「 70 : A Cruel Reality 」

12.2K 1.7K 138
                                    

Siapa yang rindu story ini ehe

|| My Mate ||

.

.









Perlahan namun pasti, kelopak mata itu terbuka, menampakkan kedua netra indah yang sudah terpejam hampir 12 jam lamanya. “Ngh.....ini...di kamar?” Adalah langit-langit kamar miliknya yang sangat ia hafal yang pertama kalinya ia lihat. Menoleh ke sisi kirinya, Taeyong tak mendapati adanya makhluk lain selain dirinya diatas ranjang hangatnya.

“Berapa lama aku tak sadarkan diri?” Taeyong mencoba mendudukkan dirinya. Pikirannya terasa segar seperti tidak ada lagi pikiran ataupun beban yang memenuhi otaknya. Hatinya juga terasa sedikit lega entah karena apa.

Yang pasti, Taeyong merasa lebih tenang dan damai saat ini.

Ceklek

“Sayang? Sudah bangun rupanya. Kebetulan, aku membawakanmu makanan.” Pintu terbuka, menampakkan Jaehyun dengan membawa sebuah nampan dikedua tangannya. Senyum manis tercetak pada wajah tampannya.

Entah mengapa, hati Taeyong terasa campuraduk melihat kehadiran sang pasangan hidup. Kedua matanya mendadak berkaca-kaca, tanpa alasan yang jelas ia menjadi sedikit melankolis saat ini.

Jaehyun yang mendapati Taeyong hendak menangis, segera meletakkan nampannya diatas meja sebelum berlari panik menghampiri sang kekasih. “Sayang! Kamu kenapa? hei...” tanyanya bingung. Segera ia menarik pundak sang kekasih ke dalam dekapannya.

Tanpa dapat dicegah, Taeyong menangis semakin deras tanpa suara. Kedua tangannya mencengkram erat pakaian yang Jaehyun kenakan. Perasaannya tak menentu, emosinya juga tak terkendali saat ini. Entah ada apa dengannya, ia sendiri tidak mengerti. Mestinya ia senang, ia dan Jaehyun selamat tanpa ada luka yang fatal.

“Hei...sayang? Kenapa?” Tangan kanan Jaehyun tak berhenti mengusap lembut puncak kepala serta punggung sang pujaan hati. Berharap tindakannya dapat meredakan tangis Taeyong walau hanya sedikit.

Hiks....aku....aku tidak tau....tapi rasanya...hiks....campuraduk..” isak Taeyong didepan dada Jaehyun.

Mereka tetap berada pada posisi yang sama selama beberapa menit hingga tangisan Taeyong sedikit mereda. Jaehyun memakluminya, entah itu karena hormon kehamilan atau yang lain, ia tak mempermasalahkannya.

Cup cup....berhenti menangis ya? Tidak baik buat kesehatan dedeknya kalau kamu bersedih terus,” rayu Jaehyun lalu merenggangkan pelukan mereka. Ditatapnya wajah Taeyong yang mulai memerah.

“Apapun yang kamu rasakan saat ini, tidak perlu terlalu dipikirkan. Yang penting kita semua selamat dan dapat berkumpul bersama kembali. Oke?”

Kepala Taeyong diangguk-anggukan lucu. Jaehyun tersenyum lebar; gemas melihatnya. “Ayo, mandi dulu terus makan. Setelah ini, ada yang harus kita bicarakan lebih dulu, dan ini menyangkut tentangmu Taeyongie,” kata Jaehyun yang berhasil menghentikan tangisan Taeyong.

Kedua mata lucu itu menatap lurus Jaehyun, meminta penjelasan yang lebih detail atas ucapannya barusan. Namun Jaehyun hanya membalasnya dengan senyum tipis serta usapan lembut pada puncak kepala Taeyong. “Kita bicarakan di ruang keluarga bersama yang lainnya juga nanti. Ayo, kita tidak boleh membuat mereka menunggu terlalu lama!”






♣️ ~ ♣️








Di meja makan, sudah ada Kris, Tao serta Irene menanti kedatangan Jaehyun dan juga Taeyong. Kini Taeyong sudah terlihat jauh lebih segar daripada kemarin, tak ada luka sama sekali ditubuhnya, bahkan menurut Tao dan juga Irene, Taeyong terlihat semakin cantik dan glowing. Apa hanya perasaan mereka saja ya? Atau memang air dari Danau Sang Dewi itu mengandung kasiat tertentu?

My Mate [ Jaeyong ] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang