「 72 : Love is in the Air 」

12.1K 1.6K 114
                                    

I miss you all~

|| My Mate ||

.

.



Selagi menunggu kabar dari rekan-rekan ataupun koleganya, Jaehyun juga tidak duduk diam saja tanpa melakukan apa-apa. Calon ayah itu berangkat dari pagi pulang hampir tengah malam nyaris setiap hari. Padahal Taeyong dan yang lainnya sudah menasehati Jaehyun agar tidak bekerja terlalu keras dan memforsir tubuhnya, tapi tetap saja yang namanya Jung Jaehyun itu keras kepala sekali. Jadi yang bisa Taeyong lakukan hanyalah memberikan support dan memberikan Jaehyun makanan bergizi supaya daya tahan tubuhnya tidak drop.

Sejauh ini tidak ada masalah pada kandungan Taeyong, ia sendiri merasa kandungannya baik-baik saja, begini saja ia sudah sangat bersyukur. Walau pikiran-pikiran buruk masih menghantuinya, Taeyong tetap berfikiran sepositif terus agar tidak membuatnya stress sendiri.




.

.





Nah seperti biasa, Ten akan berkunjung ke mansion Jung untuk menemani si bumil yang tidak ingin sendirian di kamar terus. Namun ada yang sedikit berbeda kali ini, sedari masuk ke kamar Taeyong, senyum selebar lima jari Ten tak pernah berkurang sedikitpun. Pria cantik nan mungil itu bahkan selalu bersenandung kecil, sepertinya tengah diselimuti kebahagiaan sendiri. Taeyong sedikit penasaran jadinya.

“Ten, ada yang menyenangkan?” tanyanya, ketika mereka berdua duduk menikmati pemandangan halaman luas mansion dari balkon kamar.

“Hm?! Kelihatan jelas ya?!” Ten terkejut sendiri. Tak sadar akan bunga-bunga kebahagiaan yang terlihat jelas dari auranya.

Taeyong mengangguk kecil, sembari menggigit roti cheesecake kesukaannya. “Apa terjadi sesuatu?”

Raut wajah Ten berubah memicing, berniat menggoda Taeyong untuk menebaknya. “Then, surprise me!” serunya.

“Why me? Aku justru ingin menanyakannya padamu.” Taeyong mendengus malas. Ten malah mengulur-ngulur jawabannya.

Dengan acuhnya Ten mengendikkan bahunya, “I'm not gonna answer before you guessed it!” balasnya mutlak.

Jika bukan sahabat baiknya, bisa kali Taeyong lempar Ten dari atas balkonnya. Gemas juga lama-lama.

“Johnny hyung memberikanmu hadiah?”

Ten menggeleng cepat.

“Kau habis menguras kartu kreditnya Johnny hyung ya?!” tudingnya curiga. Ten menggeleng ribut lagi.

“Lalu apa?!”

“Ini bukan materi, lebih keㄧem.....keluarga mungkin?” Ten mencoba memberi sebuah clue untuk sahabatnya.

Sebelah alis tebal Taeyong diangkat satu, “Dia mengajakmu menikah?”

Tidak langsung menjawab, tampak Ten tengah berpikir sejenak sambil menggosok dagu lancipnya. “Not yet but....more than that..” jawabnya.

Taeyong jadi berfikir keras lagi dibuatnya. Ekor matanya melirik Ten disebelahnya diam-diam, mengamati tubuh pria mungil itu lekat-lekat.

“Don't tell me...youㄧ” Hingga matanya tak sengaja menangkap pergerakan tangan Ten mengusap pelan perut ratanya dari balik baju yang dikenakannya.

Ten tersenyum sangat lebar hingga kedua matanya menyipit, “Yeah....that's right!” jawabnya riang.

Kedua bola mata Taeyong mendelik horor. Tanpa sadar ia langsung bangkit dari duduknya lalu memegang pundak sang sahabat erat, “ARE YOU FREAKING SERIOUS, TEN?!” serunya heboh.

My Mate [ Jaeyong ] ✔️Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum