『 Side Story : 1.4 』

7.7K 830 29
                                    

Ada kah yg masih belum bisa move on dr story ini?

|| My Mate ||

.

.





“Dad daaa~” Mark berusaha menggapai daddynya yang sedang duduk di atas sofa, tengah fokus menonton tayangan televisi yang menyala tak jauh dari tempat mereka duduk. Entah apa yang daddynya itu lihat, Mark lebih tertarik untuk bermanja-manja ria pada sang daddy yang sepertinya hari ini libur kerja.

Tanpa mengalihkan atensinya pada siaran yang menayangkan berita tentang penangkapan sejumlah ilmuwan dan peneliti ilegal yang sudah dua bulan ini berusaha ia dan Chanyeol kuak, kedua tangan kekar Jaehyun mengangkat tubuh mungil Mark yang duduk di atas karpet bulu di bawah kakinya.

“Sudah tertangkap semua?” Taeyong datang dari arah walk-in-closet. Rupanya ibu muda itu baru berganti pakaian sehabis mandi. Sambil menggendong Jeno dipelukannya, Taeyong mendekati sang suami lalu duduk tepat di sisi sebelah kiri Jaehyun yang kosong, dengan Mark yang kini berada di atas pangkuan pria itu.

“Dad daa~ la?” Mark mengangkat sebuah bola berwarna merah ditangannya sambil menatap daddynya dengan binaran kristal penuh harap. Jaehyun menunduk, menatap bola mata puteranya seakan tengah merayu pria dewasa itu untuk bermain bersama, sungguh sangat menggemaskan.

Benar-benar mirip mata Taeyong ketika berbinar.

“Mau bermain bola sama daddy, heum? Main apa? Lempar tangkap?” Jaehyun menanyai puteranya dengan sangat lembut.

Hidung mancung Jaehyun digesekkan tepat diujung hidung mungil sang putera. Ia gemas sekali. Anak-anaknya masih sangat mungil, persis seukuran boneka yang pernah ia lihat di toko mainan. Karena itu jugalah, Jaehyun jadi suka menyebut anak-anaknya sebagai boneka hidup.

Si batita tampan dalam pangkuan Jaehyun itu terkikik geli akibat ulah sang daddy. Berbeda dengan masa kanak-kanak Jaehyun dulu, Mark cenderung menyukai skinship berlebih. Namun sayangnya, hanya berlaku untuk orang tua dan kakek-neneknya saja.

“Kyaaa hahahaha~Dadd daaa~ Dad daaa~” Suara cekikikan Mark membuat Jeno yang sedari tadi anteng melihat televisi yang menyala menoleh dan memandang dua orang itu dengan tatapan polosnya.

Bayi itu sangat tenang, jarang pula menangis dan rewel. Taeyong bersyukur sekali kedua puteranya seakan memahami dirinya. Sebagai ibu muda, tentu Taeyong memiliki banyak kekhawatiran tentang caranya membesarkan kedua buah hatinya dengan benar. Semisal saat kedua anaknya rewel dan sulit ditenangkan seperti beberapa bayi yang Taeyong lihat sewaktu membawa Jeno imunisasi.

Beruntung sekali Taeyong dianugrahi anak-anak yang pintar dan tenang seperti Mark dan Jeno.

“Apa menurutmu, kasus seperti ini tidak akan terjadi lagi, Jaehyunie?” Taeyong kembali bertanya. Jaehyun menghentikan guyonannya bersama Mark sejenak, lalu menatap istrinya yang tengah melihat berita.

Kemudian ayah muda itu menghela nafas panjang lalu menyandarkan punggungnya ke sofa. “Kita tidak boleh lengah. Sebab di luar sana, pasti masih ada orang yang juga memiliki pemikiran bodoh dengan berusaha menciptakan mutan, seperti yang coba dilakukan oleh para ilmuwan gila itu.” Ia memberitahu.

Kedua tangan Jaehyun menahan punggung Mark agar bayi itu tidak jatuh dari atas pangkuannya.

“Coba kau pikirkan, dari mana mereka mendapatkan dana begitu banyak kalau tidak memiliki penyuntik dana dari banyak pihak? Yang terjaring cuma beberapa, sisanya masih ditelusuri. Aku yakin, banyak dari oknum-oknum kelas atas yang ikut terlibat kasus ini, mereka dapat menggunakan berbagai cara untuk menyamarkan identitas mereka.”

My Mate [ Jaeyong ] ✔️Where stories live. Discover now