「 4 : Affection 」

24.8K 3.1K 55
                                    


Jangan lupa pencet bintang kecil dipojok kiri bawah ya yeorobun(っ'-')╮=͟͟͞͞💌

|| My Mate ||

.
.






“Mingyu~” panggil Taeyong menyapa Mingyu yang sudah standby di lobi apartementnya.

Ini masih pagi, tetapi lelaki berperawakan tinggi itu mengiriminya pesan yang mengatakan bahwa dirinya telah tiba di lobi apartement Taeyong.

Taeyong mengernyitkan hidung saat ia mencium bau para tetua masih melekat pada tubuh Mingyu. Bahkan dari setelan jas yang Mingyu kenakan sudah menjawab dari mana lelaki itu pergi semalam.

“Menemui para tetua lagi?” tebak si cantik.

Mingyu tersenyum manis lalu menganggukkan kepala. Taeyong selalu sensitif pada bau-bauan, ia tidak terkejut lagi kalau Taeyong sampai mengetahuinya. Tangan besarnya terangkat, hendak mengusap rambut Taeyong yang masih sedikit berantakan, jelas sekali si cantik itu baru bangun dari tidur pulasnya.

“Iya, mereka mengadakan pertemuan untuk membahas sesuatu semalam, dan baru selesai sekitar jam 3 pagi tadi,” terang Mingyu yang membuat Taeyong melebarkan kedua mata besarnya, kaget.

“Membicarakan apa saja? Lama sekali?!” Tak sadar Taeyong sampai meninggikan nada suaranya.

Mingyu tertawa renyah melihat reaksi Taeyong yang justru membuatnya semakin terlihat menggemaskan. “Hahaha tidak, tidak. Sebenarnya sudah selesai pertemuannya sampai pukul 10 lebih. Tapi paman Shindong malah mengajak kami ke bar dulu,” akunya jujur.

Raut muka Taeyong seketika menjadi datar, mendadak menyesal sudah mempercayai omongan si coklat manis itu. “Ish, dasar tukang bohong,” cibirnya sebal.

Mingyu tertawa lagi. Baginya, melihat ekspresi wajah Taeyong itu sangat menyenangkan, karena biasanya Taeyong lebih sering memasang poker face andalannya.

“Lalu kenapa kau ada disini!? Kau menganggu istirahatku, Kim-Ming!" sungut Taeyong kesal. Lihat saja kedua mata bulatnya memicing galak menatap kearahnya.

Mingyu tertawa semakin kencang melihat wajah Taeyong saat ini. Itu menggemaskan sekali asal kalian tau.

Ia pun lalu mengusap kembali puncak kepala Taeyong. “Maaf-maaf, aku hanya bercanda. Ini, aku bawakan sarapan untukmu.” Tak lupa memberikan sebungkus plastik yang dari tadi dibawanya.

Taeyong menatap ragu bungkusan itu sebelum akhirnya menerimanya. “Kenapa repot-repot segala?” ucapnya lirih, ia jadi sungkan kan sekarang.

Mingyu tersenyum, ia tau kalau Taeyong selalu keberatan bila terlalu diperhatikan dan dimanja. Tapi tak apa, ini kan juga demi pendekatan dirinya dengan Taeyong supaya berjalan mulus.

“Sekalian aku belikan untukmu. Aku juga beli tadi, kau pasti lebih memilih melanjutkan tidurmu daripada sarapan kan,” tebak Mingyu yang sayangnya selalu tepat sasaran.

Taeyong tidak berkomentar lagi, diam-diam ia merasa sungkan dan ingin menolak kebaikan Mingyu. Namun apa daya, Mingyu sudah terlanjur membawakannya makanan dan sudah ia terima pula. Akan sangat tidak sopan bila ia mengembalikan pemberian itu lagi kepada orangnya. Nanti dikira Taeyong tidak menghargai kebaikan dan parahnya, tidak tau diri lagi.

Mendesah kecil, Taeyong akhirnya menerima saja pemberian Mingyu daripada mubazir. “Terima kasih. Tapi lain kali jangan belikan aku apa-apa lagi ya. Aku tidak ingin merepotkanmu,” pesannya sambil memberikan senyum tipisnya.

My Mate [ Jaeyong ] ✔️Where stories live. Discover now