『 59 : The Evidence of Past Atrocities 』

13.7K 1.8K 174
                                    

Votementnya ya sayank~

|| My Mate ||

.

.






Jaehyun terperangah menatap bangunan besar nan indah didepan kedua matanya saat ini.

Baru kali ini ia benar-benar masuk ke dalam sebuah rumah semi kastil milik keluarga Taeyong begini. Dari kejauhan tidak kelihatan seberapa besar sih, mungkin masih lebih kecil dari mansionnya di Korea. Namun yang membuatnya kagum adalah designnya persis seperti istana hanya saja berukuran lebih kecil.

Apa jangan-jangan Taeyong turunan bangsawan?

Ia akan menanyakan itu nanti pada si cantik. Pasalnya, Taeyong sama sekali tidak bisa ia dekati. Pria cantik itu dirangkul ketat oleh kedua Omega cantik yang tak lain adalah Zitao dan juga Irene.

Mereka berdua seolah tak mengijinkan kekasihnya itu untuk pergi barang sebentar saja.

“Harap maklumi saja. Mereka berdua sangat merindukan Taeyong. Sudah beberapa tahun ini mereka mencoba mencari keberadaan adik kecil mereka itu,” ungkap Yixing, yang berjalan di sebelah kanan Jaehyun.

Sedangkan Sehun hanya mengekori ketiga Omega yang berjalan duluan di depan mereka berdua. Sepertinya mereka benar-benar sangat merindukan Taeyong hingga tak rela berjauhan dengan si cantik itu.

Jaehyun ikut tersenyum melihat Taeyong selalu tersenyum disisi kakak-kakaknya.

Mereka terus berjalan, melewati lorong-lorong kastil yang indah dan bergaya Eropa lalu turun menuju ke bawah tanah. Deretan obor-obor menempel di dinding menjadi penerang jalan mereka.

“Kenapa kita kesini, noona?” Akhirnya Taeyong bertanya. Merasa heran mengapa mereka justru menuju ke ruang bawah tanah rumah mereka. Yang ia tau, ruang bawah tanah sangat tertutup dan tak sembarang orang boleh masuk kesana. Termasuk Taeyong yang merupakan anggota keluarga sendiri. Dulu, ia hanya dapat melihat kedua orangtua serta kakak tertuanya saja yang diperbolehkan masuk ke dalam sana.

Irene dan Tao saling melirik melalui ekor mata mereka. Seolah enggan menjawab pertanyaan penuh penasaran sang adik. Sampai akhirnya mereka tiba di depan sebuah pintu kayu kokoh nan besar berwarna coklat tua. Barulah Sehun berjalan maju ke depan mendahului Tao, Taeyong dan Irene. Berhubung pintu kayu tersebut lumayan berat untuk seorang Omega, harus ada bantuan seorang Alpha untuk membukanya. Memang dulu keluarga Lee sengaja membuatnya seperti itu.

Grakk

Kriieettt


Gesekan berat pintu terdengar ketika perlahan pintu tersebut terbuka. Sehun mendorong satu daun pintu tersebut agar mereka semua masuk dapat masuk. “Ayo,” ajaknya setelah pintu terbuka cukup lebar. Sengaja ia memegangi gagang pintu yang terbuat dari lapisan tembaga itu, menunggu semuanya masuk ke dalam. Satu per satu dari mereka masuk, begitu Yixing terakhir masuk, Sehun kembali menutup pintu tersebut rapat-rapat.

Keadaan di dalam ruang bawah tanah temaram, hanya ada pencahayaan dari obor sajalah yang menerangi ruangan berukuran sedang tersebut. Irene dan Tao menggiring Taeyong menuju satu pintu biasa yang ada di ujung mata mereka.

“Taeyong, aku harap kau bisa mengendalikan dirimu nanti,” pesan Tao, sebelum ia mendorong gagang pintu tersebut.

Entah mengapa, Taeyong merasa tak enak. Begitu pintu perlahan dibuka, jantungnya berdebar semakin kencang.

My Mate [ Jaeyong ] ✔️Where stories live. Discover now