「 20 : See You Right Now 」

18.3K 2.8K 181
                                    

Pencet bintang kecilnya dulu ya mate 😘

|| My Mate ||

.
.


Setelah dibujuk dengan segala rayuan, Lucas dan Taeil baru berhasil mengajak masuk Taeyong ke dalam mansion sekitar pukul 9 malam. Butuh waktu berjam-jam bagi mereka berdua untuk merayu sang calon Luna mereka itu agar mau beristirahat di kamar yang sudah Taeil siapkan.

Kalau bukan karena Yongie berkata suasana hatinya mulai membaik, Taeyong pasti belum mau masuk ke dalam mansion Jung yang megah dan luas itu. Bahkan saat makan malam pun, Taeyong lebih banyak diam. Hanya Lucas yang mengoceh bersama Taeil karena Taeyong masih tidak mood berbicara. Fokusnya masih tertuju pada sang kekasih yang tak kunjung pulang ataupun memberi kabar.

.
.


Kedua mata Doe Taeyong memandangi langit-langit kamar Jaehyun sambil menerawang kosong, sebenarnya Taeil sudah menyiapkan kamar tamu untuk dirinya beristirahat, tetapi Taeyong menolak dan lebih memilih beristirahat di kamar pribadi Jaehyun. Didalam hati Taeyong, ia tak berhenti mengagumi betapa besar dan mewahnya hunian milik sang kekasih. Namun meskipun luas dan megah, tetapi masih terasa sepi dan membosankan karena hanya ada segelintir orang saja di dalam mansion saat ini.

Menurut penuturan Taeil, memang tidak sembarangan orang boleh berada di dalam mansion selain orang-orang khusus/ yang berkepentingan serta anggota keluarga saja. Selain itu,  harus segera pergi begitu tidak ada urusan lagi di mansion.

Taeyong mendesah panjang, kemudian ia bangkit dari posisi rebahannya, entah mengapa pikirannya saat ini hanya tertuju pada sosok itu, sosok yang sangat ia rindukan sekarang. Namun bedanya, bukan lagi perasaan takut dan kesakitan yang Taeyong rasakan, melainkan rasa rindu dan keinginan untuk mendekap tubuh pria tampan itu kedalam pelukannya.

Kaki-kaki jenjang Taeyong berjalan menuju balkon kamar. Memandang langit gelap bertabur bintang di atas sana. Hawa dingin menusuk kulit tidak membuat Taeyong kembali masuk ke dalam sekedar mengambil selimut atau sweater untuk menghangatkan tubuhnya.

Justru menikmati suasana alam yang khas seperti inilah yang Taeyong butuhkan.

Kemudian netranya melihat ke sekitar balkon. Di sini cukup luas, namun sayangnya, tidak ada tempat duduk atau sesuatu yang bisa ia pakai untuk bersantai.


Wushh wuushh wuusshh wussshhh


Baru saja Taeyong hendak masuk ke dalam kamar, hembusan angin sangat kencang dari balik tubuhnya mengurungkan niat Taeyong. Perlahan, Taeyong membalikkan tubuh, menghadap ke belakang untuk melihat dari mana asal angin kencang itu datang.

Wush wushh wushhh wushhh

Taeyong sampai harus melindungi matanya ketika hembusan angin itu semakin terasa kencang dan kuat, bahkan memporakporandakan benda-benda yang ada di balkon; seperti pot-pot berukuran kecil sampai yang sedang jatuh berserakan.

Kedua mata bulat Taeyong memicing, lalu pendengaran tajamnya mendengar suara bising seperti sebuah pesawat atau helikopter turun dari arah atas.

“HYUNGGG!!!”

Taeyong bergegas menengok ke lantai bawah begitu ia mendengar teriakan Lucas dari bawah balkon.

Benar saja, perlahan namun pasti dua buah helikopter turun dari atas dan mendarat tepat di tengah-tengah halaman mansion Jung yang memang tersedia landasan helikopter di sana.

My Mate [ Jaeyong ] ✔️Where stories live. Discover now