Felix ikut tertawa.

            Jujur saja, Roxanne benar-benar lengket dengan posisi ini. Ia sungguh tidak ingin melepaskan diri. Ia sudah seperti wanita tidak tahu malu lagi. Tapi, biar saja. Ini semua salah felix yang tidak menghubunginya selama 3 hari.

            Demi Tuhan, dia sudah bepikir yang tidak-tidak! Dia bahkan sempat berpikiran jika Felix meninggalkannya! Untung saja hal negatif itu langsung menghilang saat Victorina sempat pergi ke kantor Felix –entah untuk apa. Saat itu, Victorina melihat Felix dan james sedang berbicara dengan orang-orang asing yang langsung ditebak Roxanne sebagai kolega kerja Roxanne. dari situlah, ia mampu menghilangkan negative thingkingnya.

            Memang dia bisa saja pergi ke kantor menemui Felix langsung. Tapi, saat itu pun dia mempunyai kesibukan lain mengurus kafenya yang sudah cukup lumayan lama ia tinggal. Dan lagi, Jeanette memintanya untuk mengajari memasak. Jadi apa boleh buat, baru hari ini ia bisa bertemu dengan felix yang mana juga bertepatan dengan felix yang menghubunginya tadi.

            "Roxy?" panggil Felix dengan panggilannya yang khas.

            "Hm,"

            "Aku ingin melam ini kau tidur bersamaku lagi di rumahku."

            Felix baru saja mengatakan satu keinginan telaknya yang tidak mampu ditolak Roxanne.

*****

            Akhirnya, di sinilah mereka berada sekarang. Berbaring di ranjang kamar felix dengan posisi yang sama seperti saat mereka di sofa kantor Felix. yang berbeda adalah, kali ini Roxanne dapat memeluk Felix dengan erat. Begitu juga dengan Felix.

            Tidak ada yang berbicara. Felix masih sibuk dengan pikirannya yang melayang-layang memikirkan kejadian beberapa hari yang lalu. Sementara Roxanne, menikmati kenyamanan dan kehangatan yang diberikan Felix saat ini. Sebenarnya, Roxanne tahu ada yang sedikit berbeda dari felix yang tidak seperti biasanya. Namun, ia hanya membiarkannya karena mungkin Felix ingin membicarakannya nanti.

            "Roxanne?"

            "Hm?"

            Felix sedikit melonggarkan pelukannya dan menatap Roxanne lekat. Ia tersenyum, mengusap pipi Roxanne dengan lembut.

            "Aku tahu kau sedang menyembunyikan sesuatu dariku, felix. ada apa?" Roxanne menegakkan posisinya dan duduk menghadap Felix. felix pun ikut bangun dan menyandarkan punggungnya pada kepala ranjang.

            Felix menghela napasnya berat, menyatukan jari-jari tangannya di depan dadanya, dan mulai bercerita. "Dengarkan aku, dan kau boleh protes setelahnya." Ucapnya. Roxanne tertawa namun juga mengangguki perkatan Felix.

            "3 hari yang lalu, aku meminta teman-temanku datang ke kantorku. Singkat cerita, setelah aku menceritakan tentang hubungan kita, Justin belum percaya kau bisa menerimaku dengan semudah itu hingga memintaku untuk mengujimu." Felix menjedanya, mencoba melihat ekspresi kebingungan Roxanne, "dari apa yang kutangkap, ia memintaku menjauhimu. Well, yang lainnya pun mneyetujui ide gila Justin." Lanjutnya dibarengi dengan tawa hambarnya.

            Roxanne menatapnya dengan tatapan tak terbacanya. Felix bahkan sampai merasa posisinya saat ini terasa tidak nyaman. Namun, jauh di luar dugaannya, Roxanne memberikannya sebuah senyum manisnya. Khas Roxanne.

            "Jadi, begitu yang mereka pikirkan." Jawab Roxanne, kemudian mendekatkan dirinya pada Felix. "Lalu, bagaimana denganmu?" tanya Roxanne dengan tatapannya yang entah kenapa di mata Felix, Roxanne sedang menggodanya? Bahkan jari tangan kanannya sudah mengusap lembut dada Felix yang topless.

            Felix mengangkat kedua alisnya, kemudian tertawa. "Ayolah, sayang. Kau tahu aku tidak akan semudah itu menuurti kemauan gila Justin." Kekeh Felix.

            "Benarkah?"

            "Tentu saja. Hm, jujur saja memang aku sempat memikirkannya selama 3 hari itu, tapi aku tahu aku harus membicarakan ini padamu dan aku harus percaya jika aku bukan waniat seperti yang ada dalam pikiran Justin." Jawab Felix dengan tersenyum.

            Roxanne berhenti mengusap dada Felix, kemudian menatap felix dengan sayang. Ia membaringkan tubuhnya di samping felix dan menarik selimut sampai ke dadanya, menatapi langit-langit kamar Felix.

            "Well, sebenarnya, aku memaklumi Justin dan teman-temanmu yang berpikir seperti itu. Kau tahu, sebelum ini aku bertingkah seperti bermain-main dengan perasaanmu." Roxanne berdeham sebelum melanjutkan, "tapi, kau tahu. Sedikit demi sedikit kau menyadarkanku tentang keberadaanmu yang ternyata begitu berarti. Pasti mereka berpikir jika aku hanya menerima tanpa berusaha dan juga –"

            Perkataan Roxanne langsung terhenti ketika dengan tiba-tiba Felix menindihnya dan melumat bibirnya. Begitu dalam dan lembut. Roxanne mengalungkan kedua tangannya pada leher Felix dan membalas lumatan bibir Felix.

            "Tidak ada yang perlu dipikirkan lagi, Roxy." Ucap Felix begitu menghentikan lumatannya dan tersenyum lembut. Senyum itu pun menullar pada Roxanne.

            Felix menyerukkan kepalanya pda ceruk leher Roxanne dan mengisapnya beberapa kali –meninggalkan banyak jejak kepemilikan di sana, membuat Roxanne sedikit mengerang.

            "Oh, sebenarnya aku sangat menginginkanmu sekarang." Ucap Felix dengan tatapannya yang sayu. Roxanne terkekeh melihat Felix seperti singa yang menginginkan mangsanya.

            Roxanne mengira Felix akan melanjutkan aksinya, tapi tidak. Ia pindah ke samping Roxanne dan menarik wanita itu ke dalam pelukannya.

            "But not this night. Time for bed."  Kata Felix, mencium kening Roxanne. "Sweet dream, Honey."

            Kalimat manis itu menjadi pengantar tidur termanis untuk Roxanne hingga ia hanya menuruti Felix dan terlelap sembari memeluk Felix yang menjaganya.

To be continued
********

Follow my instagram:iamvee29aviorfwAnd don't forget to tap the ⭐️ and comment as much as you can📩

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

Follow my instagram:
iamvee29
aviorfw
And don't forget to tap the ⭐️ and comment as much as you can📩

Much love,
VieVie💥

[EBOOK PUBLISHED] Chasing You (COMPLETED)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ